Part 4

8 1 0
                                    

Jangan lupa spam komen ya!! Vote dulu biar gak lupa, oghey!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa spam komen ya!!
Vote dulu biar gak lupa, oghey!

Buat yang belum follow aku, cuss di follow dulu! 
Biar gak ketinggalan sama informasi cerita ini ")

.
.
.
.
.
.

Dengan langkah yang penuh dengan Wibawa, diiringi jeritan tertahan dari para gadis yang mengagumi ketampanan dan juga kegagahannya, Nevan memasuki kantor Bastian Group. 

Hari ini, memang Nevan ada meeting lanjutan  bersama Adnan untuk membahas kerjasama yang akan mereka lakukan.

"Selamat datang tuan.  "Sapa Gavin yang sudah menunggu kedatangan Nevan di dekat pintu lift khusus pertinggi perusahaan.

"Terima kasih Gavin, waktuku tidak banyak. Jadi ayo kita mulai meeting nya sekarang. "Ajak Nevan karena memang dirinya sangat sibuk akhir akhir ini. 

"Heyy Gavin, kenapa kamu malah diem aja?  Ayo!!  "Ajak Nevan dengan kening yang mengernyit bingung karena sekretaris Adnan itu malah diam saja di depan pintu lift.

"Ah, iya, tuan.  "Gavin langsung menyusul Nevan untuk masuk ke dalam lift. Pria itu pun langsung menekan tombol yang akan membawa mereka menuju lantai teratas gedung ini.

Selesai dengan aktivitas nya,  Gavin kembali beringsut mundur.  Raut kecemasan terlihat dengan jelas di wajah pria itu.

"Ada apa Gavin? Apa terjadi sesuatu? "Tanya Nevan merasa ada yang aneh dengan Gavin.

"Emmm begini tuan. Sebenarnya, tuan Adnan masih ada urusan penting yang tidak bisa ia tinggalkan. Apa anda bisa menunggu sebentar saja? "Tanya Gavin sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mendengar perkataan Gavin, Nevan langsung mendengus kesal. 

"Benar-benar menyebalkan! Apa pertemuan hari ini juga tidak penting? "Gerutu Nevan penuh kekesalan.

"Maaf tuan, saya benar-benar minta maaf. "Ujar Gavin merasa tak enak pada Nevan.

"Sudahlah Gavin. Ini bukanlah kesalahan mu, tapi bosmu yang lalai akan tanggung jawabnya. Tapi kau tentang saja, meskipun aku kesal padanya tapi karena dia temanku, aku akan mengampuni nya. Kalau saja orang lain yang melakukan ini,  sudah pasti  aku akan langsung mengakhiri kerja sama dengan orang yang tidak bisa menghargai pekerjaan. "Ujar Nevan penuh kekesalan pada Adnan.

Sampai di ruang meeting, Gavin meminta Nevan untuk menunggu. Sedangkan dirinya mengambil ponsel  dari saku jasnya dan kembali menelpon Adnan.

Tentang Rihana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang