Part 10

268 48 5
                                    

Upacara bendera diadakan rutin disetiap hari Senin. Bu Retno  selaku guru BK serta OSIS mengecek kelas satu persatu, kantin dan Rooftop untuk memastikan tidak ada siswa yang membolos saat upacara, ini membuat para murid tidak mau harus berdiri dilapangan satu jam. Namun itu tidak berlaku untuk Anrez dkk, mereka selalu berhasil lolos dari sekolah dengan seribu satu cara. Seperti saat ini Anrez, Riza dan Verel sudah nangkring di Warkop Panjul belakang SMA TARUNA BANGSA, ini sudah menjadi rutinitas Anrez dkk setiap hari Senin pagi.

"Bang kopi satu sama roti bakar," pesen Anrez seraya duduk di kursi panjang.

"Siap," sahut bang Panjul.

Anrez meletakkan sebatang rokok yang berada diantara jari telunjuk dan jari tengah ke mulutnya seraya menyalakan korek gas ditangan kanan, ia menahan tombol geretan lalu membawa api keujung rokok. Anrez menyesap rokok lalu menghembuskan asap ke udara. Anrez bukan orang yang pencandu rokok mungkin dalam 1 Minggu ia menghabiskan empat batang rokok. Biasanya ia akan merokok disaat suntuk atau stress.

"CK CK CK pagi pagi udah sebat aja lu," Verel berdecak sambil menggelengkan kepalanya kala melihat Anrez merokok.

Anrez melemparkan Bungkus rokok dan korek gas ke arah Verel. "Kalo mau minta bilang aja, gak usah kode."

Verel menyengir. "Hehe... Tau aja. Lagian Lo sebat sendirian Bae, ajak ajak ngapa,"

"Lo gak pesen?" Tanya Anrez sambil menyesap rokol.

"Kenapa? Lo mau bayarin?!" Katanya sambil menaik turunkan alisnya.

Anrez mengangguk membuat Verel berbinar. "Bang panjul! Bubur kacang ijo pake roti tawar satu tak " ucap Verel sambil menaikan satu kaki ke kursi.

"Gue kue pancong coklat keju bang!" Timpal Riza, ia ikut menyesap rokok sembari menunggu makanan.

"Siap!" Balas bang Panjul sambil menunjukkan jari jempolnya.

"Lo bawa parfr gak?!" Tanya Verel.

"Bawa tapi di tas, tasnya di kelas," jawab Anrez sambil memainkan ponsel.

"Gue gak bawa nih, ntar kalau seragam kita bau rokok terus kecium bisa berabe. Apalagi kalau Lo ketahuan Tiara Rez," ucap Verel.

"Gak bakal," ujar Anrez santai.

"Eh katanya sekolah kita bakal tanding basket lawan SMA TRISAKTI tapi belum jelas sih." Timpal Riza seraya menghembuskan asap rokok.

"Kalau beneran tanding Lo mau ikut Tes?!" Tanya Verel. Anrez mengangguk.

"Gue ngeri si Randy main curang, dia kan licik." Sahut Verel.

Anrez dan Randy sama sama menjabat sebagai kapten basket. Randy Madhava Matteo biasa di panggil Randy adalah kapten basket SMA TRISAKTI yang menjadi rival Anrez dalam bermain basket.

"Kita harus bikin taktik sama strategi yang bagus buat mengelabuhi lawan. Kalau misal lomba nya diadakan, kita harus sering sering latihan." Jawab Anrez.

Verel dan Riza menganggukkan kepalanya.

"Nih sarapannya." Ucap bang panjul menyerahkan makanan yang di pesen.

"Yoi bang thanks you." Ucap Verel.

Anrez menoyor kepala Verel, "sok Inggris Lo."

"I mau breakfast so you do not ganggu me, okay?" Ucap Verel menggunakan bahasa Inggris ala kadarnya.

"Gimana mau dapat bule, ngomong pakai bahasa Inggris aja gak becus." Kata Anrez sembari mematikan rokok lalu menaruhnya di asbak.

"Di kedipin juga tuh bule mau."

MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang