•CHAPTER 7_

14 6 0
                                    


Lihatlah kedepan...
aku selalu menatap dirimu dengan penuh kagum, tapi kubertanya "Apa kau juga mengalaminya?"

Angkasa menoleh kesana kemari mencari jalan masuk bangunan didepannya ini. Sebut saja ia gila, masih memasuki jam KBM tapi ia nekat untuk keluar gerbang sekolahnya.

Tapi yang ini bolosnya bukan bolos main diwarung atau apa, tapi bolos main kesekolah orang lain. Dan saat ini ia sedang mencari jalan masuknya.

"Bismillah semoga aja gak dianggap maling." Ucapnya menyakinkan diri sendiri.

Jujur saja ini baru pertamakali ia melakukannya.

Banyak perjuangan sampai ia bisa memasuki sekolah tersebut. Tapi ada satu yang dia lupakan.

Angkasa kan sama sekali tidak tau dimana letak kelas Cenzie, bagaimana bisa ia melupakannya.

Bicara tentang Cenzie memang benar sejak tadi ia berada disekolah Cenzie. Angkasa memutuskan untuk mengirim pesan singkat pada Cenzie dimana letak kelasnya. Awalnya agak sulit karena Cenzie bertanya mengapa Angkasa menanyakan kelasnya,tapi akhirnya Angkasa mendapatkannya juga.

"Semangat Angkasa, Lo pasti bisa."

[MENATAP ANGKASA]


Cenzie beberapa kali mengetukkan bolpoinnya pada meja. Ia bosan...

Pelajaran didepannya tak menyenangkan sama sekali. Ah saat ini adalah pelajaran fisika.

Sudah beberapa kali diterangkan pun tak ada satupun yang masuk diotaknya. Ia curiga sebenarnya yang salah tuh pelajarannya atau guru yang mengajar? Ah sudahlah tak akan ada habisnya jika membahas tentang pelajaran.

Dan kau___

Tok Tok Tok...

Astaga siapa lagi itu disaat ia ingin bercerita dengan tenang, selalu saja ada yang mengganggu.

Tok Tok Tok

"Astaga siapa sih..." Bisiknya pelan karena tak mungkin juga Cenzie berteriak disaat guru masih menerangkan didepannya.

Dengan kesal ia menoleh kearah jendela disampingnya. Ya kau tau Cenzie duduk didekat jendela jadi tak heran ia bisa mengetahui apa saja diluar sana.

"Angkasa!" Ucap Cenzie terkejut.

Tolong ingatkan Cenzie bahwa saat ini seluruh siswa dikelas menatap dirinya heran.

"Apa ada masalah... Cenzie?" Ucap guru didepannya jeda sebentar membaca nickname anak muridnya.

"Ada setan Bu."

"Hahaha."tawa semuanya.

"Sudah-sudah kita kembali fokus, dan kamu Cenzie ini peringatan pertama kamu."

"Iya Bu."

Semua kembali fokus pada pelajaran didepan sedangkan Cenzie masih menatap Angkasa yang kembali muncul dijendela setelah ia menghilang sesaat tadi. Lihatlah Angkasa ia membuat gerakan seperti menyuruh Cenzie keluar dari kelasnya.

"Bu! Saya ijin ke toilet ya Bu, kebelet nih." Ucap Cenzie buru-buru keluar dari kelasnya.

Gurunya saja belum memberikan ijin hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

Cenzie berlari menuju belakang kelasnya tempat Angkasa berada.

"Angkasa!"

Angkasa langsung tersenyum saat orang yang ditunggu datang juga.

"Lo ngapain kesini... Gak sekolah?"

Angkasa menggelengkan kepalanya,
"Bolos."

Cenzie menganga tak percaya, bagaimana bisa Angkasa seenteng itu berkata bolos.

"Trus Lo kesini mau ngapain?"

Angkasa perlahan mendekatkan dirinya pada Cenzie.
"Lo tau gak, kalo buat dosa itu enaknya berdua bukan sendirian. Karena itu gw kesini."

Oke kenapa ucapan Angkasa sedikit ambigu sih. Mana ia deket-deket mulu lagi sama Cenzie.

"M-maksudnya?" Duh kalo gini kan Cenzie jadi gugup.

"bolos bareng yuk."

"Hah?"
Oke ini tidak sesuai ekspektasinya.

Angkasa menjauhkan kepalanya, astaga kenapa lucu sekali menggoda Cenzie.

"Gw ngajak Lo bolos bareng Cenzie, Lo mikir apaan sih."

Cenzie mendengus pelan, apa-apaan sih yang ia pikirkan tadi.

[MENATAP ANGKASA]


"HAHAHA."

"Awas ya Lo."

"Kerja dong masak kalah sih sama gw."

"Angkasa! Diem gak Lo hah!"

Mereka saling berlari mengejar satu sama lain. Ah tidak lebih tepatnya Cenzie yang mengejar Angkasa dengan kesal.

"Angkasa HP gw anjirr."

"Apasih yang ada didalamnya, pacar Lo ya."

"Boro-boro pacar, ditembak aja gak pernah." Ucap Cenzie dalam hati.

Untung saja tempat mereka kali ini sepi dan hanya ada mereka berdua jadi tak ada yang terganggu dengan teriakan mereka berdua.

"Hah...hah...udah-udah gw nyerah, nih HP Lo." Ucap Angkasa terengah-engah.

Angkasa langsung menidurkan dirinya pada rerumputan, sangat melelahkan ternyata berlari-lari seperti itu.

Cenzie menyusul dengan mendudukkan dirinya disamping Angkasa.

"Gw jadi keinget masa lalu deh zie." Ucap Angkasa mengubah tidurnya menjadi menyamping menghadap Cenzie.

"Lo inget gak gw dulu pernah jadi penculik terus gw culik tuh boneka Lo and then Lo yang ngejar gw."

Dan ya Cenzie mengingatnya, dulu mereka berdua benar-benar sedekat itu. Karena mereka hanya berdua jadi selalu memerankan sesuatu bergantian. Itu menyenangkan tentu saja.

"Lo inget semua itu?"

Angkasa terlihat berpikir, entahlah ia juga bingung seberapa banyak yang Angkasa ingat dahulu.

"Sebagian mungkin, gak banyak yang gw inget."
"Kalo Lo?" Tanya Angkasa penasaran.

"Gw...gw sama, cuma beberapa yang gw inget sekarang."

"Termasuk janji yang Lo buat untuk kita Angkasa."

•••

••••[TO BE CONTINUED]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





[TO BE CONTINUED]

MENATAP ANGKASA || NA JAEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang