Part 23

345 46 5
                                    

              HAPPY READING

Flashback on

Sekitar pukul setengah sebelas malam Anrez terbangun karena ingin buang air kecil.
Pelan pelan lelaki itu turun dari kasur agar tidak mengusik tidur Tiara. Setelahnya dia berjalan ke kamar mandi di kamarnya.

Sehabis dari kamar mandi, dentingan notice pesan dari ponsel Tiara menyambutnya.
Karena penasaran, Anrez mengambil ponsel Tiara di samping bantal. Sebelum itu, Anrez  melirik singkat si pemilik ponsel. Biasanya Tiara akan mematikan ponselnya saat ingin tertidur.

Tanpa basa basi lagi, Anrez langsung membuka chat dari seseorang di ponsel Tiara.
Anrez menggeram kala melihat siapa yang mengirim pesan.

                     Alshad

Ra
22.04

Hari Sabtu jadi kan?"
22.5

Kok gak dibales?" Udah tidur?
22.47

Anrez sontak bertanya, ada apa di hari Sabtu?" Alshad dan Tiara janjian sesuatu?" Tapi kenapa Anrez tidak tau?" Atau Tiara sengaja menyembunyikan darinya?"

Anrez menyeringai sambil menggenggam ponsel Tiara erat.

Alshad....nama yang bagus.
Apalagi kalau diumumin di masjid. Batin Anrez.

Flashback off

Dahi Tiara mengkerut, ia tidak tahu semalam Alshad mengiriminya pesan.
Tiara bisa melihat lelaki di depannya Tampak tak bersahabat dari raut wajahnya. Cemburu mode on!"

Anrez belum tahu kenapa Tiara dan Alshad dipanggil Kepala Sekolah kemarin.
Pada pertemuan saat itu dengan kepala sekolah, untuk membimbing Alshad sampai ujian kenaikan kelas.
Dengan keadaan terdesak, Tiara spontan memutuskan Nerima tawaran Kepala Sekolah untuk membimbing Alshad. Dan itu semua belum Tiara ceritakan pada Anrez, entah apa reaksi nya nanti. Soal chat Alshad semalam itu, Tiara ada janji mengajari Alshad di hari Sabtu, which is hati ini.

Terlintas ide jahil di otak Tiara. Kerjain dikit Sabi kali.
Batin Tiara tertawa.

"Kenapa diem? Kamu mau jalan hari ini sama dia?"
Tatapan Anrez menelisik.

"Iya." Sebenarnya mah hari ini Tiara janjian untuk membimbing Alshad.

Anrez Menatap Tiara serius.
"Mau kemana?"

Ekspresi Tiara dibuat sesantai mungkin supaya Anrez tidak curiga. "Jalan jalan,"

Anrez mengalihkan pandangan menatap jalan raya dari balkon. "Nggak ngerti lagi deh, kamu udah punya laki lho Ra. Bukan pacar, tapi suami. Kamu kalo mau apa apa bilang ke aku, mau minta jalan jalan atau apapun itu bilang aja. Sebisa mungkin bakal aku turutin asal kamu sama aku. Aku ngerasa nggak berguna banget jadi suami, belum bisa nyenengin kamu. Maaf kalo kamu Nggak bahagia sama aku," ucapnya dengan tenang tanpa memandang Tiara. Dia tidak ingin emosi saat ini.

Anrez mengulum senyum terpaksa. "Sana mandi, masa mau pergi belom mandi."
Anrez bangkit dari kursi menghampiri Tiara.

"Aku mau pergi Bentaran, eh kayaknya bakal lama. Kan kamu gak ada di apart, lagi jalan sama temen cowoknya," Anrez sepertinya menyindir Tiara.
"Have fun ya!" Jangan nungguin aku pulang. Aku bakal pulang kok, kamu kan rumah aku. Langsung bersih bersih ya nanti kalo udah selesai nge date!" Oh ya, aku nggak bawa hp biar nggak ganggu kamu. Sekali lagi, have fun!" Anrez mengacak acak rambut Tiara lalu Meninggalkan Tiara yang termenung.

Lah, baperan?"

Tiara terdiam. Kenapa jadi gini?" Niatnya nge prank Anrez agar cemburu, karena Tiara suka melihat Anrez cemburu.
Baru juga mulai nge prank.

MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang