05 - Sena

909 219 78
                                    

"Rayaaaa...bawa kue apa hari ini?" tanya seorang cewek ketika melihat Raya membawa sebuah box besar agak transparan.

Sudah menjadi jadwal rutin bagi Raya setiap hari jum'at untuk selalu membawa kue buatan mamanya ke sekolah, tidak lain untuk dia jual. Dulu, Raya hampir setiap hari membawa kue, tapi mamanya tidak ingin hal itu menganggu kegiatan sekolah Raya. Makanya sekarang mamanya cuma memberi ijin untuk membawa kue dihari jum'at.

"Donat salju, dears."

"Mau 2 ya, Ray."

Raya duduk dibangku depan kelas temannya itu untuk melakukan transaksi jual-beli. Donat-donatnya sudah dia taruh dalam plastik satuan, jadi tidak perlu ribet.

"Sepuluh ribu ya Ray?"

"Iya." jawab Raya lalu mengambil uang dari temannya. "Thanks dearsky..." lanjut Raya kemudian dia mengibas-ngibaskan uang 10 ribu tersebut ke dagangannya.

"LARIS MANIS...LARIS MANIS" ucap Raya dengan lantang.

Kebiasaan lucu Raya, seperti orang tua jaman dulu, kalau dapat penjual pertama uangkan dikibaskan ke dagangan. Katanya sih buat pengelaris.


Baru saja Raya tersenyum senang, seseorang yang suka ganggu dia tiba-tiba duduk disampingnya.

"Lo ngapain jualan di depan kelas gue? Ngerusak pemandangan aja."

"Ya gue pergi." balas Raya judes.


BRUK!


Jegalan kaki cewek itu berhasil membuat Raya jatuh tersungkur. Jangan tanyakan lagi keadaan kue donatnya, sudah jatuh berserakan.

Sena, cewek—mungkin—terkaya di sekolah ini. Cantik, tapi sayangnya minus pada sifatnya. Jangan berekspektasi semua siswa di sini baik, kalem, saling membantu. Di sekolah manapun pasti selalu ada satu atau dua biang kerok.

Sifat Sena yang semena-mena sudah jadi rahasia umum warga sekolah. Apalagi kepada Raya. Dulu, saat mereka kelas X, ada kompetisi pemilihan Putera-Puteri SMA Nusantara. Semua peserta dari kelas X, karena yang juara 1 di tahun berikutnya akan dikirim ke tingkat kabupaten.

Disitu Sena kalah dari Raya. Sena hanya mendapatkan juara favorit karena dia membeli banyak sekali kupon voting. Raya sendiri mendapatkan juara 2. Tapi Sena melampiaskan kekesalannya kepada Raya, karena sang juara pertama anak dari guru di SMA Nusantara.

Sejak saat itu, Sena sering menganggu Raya. Sena tidak peduli banyak yang tidak suka dia, toh dia bakal tetap dilindungi oleh guru. Karena orang tuanya selalu memberikan sumbangan besar bagi sekolah.


Kejadian barusan sukses membuat Raya menjadi pusat perhatian teman-temannya. Raya bangkit dengan wajah geram, dia mengabaikan kuenya dan langsung berdiri di depan cewek itu.

"Mau lo apa sih anjing!"

"Gue nggak suka liat lo jualan di sini! Ngerusak pemandangan gue!"

"Itu karna mata lo selalu ngeliatin gue! Lo gak suka gue tapi lo merhatiin gue terus, sehat lo?"

"Pede banget lo!" Sena mendorong bahu Raya dengan kasar.

"Gak usah dorong-dorong anjir!" Raya membalas mendorong Sena juga.

"Udah berani lo sama gue?!"

Sena mendorong Raya lebih kuat. Tapi Raya lebih sigap, dia juga membalas Sena lebih kuat lagi. Alhasil, Sena jatuh ke rerumputan di depan kelas.

Sekuat tenaga Raya menahan air matanya sambil memunguti kue-kuenya yang berserakan. Dia tidak peduli lagi sumpah serapah dari Sena yang kini ditolong beberapa temannya.


CHEESEBURGER (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang