17. Ke julid-an

62 7 94
                                    

Sid dan shraddha pun berjalan bersama ditepi pantai. Sid berjalan didepan shraddha, shraddha berjalan dengan menunduk karena ia berjalan diatas jejak yang ditinggalkan oleh sid dipasir.

Sid berhenti karena shraddha tak berada disampingnya, ia berbalik dan melihat shraddha yang berjalan sesuai jejak kakinya.

Sid tersenyum melihatnya, karena serius menunduk shraddha menabrak dada sid yang membuatnya hampir terjatuh.

Sid langsung memeluk shraddha dan keduanya tertawa, "Jalan kok nunduk-nunduk." ucap sid, lalu merangkul kekasihnya itu.

Shraddha tersenyum lalu melingkarkan tangannya dipinggang sid, mereka begitu menikmati liburan yang indah itu. Ditempat yang sangat romantis dimaldevis sembari menikmati matahari terbenam bersama.

Malam pergantian tahun pun dimulai, mereka merayakannya dengan berpesta ria. Tanpa beban dan tanpa memikirkan pekerjaan, mereka begitu berbahagia bersama-sama.

Kartik yang dapat kebagian membakar sosis dan lain-lainnya, ia hanya dapat pasrah. "Adu buset, gila lu mau bakar sosis apa bakar rumah? Gede banget apinya bego!" ucap varun pada kartik.

Kartik pun kalang kabut sendiri kala apinya justru membesar, "Nah gini ni kalo gak niat." ucap aditya. "Woi! Bantuin!" teriak kartik heboh.

Namun bukannya membantu mereka justru menertawakan kartik, "Bantuin bodoh!" ucap kartik yang masih kalang kabut

Sara yang kesal langsung mengambil lap basah dan menutup api dengan lap basah itu, "Gitu aja kok repot sih!?" ucap sara dengan nada kesal pada kekasihnya itu.

Kartik hanya cengengesan saja mendengarnya, "Si kartik emang gitu tuh, kalo ditimbang otaknya juga ga nyampe segram." ucap aditya yang kini tertular kejulid-an dari varun dan kartik itu sendiri.

Mereka tertawa mendengar hal itu tak terkecuali shraddha Shraddha bahkan sampai tersedak mendengar kejulid-an aditya, "Ketularan sektenya varun ini." ucap sid sembari tertawa terbahak-bahak.

Setelahnya mereka pun makan bersama, namun ketika hendak makan aditya langsung berbicara. "Sebelum makan, berdoa dulu donggg... Punya agama kan?!" ucap aditya.

Niatnya sangat baik tetapi cara mengucapkannya seperti orang yang ngajak ribut, "Emang lo punya agama?" ucap kartik membalikkan.

"Punyalah! Gua kan religius." ucap aditya kepede-an, mereka menyeringai geli. "Si paling religius emang beda yaaa." ucap varun.

Sampai akhirnya ketiganya pun justru saling melempar kejulid-an satu sama lain, "Mantan doang dibanyakin 1 pun ga ada yang jadi." ucap varun pada aditya.

"Lah elo, gua kira treat like a queen-nya cuman ke kriti doang. Ternyata kesemua cewek juga kayak gitu." ucap aditya membalas.

Kartik memutar bola matanya, "Makanya kalo punya emang punya dosa gak usah sok suci lo pada." ucap kartik, "Halah kayak lo suci aja." timpal varun.

Para kekasih mereka pun memutar bola matanya, "Yang perempuan itu siapa sih sebenarnya? Kita atau kalian?" ucap kriti yang langsung menghentikan peperangan julid mereka.

"Emang bener yaaa ternyata, cowok lebih julid dari pada cewek." timpal sara, "Iyaaa bener, kadang juga kalo cowok udah julid gak ngotak. Nyelekit banget coyyy." timpal alia juga.

Mereka hening seketika, lalu melirik sid dan shraddha yang tengah asik suap-suapan seolah tak ada yang terjadi sejak tadi. Memang benar, mereka bersikap seolah tak melihat atau mendengarkan sekitar seolah dunia memang milik keduanya.

"Kita gak lagi ngontrak kan?" tanya Aditya pada mereka, "Engga kok, dunia milik semua." jawab alia.

"Kok hawa-hawanya kayak kita lagi numpang yaaa?" ucap kartik. "Engga juga tuh." jawab varun.

Secret Relationship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang