eight

7 0 0
                                    

Acara sudah selesai. Semua perundingan juga sudah selesai. Kini saat nya masing-masing kami pulang. Aku dan Minho berpamitan kepada semuanya yang ada disana.

~~~

Di dalam mobil keheningan mengisi di antara kami berdua. Angin malam yang kencang juga berhembusan dan masuk kedalam mobil.

Minho menutup seluruh jendela mobil dan menggelapkannya.

Wajahnya terlihat sangat lelah. Aku juga lelah. Lalu aku hanya terdiam bersandar pada kursi mobil dan memejamkan mataku.

"Tadi kenapa sama i.n?"

Pertanyaan keluar dari lisannya.

"Gak apa, cuma nanya kabar" ucapku sambil memijat sedikit pelipisku.

"Masa?"

"Iya"

"Dia belum move on?"

"Udah lah no, jangan bahas. Gue ga mood"

"Gue juga gak mood, liat cewek gue Deket sama temen sendiri"

Aku membuka mataku . Aku tidak menyangka kata-kata itu keluar. Aku berusaha menatapnya dari samping, tapi ia hanya acuh dan fokus pada setir nya.

"Marah?" Tanyaku

"Gak kok, paling habis ini banting setir"

Aku kaget, lalu aku merubah posisi duduk ku yang tadi nya bersandar sekarang menegapkan posisi duduk ku. Lalu aku menguncir rambut ku.

"Serius marah?"

"Engga"

"Jangan marah..." Rengek ku.

Minho tetap fokus dan tidak memperdulikan ku.

Yaudah lah mau tidur aja. Udah cape juga.

Saat aku memejamkan mata,aku belum sepenuhnya terlelap. Lalu aku merasakan tangan Minho mengusap kepalaku dan berkata dengan suara yang kecil.

"walaupun jarak kita jauh, Lo tetep punya gue. Sekalipun itu temen gue yang ngedeketin, ga akan rela gue. Gue sayang banget sama Lo yoon meski kita ga pernah akur dan selalu ada yang di ributin"

Jantungku berdegup. Semoga tidak terdengar olehnya. Siapa yang tidak salah tingkah jika ada seseorang yang berkata seperti itu? Terlebih lagi itu orang yang seatap dan seranjang dengan kalian.

Aku yang sedang mencoba untuk tidur jadi bingung harus bagaimana , ya kalian bisa bilang saat ini diriku salah tingkah.

Cup

Ia mengecup kepala ku.

"Tidur yang nyenyak, nanti bangun ya . Gue gamau gendong lu, takut berat" ucapnya di dekat telinga ku.

Lampu merah saat itu menjadi saksi perkataan Minho saat itu. Tapi tunggu, dia tidak ingin menggendong ku karena takut berat?. Sudah lah, aku memang bukan jodohnya seperti nya.

~~~

"Aaaaa! Awass!"

Pimpimpim

"Yoon gapapa? Kamu gapapa? Ya ampun darah nya banyak banget? Tulang nya patah? Yah istriku kamu bentar lagi ngeliat surga ya?"

Aku mendengar suara cemas nya Minho. Lantas aku bangun untuk melihat kondisi ku sendiri.

Sialan. Gue kira beneran dan di ujung kematian. Punya swami gada akhlak.

"IH!! Lagi enak enak tidur juga! Bikin panik!"

"Udah turun, lanjut tidurnya di kamar aja. Dadah, mau duluan masuk rumah"

Ia meninggalkan ku di mobil sendirian.

"MINHO AWAS LO YA!"

~~~

Kami sudah mengganti pakaian dengan piyama. Aku sudah menutup jendela dan merapihkan semuanya.

Tiba tiba saja rasa kantuk ku hilang. Akhirnya kuputuskan untuk membuka ponsel ku dan masuk kedalam dunia Maya untuk menjelajahi semua berita terbaru.

Ino juga sudah siap untuk tidur, ia merebahkan tubuhnya di kasur.

"Yoonra-yaa"

"Apa?"

"Tadi denger kan?Chan  Hyung ngomong apa?"

"Y-yang yang mana?" tanya ku gagap untuk memastikan

"Kok gugup? Ngga bukan yang itu yang soal all members ngadain konser amal"

"O-oh yang itu. Iya iya, kenapa?"

"Sebulan lagi kan itu konser nya"

"Iya, terus? Hubungan nya sama gue apa?"

"Lo ikut kan?"

"Gak tau"

"Kan Lo staff agensi kita, masa gak ikut?"

" Ya kalo kebagian nya gue? Kalo bukan?"

"Ikut dong.."

"Dih apa apaan, gabisa lah gue ngambil keputusan sendiri. Harus nunggu perintah"

"Yaudah lah serah Lo. Gue mau tidorr ngantuk. Jangan kemaleman main ponsel nya. Cepet tidur, jangan lupa bangun kalo besok masih mau liat dunia"

Brughh

Aku menendang nya hingga ia terperosok kebawah kasur.

"Makin berani yaa?"

Aku melarikan diri dan akhirnya dia tidak jadi tidur malah kita kejar kejaran ( ・ั﹏・ั)

SeeUonextChapter

Love Hate Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang