•CHAPTER 1_

31 8 0
                                    

2003

"Ayah mengatakan besok aku akan mulai berangkat sekolah." Ucap gadis berusia 3 tahun tersebut girang.

"Sepertinya sangat menyenangkan."

"Tentu saja, ayo kita sekolah bersama."

Angkasa menimang sebentar sebelum menggelengkan kepalanya. Baginya itu tak mungkin terjadi. Ah bukan tak mungkin tapi belum waktunya.

"Kenapa?" Ucap Cenzie murung.

"Usiaku terlalu muda untuk sekolah."

"Kau lupa kita seumuran asal kau tau."

"Bukan diriku tapi jantungku."

Angkasa tersenyum saat menjawabnya, ibundanya selalu berkata bahwa jantungnya sangat istimewa dan harus dijaga oleh semua orang.

Untuk anak seusianya Angkasa tak bodoh untuk mengerti apa yang terjadi, ia akan menunggu sampai jantungnya kembali menjadi kuat untuk dirinya.

[MENATAP ANGKASA]

Rasanya menyenangkan saat mengingat masa-masa saat ia masih kecil dulu. Sudah 15 tahun berlalu dan banyak yang berubah.

Sekarang Cenzie sudah dibangku kelas 10, sedangkan Angkasa ah dia juga kelas 10 kok tapi berbeda dia SMK sedangkan Cenzie SMA.

Angkasa yang dulu sepulang sekolah selalu bermain dirumahnya sekarang menghilang begitu saja. Jujur Cenzie merindukan masa-masa itu.

Sekarang sudah pukul setengah 7 pagi, Cenzie berlari ruang tamu rumahnya mengintip jendela yang mengarah tepat jalananan diluar sana. Ia suka kebiasaannya ini karena itu ia dapat...

Melihat Angkasa nya mengendarai motor Fiz R yang selalu Angkasa kendarai saat berangkat sekolah.

Cenzie terlarut saat menatap Angkasa sampai tak sadar ia juga harus sekolah hari ini.

"Suatu hari nanti, gw yang akan Lo antar kesekolah setiap hari." Ucapnya yakin.

Tapi tidak dilubuk hatinya yang terdalam ia ragu...

Itu mustahil, iyakan?

[MENATAP ANGKASA]

Ada hal yang selalu aku pikirkan dalam hidupku. Seperti ada yang hilang kau tau... Itu terasa kosong. Aku terlahir sempurna kan?

Tidak

Kalian benar tak ada yang sempurna didunia ini. Tapi semua orang menginginkan kesempurnaan yang mustahil itu.

Katakan padaku bahwa itu benar adanya.

Telapak tanganku kugesekan pada kedua siku untuk menghilangkan keraguan antara arah kiri dan kanan. Kalian tau aku mempunyai bekas luka di siku kiri tanganku. Karena itu saat aku ragu dengan arah kiri kanan akan ku andalkan sikuku yang terluka dahulu.

Ngomong-ngomong tentang bekas luka...bekas luka ini aku dapatkan bersama seseorang. Hah aku merindukannya.

Katakan saja aku bodoh karena tak mendekatinya lagi. Aku takut, sungguh.

Kan kuceritakan tentang gadis itu. Cenzie, gadis kecil yang dulunya pemberani dan nakal itu sekarang tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Tentu saja hatinya juga cantik.

Aku selalu memandangnya walaupun terhalang oleh jarak.

Aku tak akan bilang bahwa ini perasaan sayang atau cinta karena pasalnya kita hanya sebatas sahabat masa kecil.

Jangan ceritakan ini dengan siapa-siapa. Ini rahasia ingat R-A-H-A-S-I-A. Hanya diantara kita.

Aku menyadarinya...

Dia selalu mengintip ku setiap pagi saat aku berangkat sekolah. Hahaha dia sangat lucu.

Tapi kalau boleh kuminta satu permintaan. Aku ingin suatu hari nanti dia akan keluar dari tempat persembunyiannya itu dan menghadang motorku. Ku ingin dia menjabat tanganku seperti saat kecil dulu saat kuminta dia menjadi sahabatku.

Tapi tentu saja...

Itu hanya angan, tak masuk akalku saja.

•••

"Kita berusaha saling menjauh, padahal tak ada yang tau takdir yang akan kita lalui dikemudian hari nanti."

•••

••••[To Be Continued]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





[To Be Continued]

MENATAP ANGKASA || NA JAEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang