Part 6

3 1 0
                                    

Jangan lupa spam komen ya!! Vote dulu biar gak lupa, hihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa spam komen ya!!
Vote dulu biar gak lupa, hihihi

Buat yang belom follow aku, cuss di follow dulu biar gak ketinggalan sama informasi cerita ini! ")
.
.
.
.
.
.

Dengan langkah yang penuh Wibawa, diiringi dengan suara ketukan sepatu hitamnya memenuhi ruangan ber ac itu. Seluruh pegawai dan staff disana hanya menundukkan kepalanya, tak berani menatap wajah dari sang pemilik kantor. Adnan memasuki kantor nya dan langsung disambut dengan wajah Nevan yang menatap nya tajam.

Sudah jelas dari ekspresi wajah Nevan menunjukkan bahwa dia sangat kesal dengan pria di depannya itu.

"10.46. "Ucap Nevan.

"Hanya telat 16 menit saja. "Jawab Adnan tanpa rasa bersalah

"Jika kau orang lain maka sudah pasti aku akan mengakhiri kesepakatan kerjasama ini Adnan. Aku benci orang yang tidak tepat waktu. "

"Ohh come on bro. I'm so Sorry, I promise I won't be late again. "Nevan diam tak menjawab ucapan Adnan barusan, ia tahu bagaimana sifat asli temannya itu.

"Oke Baiklah. Aku tau waktu mu tidak banyak lagi disini, jadi kita akan mulai meeting lanjutan kita mengenai proyek yang kita rancang di Makassar. "Ucap Adnan langsung.

"Gavin. "Panggil Adnan.

"Iya Tuan. "

"Tolong kau siapkan meeting lanjutan kami di tempat biasa. "

"Baik Tuan. "

Adnan membawa Nevan menuju ruang meeting yang memang tak jauh dari ruang kerja miliknya. Adnan tahu akan raut wajah sahabat nya itu yang menujukan bahwa dirinya masih kesal karena ia terlambat tadi tapi hal itu tak membuat Adnan pusing, dia sangat tau bagaimana cara mengatasi nya.

"Van setelah meeting lanjutan ini aku ingin mengajak mu keluar bersamaku. " Ucap Adnan.

"Kau mencoba membujuk ku agar aku tidak kesal lagi padamu bukan? " Tebak Nevan, dan benar saja Adnan langsung tertawa melihat ekspresi temannya yang datar itu. Nevan memang tipikal pria yang tidak suka basa-basi dia ingin ketika orang berbicara dengan nya harus langsung pada inti permasalahannya.

"Satu sisi kau benar, namun di sisi lain ada hal yang ingin aku bicarakan padamu. "

"Baiklah, di tempat biasa setelah meeting ini selesai. "

"Permisi pak, semua persiapan untuk meeting hari ini sudah selesai, bisakah kita memulai nya? "

"Tentu saja Gavin, ayoo silahkan masuk van. "Ucap Adnan setelah itu dia membukakan pintu ruangan meeting untuk Nevan.

Nevan serta sekretaris nya pun masuk dan duduk di kursi depan monitor bersama dengan Adnan yang berada di samping nya.

"Gavin, silahkan mulai meeting. Setelah itu aku akan menjelaskan sedikit tentang proyek kerjasama kita yang ada di Makassar. " Ucap Adnan mempersilahkan Gavin.

Tentang Rihana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang