Rezef sedang duduk di kamar tamu yang di sediakan Eperanto sambil menyesap teh yang baru saja di siapkan pelayan untuknya. Rezef berpikir untung saja penobatan kardinal langsung dilaksanakan karena jika penobatan kardinal tidak di laksanakan maka dia akan tinggal di sini lebih lama. Berarti itu juga artinya dia harus meninggalkan Eperanto dengan cepat karena kekaisaran Eldaim terletak sangat jauh dari kekaisaran Eperanto, akan sangat sulit untuk menemui wanitanya di sini.
'Haa. Semuanya memang lebih baik jika orang yang kau inginkan ada di sisi mu'
Rezef menyesap kembali teh yang masih hangat untuk menenangkan pikirannya yang kacau sampai telinganya mendengar suara pintu terbuka.
Itu adalah Dion yang masih menggunakan pakaian tertutup serba hitam andalannya. Berjalan mendekat kearah Rezef dan mengeluarkan sebuah kantong sedang dari dalam jubahnya.
Dion mengeluarkan benda yang ada di dalam kantong itu di atas meja didepan Rezef. Benda yang di lihat Rezef membuatnya tersenyum mengejek.
"Hanya orang gila yang melakukan semua ini"
Dion tidak memberikan komentar apapun tentang perkataan Rezef karena dia dan Rezef juga sama gilanya, tapi putra mahkota Eperanto ini bahkan kegilaannya melebihi keluarga Agriche. Bagaimana dia bisa merenggut ribuan nyawa dalam satu hari tanpa merasa bersalah seperti seorang dewa kehancuran yang menghukum manusia karena keserakahan. Lupakan, Dion bahkan sama sekali tidak percaya tentang dewa atau sebagainya.
"Bagaimana bisa orang seperti itu memimpin kekaisaran"
Dion memandang Rezef dengan kerutan diwajahnya.
'Orang seperti kau saja sudah menjadi kaisar'
Rezef menyeringai menanggapi tatapan Dion seolah membaca pikiran Dion. Kesatria tangan kanannya memang benar, orang yang membuat sakit kepala saja menjadi kaisar saat ini di kekaisaran Eldaim.
"Bom mana ini saya temukan di beberapa daerah yang padat penduduk di wilayah Eperanto. Beberapa rumah hancur dan ada banyak yang mati dan terluka, melihat dari situasinya putra mahkota melakukan ini untuk menunjukkan sesuatu pada rakyatnya"
Rezef meminum tehnya dengan tenang sebelum menjawab Dion. "Kepada semua orang, dia ingin menunjukkan bahwa dewa tidak merestui penobatan kardinal. Tapi untuk orang-orang yang mengerti situasi, mereka bisa menebak bahwa putra mahkota ingin menunjukkan bahwa semuanya ada di bawah kendalinya"
Rezef tidak peduli apa yang akan dilakukan putra mahkota Eperanto pada rakyatnya sendiri karena itu bukan urusannya selama putra mahkota tidak menyentuh sesuatu yang berhubungan dengan kekaisaran Eldaim dan tidak menyentuh gadisnya.
"Yang mulia, ada seorang gadis berambut ungu yang juga datang ke tempat saya mengambil bola terakhir"
Rezef mengerutkan keningnya, dia merasa familiar dengan rambut ungu ini. Walau bagaimana pun beberapa bangsawan memiliki warna rambutnya masing-masing sesuai keturunan. Rezef akan biasa saja jika rambutnya berwarna coklat karena itu sangat umum di kalangan rakyat biasa. Itu berarti bahwa ada bangsawan yang juga menyadari niat Iaros kan. Itu lebih baik.
"Biarkan saja gadis itu, jika aku tidak salah mengingat. Rambut ungu itu adalah milik keluarga Beliard"
Dion mengangguk mengerti. "Apa rencana anda selanjutnya, maksud saya tentang nona Psyche"
Ini dia masalah Rezef, dia sangat frustasi tentang bagaimana membuat Psyche menyukainya. Gadis itu bukan yang mudah di dekati seperti gadis yang hanya terpesona pada ketampanan. Gadis yang disukainya itu juga sangat bodoh tentang hal seperti ini. Rezef menyandarkan punggungnya dan menekuk lengannya untuk menutupi matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNITY (REZEF*PSYCHE)
FanfictionCinta yang selama ini Psyche dapatkan ternyata hanyalah sebuah kebohongan. Pria yang dianggapnya dewa, yang paling di cintainya hanya berpura-pura. Datang pada Psyche dengan cerita cinta yang indah seperti bunga bermekaran tapi ternyata semua itu ha...