Aghnia tidak tau bagaimana dia melewati hari tadi. Semenjak dimulainya prosesi pernikahan sampai resepsi, dia hanya mengikuti arahan seperti robot. Pipinya sampai sakit karena terlalu banyak tersenyum, dan kepalanya hampir meledak ketika otaknya tidak mampu membayangkan setiap obrolan para petinggi dari berbagai negara. Belum lagi obrolan tentang bisnis-bisnis yang cangkupannya begitu luas. Selama ini bisnis yang dia ketahui hanyalah perkebunan kurma milik Baba yang ternyata bukan apa-apa dibandingkan mereka. Apa lagi sekarang perkebunan itu bukan lagi miliknya .
Jadi ketika dua pelayan membantunya mandi air hangat dengan kelopak dan minyak mawar sembari memijat pelan tubuhnya, Aghnia tidak keberatan sama sekali. Tidak merasa sungkan seperti biasa.
Aghnia hampir saja terjatuh kedalam lelap ketika salah satu pelayan menuntunnya untuk keluar dari bathtub dan langsung menyelimutinya dengan handuk yang lemebut. Dia melangkahkan kaki keluar, membawa percikan air yang tak perlu dia pusingkan karena akan selalu ada pelayan yang membersihkannya.
"Hmmm, apa tidak ada gaun tidur yang lain?" tanyanya saat Noura, salah satu pelayannya, mengacungkan sebuah gaun tidur sutra yang cukup transparan. Itu baru dan tentu bukan miliknya, karena semua bajunya masih tersimpan di lemari di kamarnya yang lama. Dan melihat Noura tersenyum, Aghnia merasa agak tidak nyaman.
"Gaun ini bagus untuk malam pertama, Ma'am."
"Apa? Maksudmu, Yang Mulia akan tidur di sini bersamaku?"
"Tentu saja, Ma'am, memangnya akan tidur di mana Yang Mulia malam ini? Tentu bersama dengan pengantinnya."
Aghnia masih terlalu terkejut dan tidak percaya ketika Noura mulai memakaikan gaun yang sebenarnya tidak begitu berguna menutupi tubuhnya. "Tunggu dulu!" ujarnya, namun gaun tersebut sudah meluncur turun membalut tubuhnya, menggelitik halus kulitnya. "Bukannya Yang Mulia Raja harus kembali kekamar Yang Mulia Ratu?"
"Anda tidak perlu hawatir, paling tidak selama tiga hari kedepan Yang Mulia Raja sepenuhnya milik anda." Noura menyemprotkan parfume kelengan bagian dalamnya, kemudian mengosokan kedua lengannya sebelum menuntun lengan yang seolah tidak berpemilik itu kelehernya.
"Maksudnya, selama tiga hari Yang Mulia akan tidur bersamaku?"
"Tentu saja! Istana sudah membuat peraturan yang adil untuk pernikahan kedua sampai keempat seorang Raja. Nanti, setelah tiga haripun anda tidak perlu khawatir, karena Istana akan membuatkan jadwal yang adil untuk kepulangan Yang Mulia Raja kekamar anda."
"Tapi bukankah seharusnya Yang Mulia Raja lebih banyak meluangkan waktu untuk Yang Mulia ratu?"
"Karena status anda adalah istri resmi yang sudah tercatat di dokumen negara, bisa dibilang jika sebenarnya anda juga seorang Ratu, walau tidak bisa menyandang gelar tersebut. Jadi hak-hak anda secara garis besar adalah sama."
Tanpa disadari, kedua tangan Aghnia saling bertautan dalam gelisah. Kalven tidak pernah bilang apapun tentang semua ini. Aghnia pikir ketika dia menikah dengan seorang Raja yang sudah memiliki Ratu, dia hanya akan menjadi pajangan yang tak perlu membicarakan hak, sehingga tak perlu dipusingkan oleh segudang kewajiban. Apalagi, dia harus satu kamar dengan Kalven!
Aghnia masih merenung oleh semua informasi yang menakutkan itu saat Laila bergabung bersama mereka setelah selesai membereskan bak mandi. Dan seperti orang cacat, Aghnia dituntun oleh kedua pelayan itu untuk keluar dari kamar mandi.
Ketika masuk untuk mandi tadi, Aghnia terlalu lelah sehingga tidak memperhatikan jika kamar sudah dihias sedemikian rupa dengan lampu remang yang hangat. Romantis. Aghnia merinding dengan satu kata yang melintas dalam benaknya itu. Romantis?
Aghnia masih berkutat dengan pikirannya sendiri saat dua pelayan mendudukannya di sisi tempat tidur untuk menyambut raja mereka. Dia bahkan tidak memerhatikan ketika kedua pelayan itu pamit undur diri dengan senyuman-senyuman penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KING AND HIS MISTAKEN #2nd
RomanceAku mencintaimu seperti Eros yang tertusuk panahnya sendiri, kemudian khianatmu mengubahku menjadi Hades. Akan kupastikan selamanya kau bersamaku di kegelapan. -Kalven Ayash Al-Arkhan Orang menganggap diriku psyche yang dicintai banyak orang, tapi a...