5

94 21 0
                                    

Sepertinya memang benar jika kebahagiaan tidak selamanya ada, kemarin saya bersenang senang bersamanya. Sekarang saya merasakan pahitnya.

2 bulan berlalu.

Pagi ini, seperti biasa rose menemani sang suami menulis buku. Rose menatap dalam sang suami , seolah hari ini hari terakhir melihat sang suami.

Batin rose berkata, apakah aku akan selamanya berada di samping laki laki itu? Apakah hari hari selanjutnya aku masih bisa bertemu dia? Bagaimana jika ini yang terakhir kalinya?

Entah mengapa hari itu perasaan rose sangat buruk, ia terus berfikir jika hari ini adalah hari terakhir bertemu dengan sosok yang ia cintai.

Raden yang sadar jika dari tadi ia diperhatikan pun menoleh kepada rose dan berkata.

"Mengapa kamu menatap seperti itu?, aku tidak akan pergi kemana mana, tenang saja. "

Rose menganggukan kepalanya, mengiyakan kata kata tersebut.

Tak lama kemudian kaka Raden mengajak untuk pergi berempat. Jalan jalan sambil menikmati suasana yang kebutulan indah sekali.

Mereka pergi ke alun alun dekat sana, banyak sekali pedagang, anak anak yang bermain.

Suara para pedagang, suara larian anak anak, suara sepedah, membuat rose mengukir lengkungan di bibir cantiknya.

Suasana yang jarang ia rasakan, apalagi bersama sang suami. Tapi tak lama kemudian dari kejauhan terlihat kelompok musuh Raden.

Terlihat jelas perubahan wajah Raden, yang awalnya bahagia sekarang menjadi marah, nafasnya terengah engah.

"Kalian mau apa kesini? "
Ucap Raden.

"Kita disuruh buat nangkep sampeyan (lo), karena sampeyan udah rebut nona rose dari bos kami"

"Mau menangkep saya? Silahkan, tapi jangan sekali kali tangan kotor mu memegang istri saya. "

Raden menyerahkan dirinya, dan sekelompok laki laki tak punya hati itu mengunci genggaman Raden dengan kawat besi.

Darah nya mengalir dengan bebas,di iringi pula dengan tangis rose.

"Boleh saya bilang kepadanya untuk terakhir ini saja, setelah itu kalian boleh ambil saya"

Raden berdiri dengan gagah nya di depan rose, seolah rasa sakit nya itu tak ada.

Bibir Raden mencium kening halus rose. Dan sepatah kalimat indah keluar dari dirinya.

"Adek ku sayang, jangan sedih dan jangan berontak pas mas di ajak mereka mereka ini. Mereka temen nya mas kok dek. Hari ini mas ada janji untuk mereka, janji atas pernikahan kita. Adek gak boleh ngerepotin istrinya mas Aryo dan keluarga lainnya ya, kan mas udah ajarin semuanya untuk adek. Mas udah siapin bekal untuk adek kedepannya. Mas percaya kamu kuat kalau mas ga ada. Selama mas nepatin janji, ade jangan lupa sama mas ya. Kalau tidur jangan malem malem. Mas pergi ya, sebentar, gak lama "

Rose semakin menangis saat Raden mengucapkan itu. Mbak Hanum memeluk rose erat, mengusap setiap air mata yang turun.

Saat Raden digiring pergi, Raden lihat kebalakang dan senyum nya terukir rapi . Rose terduduk sambil menghentakan kepalan tangan nya ke tanah.

Seluruh orang yang berada disana melihat terkejut tak terpercaya.

"MBAKKKK, MAS RADEN DI BAWA KEMANAAAA "

teriak yang menyayat mbak Hanum, mbak Hanum gak bisa apa apa dan Mas Aryo pergi ke rumah salah satu teman Raden.

Mba Hanum cuman bisa memeluk rose yang terus menangis, menangis, dan menangis tiada henti.

Saat delman sekelompok yang membawa Raden mulai pergi. Rose bangkit dan mencoba mengejar delman tersebut dengan tangis yang tak kunjung mereda.

Namun nihil, hasilnya ia tetap terpisah oleh Raden. Badan nya jatuh keras menyentuh tanah, kepalanya menghadap Raden yang mulai pergi dan bibir nya berkata.

"MAS RADENNNNNN"





































Halo teman teman semuanya, apakabar ,gimana sedih gak ceritanya kayaknya gak deh . Udah lama ya aku nggak update cerita, hehe maaf ya soalnya aku sibuk banget terus aku ujian dan sekarang baru ada waktu lagi. Maaf yaa, oh gak kerasa satu chap lagi cerita ini end loh teman teman. Sedih yaa....

-selamat membaca ya 👍

Love with Raden Mas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang