Itu ilustrasi dari Darra hehe
Karya: Meliyana***
"loe ngga pa-pa kan? Loe di apain sama Bisma?" cecar Dicky. Gue menggeleng lalu menarik tangannya meninggalkan koridor.
"gue gak pa-pa. Tadi, di cegat doang sama dia. Loe tau darimana gue sama Bisma?" tanya gue mengganti topik.
"para dayangnya"***
"lupain kamu?" Morgan mengernyit sementara Reamy mengangguk.
"kita sudah berbeda Morgan, sampai kapanpun kita gak akan jadi satu kaya dulu kamu tau itukan?" Reamy mengusap pipi kanan Morgan.
"jadi kamu mau aku gak pernah ingat-ingat kamu lagi?" kata Morgan sinis.Reamy menggeleng lalu menyeka airmata di pipinya yang terlanjur jatuh.
"aku hanya ingin kamu bahagia. Bukan terpuruk dengan kepergian aku. Mana Morgan yang selalu kasih senyumnya?" tanya Reamy balik.
"aku hanya bisa tersenyum saat sama kamu. Walau dalam keadaan menyakitkan sekalipun, kalau sama kamu senyum bukan hal yang sulit untuk aku lakukan""tapi, nyatanya kita tidak akan pernah bersama. Morgan, lupakan tentang kita, kamu harus mencari bahagiamu. Sama aku atau bukan, kamu harus tetap senyum"
Morgan menyipitkan matanya saat silau-silau mentari mengusik kebersamaannya dengan Reamy. Ia mendongak menatap kakek matahari yang begitu bersinar.
"kenapa jadi silau banget?"
"baiklah. Ini terakhir aku menemuimu Morgan. Jaga diri kamu dan ingat, cari bahagiamu."Morgan melirik Reamy saat gadisnya perlahan melepaskan genggaman mereka dan menjauh.
"Re...Reamy...Re...Reamyyyyy..."
"mas..mas bangun mas" Morgan mengerutkan keningnya lalu membuka matanya. Ia masih berada di makam Reamy.***
"arrgh... Gila! Loe makin cari war sama gue rupanya." Bisma mengusap-usap kakinya. Terlihat jelas senyumnya sinis.
"sekali loe main-main sama gue, gak akan pernah bisa loe berhenti kecuali gue yang lakuin. Wait me baby" desis Bisma penuh... emosi.Ia meraih kaos hitam lengan pendeknya lalu memakainya. Di raihnya ranselnya serta di sampirkannya seragamnya di sekolah. Bisma mulai melangkah meninggalkan ruang locker siswa dengan raut wajah yang you knowlah!
***
"bangun mas, kotor" penjaga makam itu membantu Morgan bangun.
"terimakasih pak" ucap Morgan sopan.
"sama sama mas. Di sini teh memang banyak anginnya." Morgan mengangguk lalu menoleh ke belakang-makam Reamy. Penjaga makam itu mengikuti arah pandang Morgan lalu tersenyum."keluarganya mas?" tanyanya. Morgan menggeleng.
"pacar saya pak" jawabnya singkat. Dia masih menatap makam Reamy sampai kata-kata gadisnya itu terngiang di telinganya. Morgan menghela nafas.
"saya titip makam dia ya pak. Mungkin, saya akan jarang kesini"Morgan mengusap nisan Reamy lalu tersenyum sakit.
"kamu bener, aku harus senyum dengan atau tanpa kamu Re. Aku gak akan kalah, kamu udah bahagia di sana, sekarang aku yang bahagia. Aku gak akan kesini sampai aku temuin kebahagiaan aku lagi Re"*** *
Kesibukan di rumah Reza dan Ilham terlihat jelas malam ini. Mereka berdua sibuk sendiri dengan pakaian masing-masing.
"bang, wax gue mana?" teriak Ilham
"nih tangkep!" Reza melempar wax di tangannya lalu menggulung lengan bajunya."widih loe apain wax gue? Loe makan?" Ilham menatap tak percaya wax rambutnya yang tinggal sedikit. Sontak saja Reza menoyor kepalanya.
"itu emang udah mau abis pe'a!" ketusnya.
"sepatu kets gue yang loe pake semalem mana?" ganti Reza yang bingung."di rak sepatu bang" sahut Ilham. Reza langsung bergegas menuju keluar kamar mereka. Sementara Ilham asik dengan rambutnya, tiba-tiba ponselnya yang terletak di atas meja belajar bergetar. Ilham berpaling dari kaca lalu menuju meja.
"bang Archi sms. Dia di depan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome To Our Life
Teen FictionMenjadi anak Broken Home tentu bukan sesuatu yang mudah. Di tinggal ibu ? atau di manfaatkan oleh teman ? itu memang cukup menyakitkan. Dia, Bisma Karisma anak manja yang ku kenal ternyata mempunyai jalan hidup yang cukup miris. karya:Meliyana