Eps.3

2K 287 15
                                    

Vote dulu.
Happy reading.

























“Hah......” Tatapan sendu, ia menatap langit malam yang nampak mendung, seperti hati nya. Wajah nya suram, sesekali menghela nafas pelan, ia menyandarkan dirinya di sofa balkon kamar nya.

“Kenapa tuh, anak lari-lari Bae di otak aing. Astga, demi Tuhan diriku sangat tersiksa” Rengek nya kesal, ia sudah mencoba tidur sedari tadi, namun sangat sulit. Itu karena seorang wanita terus berlari-lari an di pikiranya.

“Demi Tuhan, apakah kau merasakan hal yang sama duhai pujaan hatiku?” Ujar nya bernada, ia sudah seperti orang gila saja di tengah malam.

“Kalau pun sama, itu artinya kita jodoh.” Kata nya lagi, dengan suara seperti lirik.

“Kalo kita ga jodoh, Tuhan. Tolong priksa lagi buku catatan mu, pastikan kita berjodoh” Ujar nya dramatis.

“Kalo kita bukan jodoh, Aku! Lalisa pranjaya putra Manoban, maksa agar kita berjodoh” Kata nya, yah. sedari tadi Lisa merasa dirinya seperti orang gila baru yang stress karena cinta.

“Sumpah lama-lama gue masuk RSJ” Gumam Lisa, ia memutuskan untuk kembali masuk kedalam kamar nya, ia mencoba untuk tidur kembali.













Di sisi lain.

“Aaaaaaaaaaa Bunda aku ga bisa tidur”Rengek nya kesal, ia sudah berusaha agar terlelap. Namun seperti nya susah.

“Jalan-jalan malem bahaya ga sih” Gumam nya, ia menurunkan selimut yang tadi menutupi tubuh mungil nya, ia beranjak dan mengambil Hooldie nya.

“Loh, Jennie mau kemana kamu malem-malem gini?” Tanya sang ayah kepada anak perempuan nya.

“Cari angin, Nini ga bisa tidur yah.... Nini juga sekalian mau ke minimarket depan, mau titip?” Kata Jennie.

“Hadeh, jangan pulang ke maleman, bahaya Jennie, ayah nitip rokok aja deh” Kata sang ayah, ia memberikan uang kepada Jennie.

“Yaudah yah, Nini pergi dulu. Bentar doang kok” Ujar Jennie, ia berjalan meninggalkan sang ayah yang berada di ruang tengah.






















“Tinggi banget sih” Grutu Jennie kesal.

“Mau di bantu Mba?” Ujar seseorang dari belakang, ia menggunakan Hooldie dan menutup dirinya menggunakan topi.

“eh iya , itu tolong ambilin ciki yang itu, ketinggian” kata Jennie, orang itu mengangguk, ia mengambilkan ciki yang Jennie minta.

Jennie membalikan badan nya,karena sedari tadi ia membelakangi orang yang membantu nya, kedua nya diam. Jennie mendongak untuk menatap orang itu, tubuh Jennie membeku, orang yang ada di depan nya ini, yang membuat dirinya pergi malam-malam hanya untuk meringankan pikiran nya.

Orang itu juga diam, dia menatap lekat manik mata kucing Jennie.

Shit, kenapa dia sih”

“AAAAAA BUNDA, ADA CALON MANTUMU

Batin kedua nya, Jennie mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia berdehem sejenak, untuk menghilangkan rasa gugup nya, ia berusaha secool mungkin. Begitu juga dengan Lisa, iya Lisa yang ada di depan Jennie sekarang.

“e-eh, emm kak Jennie?” cicit Lisa.

“hm ya?” ujar Jennie dengan datar, ia kembali menunjukkan ini. Sebenarnya jantungnya lagi disko sih.

“em, ada lagi yang mau aku bantu buat ambil?” kata Lisa dengan nada berbisik, sebenarnya jarak merka bedua terlalu dekat, Lisa memepet Jennie di rak.

Salkir New Ver °JenLisa° G!P (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang