Part 3

3.2K 258 4
                                    





Setelah melakukan serangkaian proses pemulihan akhirnya Valeri dapat berjalan dengan lancar awalnya sangat sulit padahal dia hanya tak sadarkan diri selama 2 hari namun tubuhnya bereaksi seakan-akan dirinya koma 2 tahun.

Tepat 1 minggu pemulihan akhirnya Valeri di perbolehkan benar-benar untuk pulang, sebenarnya dirinya sudah boleh pulang dalam 3 hari perawatan karena dirinya hanya luka-luka dan sudah mulai mengering namun karena paksaan bi nah yang mengatakan Valeri harus di rawat lebih lama lagi agar benar-benar pulih akhirnya pihak rumah sakit menambah beberapa hari untuk perawatan Valeri. Sementara itu, Valeri benar-benar semangat untuk pemulihannya saat ini. Dirinya tak sabar untuk sembuh total dan menjalani rutinitas nya seperti biasa. Dia sudah sangat bosan di tempat itu, isinya hanya bau obat-obatan yang membuatnya sesak napas. Dia ingin segera menghirup udara bebas, dirinya sudah seperti tahanan saja tak boleh kemana-mana tanpa diawasi, sebenarnya ini juga terjadi dikehidupan nya dulu namun dulu dirinya hanya diam saja dan malah menikmati nya, sungguh aneh dirinya dulu.

" Nyonya, barang-barang nya sudah dibawa oleh supir ke mobil, mari kita pulang nyonya. " Ucap bi nah membuat Valeri kaget.

Dirinya tak tau jika semuanya sudah selesai. Apakah selama itu Valeri melamun, tau-tau dirinya sudah bisa pulang saja padahal tadi ketika dirinya mendudukkan dirinya ditepi ranjang bi nah selaku orang yang mengurus Valeri disini masih sibuk dengan membereskan barang-barangnya, juga sibuk mondar-mandir untuk mengurus surat kepulangan Valeri. Dan kini bi nah berdiri di depan pintu dengan senyuman khasnya yang mampu membuat Valeri ikut tersenyum.

'Akh senyuman tulus ini. ' ucap Valeri dalam hati. Valeri ingat dia sudah menyia-yiakan orang setulus itu di kehidupannya dulu.


Valeri kini sudah di dalam mobil dengan bi nah duduk di sampingnya. Valeri hanya diam menatap ke arah jendela menampilkan pemandangan sepanjang perjalanan menuju rumahnya.

Setelah menghabiskan waktu hampir 30 menit di dalam mobil Valeri kini sampai di kediaman nya. Dia keluar dari mobil dan menatap rumah itu lama, dia yang dulunya sangat bahagia ketika masuk kedalam rumah tersebut namun dia tak tau ternyata rumah ini yang akhirnya berubah menjadi neraka dunia di akhir hidup nya.

Dia memandang sendu ketika sekelebat bayangan masa lalu mulai bermunculan di pikiran nya  ketika mulai masuk kedalam rumah ini, rumah ini menjadi saksi kehancuran hatinya saat dulu. Dimana suaminya menikah kakak sepupu nya itu dan mulai memprioritaskan wanita itu ketika wanita itu mengaku hamil anak suaminya. Setiap hari dia harus menekan sakit hati nya ketika kakak sepupu nya itu bermanja-manja dengan sang suami.

'Apa takdir akan tetap sama atau tadirku akan berubah.' ucap Valeri dalam hati dengan pandangan resah.

" Nyonya ada apa kenapa bengong di depan pintu?" Tanya bi nah ketika dia melihat majikannya itu hanya diam di depan pintu.


" Akh... Gak papa bi, cuma sedikit pusing aja." Ucap Valeri asal.


" Yampun nyonya, apakah perlu kita panggil dokter untuk memeriksa anda kembali, tuhkan saya bilang apa nyonya masih butuh perawatan lebih lama dirumah sakit, tapi nyonya malah ngotot mau pulang cepat. " Omel bi nah dengan raut wajah khawatir.


Valeri hanya tersenyum menatap wajah panik bi nah. 'Kejadian ini berbeda dengan kehidupan dulu. ' ujarnya dalam hati.

Perasaan Valeri menghangat menatap kehebohan Art itu dia merasa seperti memiliki rumah yang nyaman yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.


*Flashback 

"Ngapain kamu dekat-dekat dengan saya, kamu itu pembunuh, mingir kamu, kamu membuat udara disekitar saya jadi tercemar. " Ucap seorang pria dengan memandang jijik seorang anak perempuan yang menatapnya memelas. 

Dengan tanpa perasaan sedikitpun pria itu malah melayangkan sebuah tamparan yang keras dan nyaring. 

Plak

Satu tamparan itu mampu menyentak tubuh kecil itu hingga terjatuh, pipinya yang putih bersih menjadi merah dan terlihat dengan jelas terdapat bekas 5 jari di pipi putih bersih itu dan sudut bibirnya yang merah itu terlihat sobek karena tamparan itu. Anak kecil tanpa tau apa salahnya itu hanya bisa menangis dalam diam meresapi rasa sakit dipipi dan di hatinya. Tangisan pilu itu sama sekali tak membuat hati pria dewasa itu melemah namun makin membencinya. Pria itu tanpa belas kasih meninggal kan sosok kecil itu sendirian di lantai yang dingin. 

*Flashback off



Valeri menghembuskan napasnya pelan ketika bayangan masa kecil yang yang kelam terlintas dalam benaknya, dirinya tak pernah mengerti apa salahnya sehingga pria itu, yang ia panggil dengan sebutan papa itu bertindak kejam pada dirinya.

"Ya udah, nyonya ayo kita ke kamar saja untuk beristirahat dan juga saya akan panggil kan dokter." Ucap bi nah sambil mengandeng tangan nyonya nya itu menuju kamarnya.

Valeri yang mendapat perlakuan itupun tersentak kaget, entah kenapa dia jadi sering melamun akhir-akhir ini dan membuatnya tidak fokus akan kegiatan yang ada disekitarnya. Valeri hanya diam, dia masuk kedalam kamarnya. Semua isi kamar nya masih sama seperti di masa lalu. Valeri duduk bersandar di ranjang, bibir nya masih tertutup rapat, matanya hanya memandang sekeliling.

" Nyonya saya pamit ke bawah ya, klo ada apa-apa panggil saja saya lewat telepon dan saya akan segera kembali lagi untuk memanggilkan dokter untuk memeriksa kondisi nyonya lagi, saya tidak yakin nyonya benar-benar sembuh total seperti perkataan dokter dirumah sakit tadi." Ucap bi nah dengan nada sedih dan khawatir.


" Ah... Itu gak perlu bi, aku cuma pusing dikit aja, mungkin memang butuh istirahat dikit aja, dan tadi kan dokter dirumah sakit bilang kalo aku udah baik-baik aja tinggal luka-luka nya aja yang belum benar-benar kering. " Ucap valeri dengan senyuman mencoba meyakinkan bi nah.

'Bisa repot klo bi nah panggil dokter nanti aku dirawat lagi dan di kurung lagi kaya kemarin. ' ucap valeri dalam hati.

"Benarkah nyonya? " Tanya bi nah kurang yakin dengan jawaban yang diberikan valeri.

" Ya, klo pun ada apa-apa aku bakal cepat panggil bi nah, jadi bi nah tidak perlu khawatir lagi. " Ucap Valeri dengan senyum manis agar bi nah percaya.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu, saya tidak akan jauh-jauh jadi jika nyonya butuh bantuan saya bisa datang segera. " Ucap bi nah pada akhirnya mengalah.

Setelah bi nah keluar Valeri menghela nafas panjang. Dia masih belum percaya hal yang terjadi di kehidupan nya saat ini, dia masih ragu apakah ini kenyataan atau hanya mimpi. Sulit untuk nya memisahkan memori kehidupan lama dengan kehidupan nya saat ini, dia benar-benar harus berhati-hati untuk saat ini dalam mengambil tindakan.

" Mulai hari ini, ini adalah awal perubahan ku." Ucap Valeri yakin untuk tak mengulang kesalahan yang sama seperti kehidupan nya yang pertama.

"Aku harus mengingat apa saja dan kejadian buruk apa yang akan menimpaku dimasa dulu, agar hal itu tak terjadi lagi dimasa ini. " Ucap Valeri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Opportunity For My Life [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang