Bagian 1

232 9 0
                                    

Ini BUKAN KARYA SAYA tapi karya temen saya yaitu meliyana.
Makasih udah ngizinin saya ngeshare ini.
Karya:Meliyana
***
"aku mau kita cerai!" wanita muda yang dapat di taksir masih berusia 29 tahun tersebut menggeret koper merahnya sambil menuruni tangga. Di belakangnya ada lelaki seusianya yang berkacamata. Dia suaminya.

"Elita tunggu!" pemuda tersebut menahan tangan wanita muda itu.
Namun dengan mudahnya, wanita itu menghempaskannya.

"lepaskan! Aku sudah muak hidup bersamamu Ryan. Sudahlah, talak saja aku" ucapnya. Pemuda yang di sebut Ryan itu menggeleng.

"tidak akan! Elita, apa kamu tak ingat dengan Bisma? Dia masih terlalu kecil."

Elita tersenyum sinis.
"masih ada kamu bukan? Uruslah! Aku pergi, dan jangan pernah mencariku. Ku harap secepatnya kamu menandatangani surat cerai itu. Jika tidak, aku sendiri yang akan pergi jauh darimu dan Bisma" ancamnya.

"ELITA! Jangan gila, kita tidak akan bercerai" bentak Ryan. Elita tersenyum sinis.

"tapi, kamu harus melakukannya. Aku tidak mau jatuh miskin. Jika Bisma sudah bangun, katakan aku menyayanginya" lalu setelah berkata begitu Elita kembali menarik koper merahnya menuju pintu utama.
Tak di hiraukannya panggilan Ryan agar ia kembali. Tekadnya sudah bulat ternyata.

"ayah..." Ryan menoleh ke belakang. Di dapatinya Bisma berdiri pada anak tangga dengan piyama power ranger miliknya. Ia menatap sang ayah dengan pandangan bingung.
Ryan melepas kacamatanya lalu mengusap wajah mulusnya. Ia tersenyum tipis kemudian menghampiri Bisma.

"anak ayah udah bangun? Gimana tidurnya, nyenyak?" tanya Ryan sambil mengusap kepala Bisma.

"bunda pergi kemana yah?"

**

"hh...hh...hh...arghhh...hhh..hhh..." Bisma terbangun dari mimpi buruknya. Ia terduduk di ranjang dengan nafas tak beraturan. Bisma mengusap peluh di dahinya.

"njir! Mimpi sialan!" umpatnya kesal. Lagi-lagi ia memimpikan hal 6 tahun lalu. Saat usianya 10 tahun.

"bisa, Tuhan gak nyelipin mimpi sampah kaya gitu di setiap malam gue? Seenggaknya kasih gue mimpi yang gak bikin gue jadi tolol tiap pagi!" rutuknya dalam hati. Sekali lagi di usapnya peluh di wajahnya. Benar-benar mimpi buruk
Bisma menggaruk kepalanya. Ia melirik jam dinding di kamarnya, seketika matanya membola kaget. Bisma menggumam kesal sambil menyibak selimutnya.

"mampus gue!" Bisma meloncat dari kasurnya lalu menyambar handuk di belakang pintu dan berlari masuk kamar mandi.

***

"telat lagi?" Ryan melipat korannya saat melihat Bisma menuruni tangga dengan tergesa.

"ini yang terakhir" ucapnya lalu menyeruput susu putih yang telah di sediakan di atas meja. Ryan menggelengkan kepalanya.

"kamu selalu katakan itu tiap pagi Bis tapi.."

"yah aku buru-buru, lanjut ntar malem aja ya" Bisma memotong perkataan Ryan lalu meraih tangan kanannya dan mencium punggung tangannya. Setelah itu berlari tergesa menuju pintu utama. Ryan menggelengkan kepalanya melihat anak satu-satunya itu.

"Bisma, Bisma... Tetep engga bisa berubah dari dulu" ucapnya lalu bangkit menenteng tas kantornya. Sudah pukul 06.37 pagi dan ia harus berangkat ke kantornya sekarang.

"kadang, dia terlalu mirip denganmu Elita"

***
Bisma semakin melajukan ferrarinya saat pintu gerbang hampir tertutup. Dan beruntung ia berhasil masuk walau mendapat umpatan dari satpam sekolah.

"bocah gendeng! Ra tau aturan!" umpat sang satpam sekolah sementara Bisma hanya melambaikan tangannya dari kaca jendela mobil. Sangat tengil.
Setiba di parkiran dengan tergesa Bisma turun dari mobilnya. Menyampirkan ranselnya di pundak kiri lalu setengah berlari menyusuri koridor.

Welcome To Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang