03

543 74 18
                                    

"Everyone suffers some injustice in life"

Rosie terpaku beberapa saat, kemudian dikagetkan oleh tangan Niki yang menyergap pergelangan tangannya.

"Sial, aku lengah karena wanita itu." Umpatnya dalam hati.

Niki tak berani berbicara sepatah katapun. Ia hanya menoleh ke kiri, mengirim isyarat.

Begitu menoleh Rosie mendapati mobil sport merah milik lelaki yang baru Ia beri sebutan bajingan.

"Kau ingin aku menaiki mobil bajingan itu?" Tanya Rosie dengan nada kesal.

"Kak!" Niki sepertinya tak kalah kesal dengan keadaan ini.

"Sejak kapan kau begitu peduli padaku, huh? Bukan yang kau pikirkan hanya meminta uang dan uang?" Rosie melepas genggaman adiknya itu.

"Hoy!"

Sebuah permen mint mendarat di sisi wanita yang menangis.

"Jisoo, namaku."

Rosie memutar bola matanya.

"Ya kau, Jisoo atau siapapun. Ikut aku.  Aku tau tempat terbaik untuk menangis."

Ia mengulurkan tangannya yang disambut oleh Jisoo. Kemudian gadis bergaun itu mencoba berdiri tegak, memakai heel yang tadi lepas.

Rosie menepuk dress bagian belakang, menghempaskan kerikil dan debu yang menempel di tutu penuh glitter itu.

"Semua orang menderita. Bahkan jika kau sudah tak kuat, jangan menampakkan itu di depan semua orang. Mereka hanya akan mengataimu."

Jisoo tertegun mendengar kata-kata dengan nada lembut keluar dari bibir cantik gadis di hadapannya.

Gadis yang baru Ia kenal beberapa saat yang lalu.

Jeffrey di dalam mobil memanggil Niki. Ia sudah membaca situasi, bagaimanapun Rosie akan mengalahkan egonya.

"Naik." Instruksi Rosie pada Jisoo yang ada di belakangnya.

Jisoo membenarkan dressnya yang cukup mengembang, namun kegaduhan dari belakang mobil mengalihkan fokusnya.

Suara gadis berteriak diikuti langkah kaki terburu dua orang yang saling berpegangan.

Jisoo mengerutkan dahinya. "Bukankah itu superstar K dan gadis yang memaki tadi?"

03

𝐁𝐑𝐎𝐊𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang