Part 24

361 43 9
                                    

             HAPPY READING

"ANREZ!!! INI GIMANA CARA NGILANGIN NYA?!" Netra Tiara menangkap bekas kemerahan di lehernya melalui pantulan cermin.

"ANREZ!! SINI KAMU." Pekik Tiara dari dalam Kamar.

Anrez yang sedang asik sarapan sambil nonton tv di ruang tengah terpaksa harus menyudahi sebentar. "BENTAR, CUCI TANGAN DULU."

Ting nong

Ting nong

Suara bel apart terdengar.
Setelah mencuci tangan, Anrez bergegas membuka pintu mengabaikan Tiara yang terus memanggil namanya.
"Siapa sih masih pagi udah bertamu aja!"

Pintu terbuka, Anrez melihat seorang wanita paruh baya menggandeng anak kecil.
"Maaf, ibu cari siapa ya?"
Anrez berlagak tidak kenal.

"Kurang ajar! Mentang mentang udah tinggal sendiri, lupa sama Bunda nya," orang yang disapa ibu oleh Anrez adalah bundanya sendiri. Duma menarik telinga Anrez seraya menggiring masuk ke dalam apart.

"Jadi gini cara kamu nyambut bunda, bukan nya disambut baik baik. Nggak seneng ya kalo bunda Dateng?!"

"Aduh Bun, lepas. Sakit, ih!"
Anrez meronta-ronta minta di lepaskan.

Tiara yang mendengar kegaduhan diluar langsung keluar kamar. Tiara dapat melihat mertuanya yang sedang memarahi Anrez, ia meringis kasihan melihat telinga Anrez memerah.

"KAKAK CANTIK!!" Alifa langsung menghambur ke pelukan Tiara.

Tiara mensejajarkan tingginya dengan Alifa. "Halo sayang, kamu sama bunda doang kesini?" Ayah Judika mana?"

Ayah nunggu di parkiran,"

Tiara ber oh ria. "Itu kamu bawa apa? Tas nya gede banget, kalah sama badan kamu."

Alifa menurunkan tas ranselnya. "Aku bawa mainan banyak.
Nih ada baby baby an yang bisa pup, ada masak masakkan, Barbie, puzzle, mesin kasir juga dan masih banyak lagi. Nanti kita main dokter dokter an ya kak?"

Tiara mengangguk saja padahal hari ini masih ada jadwal mengajari Alshad.

Tiara terbelalak saat semua isi mainan Alifa ditumpahkan semua ke lantai.
Kerjaan nambah satu nih.

"TIARA," panggil bunda.

"Kenapa Bun?"

"LIAT TUH SUAMI KAMU, MASA SAMA BUNDA NYA BEGINI NGGAK PUNYA SOPAN SANTUN."

Tiara tersenyum kikuk.

"Bun, nggak usah teriak teriak.
Malu ntar kedengaran sampe luar," Anrez heran, dimana ayah Judika bisa menemukan wanita sejenis bunda Duma yang suka teriak + marah marah.
Beginilah sifat asli Duma, Part sebelum sebelumnya hanya pencitraan.

Duma melepaskan jeweran mautnya. "Awas kamu kalo bunda Dateng begini lagi."

Anrez menggosok gosokkan telinga yang terasa panas akibat jeweran Bunda, sudah lama Anrez tidak merasakan ini lagi semenjak tinggal di apart. "Jadi bunda ngapain kesini?"

Duma mendelik. "Kamu ngusir Bunda?"

Kan, salah lagi.

"Nggak gitu bunda ku, istri nya ayah ku, anak nya nenek sama kakek ku, saudaranya Tante ku--"

"Semua aja kamu sebutin."

Sementara itu, Tiara dan Alifa berkutat di dapur membuatkan minuman untuk bunda. Eh tidak, hanya Tiara yang membuatkan minuman sedangkan Alifa berceloteh ria.

"Jadi, bunda mau titipin Alifa sama aku.

Bunda mengangguk. "Semalam doang, Bunda harus ikut ayah kamu ke Surabaya. Kasihan nanti kalo Alifa di ajak,"

MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang