{Masa lalu yang sulit}

96 13 0
                                    


ETERNITY DESTINY

BAB 1
Bagian 2

PALACE

(Masa lalu yang sulit)

===============================================



Dejavu.

Hanya kata itu yang terbesit dibenak Mavis, situasi seperti ini kerap kali menimpa. Dengan orang yang sama terus terjadi belakangan ini.

Pikirnya setelah usai kembali dari perang, ia tak akan mendapatkan masalah dengannya lagi.

Naasnya, Dewi perang itu tengah sial.

Berakhir diruang persidangan untuk kesekian kalinya, dengan kedua tangan terikat borgol Hespaestus.

Katakanlah Athena bodoh karena memilih bersikap acuh dalam persidangan ini, berdiam tanpa ingin melakukan pembelaan yang diyakininya hanya akan berakhir sia-sia.

"Sang Dewi perang Athena, Putri Mavis dipersilahkan mengutarakan penjelasan pun pembelaan."

"Tidak ada."

"Anda dapat mengatakan ji.."

"Tidak. Aku tidak ingin membuang tenaga dan waktuku." sergahnya tegas.

"Dengan begini anda akan dijatuhi hukuman tanpa keringanan, tuan putri."

"Saya terima dengan senang hati, anda tidak perlu pusing dengan masalah ini putra Themis. Jadi silahkan tunjukkan tempat dan jalannya." jawab Mavis final tanpa ada keraguan sama sekali.

Sang dewa muda, putra Themis hanya bisa menghembuskan nafas disetiap kali penyidangan dengan Athena.

Rasanya tak berguna menjadi dewa keadilan diistana ini, sebab sang Dewi perang selalu menerima semua hal dengan tanpa diadili terlebih dahulu.

Meski timbangan dikedua tangannya tak sedikitpun berberat pada sang Dewi perang.

Semua di Istana Olympus menjadi kacau sejak kejadian 35 tahun silam, putra Themis merasa keadilan semakin menyusut didalam istana ini.

Mungkinkah ini salah satu alasan mengapa sang Ibu enggan lagi berada ditempat ini, dan memilih pergi berkelana didunia manusia.

"Pangeran Ares, anda bisa melakukan dalih untuk meringankan hukuman tuan putri Athena." ujar putra Themis.

"Tidak ada gunanya Kamal, anak itu keras kepala. Jadi lupakan semua pembelaan pengadilan yang sudah kau siapkan didalam otak jeniusmu itu."

"Tapi hukuman ini.."

"Ck.. Dia hanya dikurung di paviliun hutan paling ujung dan disuruh membersihkannya. Jangan berlebihan. Dia tidak suka dikasihani." ujar sang dewa perang kemudian pergi dari tempat memuakkan tersebut.


"Tapi.. Dewi Demeter mengajukan hukuman 10 kali cambuk." Gumam Themis sembari menatap punggung kokoh yang kian menjauh.


Jika saja ia tidak melakukan janji dan sumpah pada Athena, kemurkaannya sudah meledak sejak penangkapan subuh itu.

Atau mungkin ruang sidang itu telah hancur lebur menjadi debu, dan kepingan atom.

Api membara melingkupi dirinya saat ini, tak ada yang berani mendekati sang dewa perang yang tengah murka sebab hukuman penuh omong kosong.

Eternity DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang