kesatria

0 0 0
                                    

Aku teringat sebuah kalimat pada buku yang baru saja kubaca. "Mencintai adalah sikap para kesatria. siap berkeringat dan siap menerima luka."  jadi sejak memutuskan untuk mencintaimu saat itu pula aku siap menambah daftar luka yang kupunya. Kamu bukan obat yang memulihkan karna bersamaan dengan hadirmu lukaku pun bertambah. Kamu seperti antidepresan yang kupunya, menenangkan ketika kambuh. Ketika aku tak tahu arah maka kontakmu yang kupilih hanya sekedar untuk mengirim gambar gambar lucu yang amat receh, meski untuk mengirim satu gambar saja butuh beberapa menit untuk mengorek ngorek isi galeri ku yang penuh dengan tangkapan layar tidak jelas. Meski tidak jelas begitu, gambar gambar itu berguna, setidaknya ia bisa menjadi alasan namamu muncul di notifikasi handphoneku.

Kalimat yang kubaca tak berakhir disitu saja. "Itu sebabnya, berbahagialah mereka yang hanya dicintai tanpa harus mencintai. Sebab yang mereka butuhkan hanyalah sebuah kursi kosong untuk duduk tanpa harus melakukan apa-apa"
Begitulah kira kira lanjutan dari kalimat yang kubaca. Tapi aku tau kamu tak bisa melakukan itu. Kamu tak bahagia karna dicintai olehku. Sama seperti diriku yang harus memiliki sikap kesatria karena berani mencintaimu tanpa izinmu, kamu pun pasti sudah mempersiapkan diri untuk memiliki sikap kesatria karena harus bersiap jika saja daftar lukamu bertambah karena kamu begitu mencintai dia. jadi yang berbahagia disini ialah dia si gadis pintar nan anggun

semua tentangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang