6

743 80 16
                                    

                            Altaskar

Pagi pagi mahen sudah di bikin emosi, ternyata jero benar benar menjeputnya, sekarang mahen berlari agak terburu buru, karena suara klakson mobil jero terus berbunyi dari luar perkarangan pagar rumahnya.

"nga sabaran! " ucap mahen membuka kasar pintu mobil jero
"lunya kelamaan" balas jero tak mau kalah, kalau di ingat mungkin ada sekitar 30 meninttan di menunggu mahen

"Ya kenapa nga pergi duluan sih bego"
Geram mahen menyandarkan punggungnya di kursi penumpang
"kan janji tadi malam jemput lu" jero langsung saja menjalankan mobilnya, padahal udh di tungguin malah nga tau terima kasih, untung jero manusia penyabar.

"lagian siapa yg minta di jemput! " bisik mahen dengan suara kecil sambil memandang jalanan yg mereka laluli, jero menggeleng mendengarnya
"iya gua yg mau, sebagai ucapan makasih, sebagai ucapan makasih kan lu udh mau bantu gua" tutur jero melirik sekilas mahen yg masih memandang keluar kaca mobil
"oh" balas mahen tak berminat, jero diam tak membalas lagi

-
-
-



"sekarang cariin" ucap jero setelah menginjakkan kaki di tanah sekolah, mahen terdiam sejenak, gimana juga caranya masa cari pacar semudah itu

"ok type cewe lo kyk gimana? " tanya mahen agar ia mudah nantinya mencari orang yang sesuai dengan jero "manis" sahut jero

"manis doang? Itumah banyak tinggal lo pilih" mahen mendengus sebal, jero ini cuman pengen nyusahin aja

"yg ada lesung pipinya" tambah jero sambil tersenyum memamerkan matanya yg membentuk bulan sabit,  mahen menggigit bibir bawahnya, kenapa jero malah jadi ganteng gini, sebenarnya emang udah ganteng cuman mahen aja yg belum sadar

"hm... Lesung pipi ya? Lo suruh aja tu setiap cewe yg lo temuin di jalan senyum, ntar keliattan mana yg pusang lesung pipi gimana? Jelas mahen merencanakan ide yg berputar di otaknya, jero menggeleng, malas dia mah kalau di suruh begituan.

"kelamaan, gw mau kelas aja Deh! " ujar mahen melangkahkan kakinya, lagian masih ada waktu beberapa hari lagi, nga harus sekarang kan dapetnya

"anjir tunggu" sahut jero mengikuti mahen dari belakang

"lo ngapain ngikutin gw sih, sana ke kelas" kesal mahen menghentikan langkah kakinya yang di ikuti jero
"ntar, gua males" balas jero, mana mata pelajaran awalnya MTK lagi, menguras otak aja, mending makan cilok di depan gerbang sekolahan, cuma 5 ribu perut kenyang

"masa depan suram" tutur mahen tak berminat lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, jero diam memperhatikan mahen yg mulai menjauh
"sebenarnya lu sih type gua" batin jero menyengir, lalu bersiul dan ikut berbalik menuju kantin bukan kelas

-
-
-
-

"kemana ae jer baru dateng? "sapa abim yg sudah duluan duduk di kantin bersama bara " nga ada" sambut jero dan ikut bergabung

"oklah, teteh? Mie ayam 3 biasa jero yg bayar" teriak bara, membuat jero menggelengkan kepalanya "Siap den!"
Balas teteh tersebut mengacungkan 2 jempolnya

"kek ada yg kurang, tapi apa ya? " bara mengetuk ngetuk keningnya memang serasa ada yg hilang
"leon? " ujar abim, bara mengangguk benar kemana leon sedari tadi

"palingan macet di kelas kak canva" jelas jero teringat kalau leon dan canva juga cukup dekat

"yg benar njir" Sahut abim temennya sudah mulai berkembang ternyata

                 -----------------------------

Tiang Berjalan

|lagi belajar apa?
|seru nga?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Altaskar [Nomark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang