Sinar mentari hangat menerpa wajah halus seorang pria yang sedang tertidur, memperkuat kesan indah dan bersinar diwajahnya yang damai, perlahan kelopak mata itu terbuka dan menampilkan sepasang mata hitam langit malam yang mempesona, sang Pangeran bangun dari tidurnya dan memperhatikan sekeliling, mencari sosok bersinar terang yang semalam menemaninya tidur, tetapi tidak ada siapapun di ruangan itu, hanya menyisakan dirinya dalam keheningan
Tidak ingin mengambil pusing, Hyukjae bangun dan mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa, bersiap untuk sarapan bersama keluarga kerajaan nya, kali ini Hyukjae memakai Exomida karna setelah selesai sarapan dia akan langsung berlatih bersama pasukan Sparta yang lain
Exomida = pakaian pendek yang biasa digunakan oleh tentara, kain pendek yang memakai ikat pinggang
Di meja makan yang panjang itu sudah tersaji berbagai jenis makanan untuk anggota kerajaan, Putri Sorras datang paling awal disusul oleh anak sulung sang Pangeran Leeteuk, dan sang Raja datang paling akhir dan membuka acara sarapan itu
Di meja itu memang sedikit orang yang duduk, karna hanya Sang Raja dan Penerusnya yang sah dapat duduk disitu, dan sudah lama pula Sang Ratu kerajaan Lacedaemonia meninggal dunia, ditinggalkan oleh pujaan hatinya 2 kali cukup untuk Raja tidak mencari pengganti lagi, sehingga membiarkan kursi Ratu itu kosong
Suasana yang tercipta sangatlah hening dan dingin, tidak ada yang berbicara sedikitpun, jelas perseteruan kemarin malam masih membekas dipikiran semua orang, hanya Putri Sorras yang tetap bersikap dengan santai dan cerah di meja itu
Seakan mengerti dengan keadaan, putri sorras berusaha untuk mencerahkan suasana, dia melihat kakak tertua nya juga sudah siap dengan Exomida yang lengkap menjadikan ini sebagai topik
" apakah Leeteuk akan berlatih bersama Hyukjae?" mendengar pertanyaan yang kelewat ceria itu kedua pangeran saling memandang, hingga akhirnya pangeran Leeteuk memutuskan pandangannya dan tersenyum kearah Sorras
" banyak dokumen yang harus aku kerjakan saat ini" Hyukjae meremat garpu ditangannya, jelas bahwa sang kakak tidak ingin bersamanya, entah itu benci dan muak, yang jelas kakaknya secara terang terangngan menunjukkan peraasaan itu pada Hyukjae
" Tindareus, berlatihlah dengan Hyukjae" perintah itu menghentikan suapan sang pangeran mahkota, terdiam sesaat hingga akhirnya dia bangun dan menunduk
" saya pamit undur diri " tanpa mendapat persetujuan dari sang ayah Leeteuk pergi begitu saja dari meja makan, menyisakan ketiga orang yang sekarang saling memandang dengan kalut
" lihatlah dia, dengan sikapnya yang seperti itu bagaimana mungkin aku mempercayakan posisi raja untuknya?"
.
.
.
.
.
.
.
.
Penolakan dari sang kakak terus menghantui Hyukjae yag sedang berlatih pedang, hingga Hyukjae akhirnya bergerak dengan penuh agresif dan sembarangan, sungguh Hyukjae tidak pernah memikirkan untuk mendapat posisi begitu penting, dirinya pula tidak mengemis cinta dari sang ayah, dia tidak ingin menjadi putra kesayangan sang ayah, dan yang paling penting dirinya tidak ingin kehilangan sosok kakak yang dulu selalu bersamanya
Kehidupan mereka saat kecil sangat bahagia, mereka kerap bermain Quoit Bersama-sama, kakaknya sangat menyayangi dan memanjakannya, mereka bertiga selalu Bersama dan dikelilingi bunga musim semi yang cerah dan indah
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty, Love, And Death
Ficción históricaIni cerita diambil dari couple haehyuk Terinspirasi dari manhwa ENNEAD yang menurut aku keren banget, jadi aku kepikiran buat nyeritain salah satu mitologi Yunani kuno mengenai kisah cinta Apollo dan Hiakinthos Hope you enjoy it . . . . . . Dongha...