KARTU

187 16 1
                                    


"Ada apa tuan memanggilku kesini?"

Sekali lagi dia meneguk air yang disediakan diatas meja,bukan anggur merah melainkan hanya air putih biasa

"Aku ingin mengenalmu"

Alis nattawin bertaut tidak mengerti maksud dari lawan bicaranya
"Maksudku aku mau mengenalmu lebih jauh lagi,apakah aku boleh?"

"Oh tentu"akhirnya nattawin tersenyum membuat Mile juga ikut

"Kau bekerja sebagai barista sejak kapan?"

"Sejak?belum terlalu lama sekitar dua tahun lalu"

"Lalu kenapa kemarin kau melayani?"

"Tidak apa,hanya butuh sedikit tambahan uang saja"

Nattawin mengambil tas hitam kecil di sampingnya dan mengeluarkan jam tangan gold dari sana

"Ini punya siapa?"

"Punya tuan,aku lihat kemarin di kamar mandi lalu aku mengambilkannya untukmu"

Mile diam menatap jam tangan gold miliknya yang masih nattawin pegang

Seperti ragu yang akhirnya Mile mengambilnya membuat nattawin tersenyum senang

"Boleh aku tau dimana kau tinggal?"

"Aku tinggal di persimpangan dari cafe ini,kalau kau tau rumahku tepat di sebelah gang disana"

"Lumayan jauh ternyata apa kau tidak lelah setiap hari harus jalan sejauh itu?"

"Sudah biasa lagian mau sejauh apapun aku berjalan kalau yang dicari itu uang aku harus tetap mengejarnya"

Mile mengangguk sebelum dia mengeluarkan satu kartu di dalam saku jas nya,nattawin yang melihatnya dibuat heran

"Ini kau pegang saja"Mile menyodorkan kartu itu pada nattawin lalu nattawin pun mengambilnya tanpa ragu

"Ini apa?"

"Kartu nama ku ada disana beserta alamatnya kalau kau butuh sesuatu bisa hubungi aku"

"Tapi aku tidak perlu ini,kita sebagai teman saja itu sudah lebih dari cukup"

"Aku yang memberinya,bukan kau yang memintaku,mengerti?"Nattawin terpaksa mengangguk dan memasukkan kartu nama Mile kedalam saku celana miliknya

Dua jam sudah mereka berada di sana ditambah hari juga mulai larut memutuskan nattawin pamit lebih dulu untuk pulang

"Hati hati"ujar nattawin sebelum laju mobil milik mile menghilang di penglihatannya

Nattawin melangkah masuk namun seperti ada yang berbeda,suasana rumah serta lampu juga ikut padam

"Bu.."tidak ada yang menyahut ditambah semua terlihat gelap gulita

Nattawin melangkah masuk melihat kesana kemari seperti memang rumahnya sedang kosong"Bu..pak..."

Nattawin membuka ponsel namun tidak ada notif apapun disana lalu kemana mereka

Nattawin memilih masuk kedalam kamarnya dan menghidupkan lampu ruang

Tak lama ponsel yang nattawin pegang bergetar tidak henti hentinya

"Ini dengan siapa?"

"Nattawin,k-kamu siapa?"

"Saya dari pihak kepolisian mengabarkan bapak hendra dan ibu tira mengalami kecelakaan di jalan cimbayu saat ini"

"Ba-bapak?kecelakaan?l-lalu bagaimana keadaan mereka?"

"Kami sudah larikan ke rumah sakit terdekat,RS chakrawal cimbayu"

"Ba-baiklah saya segera kesana"

Sambungan langsung diputus secara sepihak,nattawin lari tunggang langgang keluar dari rumah untuk secepatnya sampai di rumah sakit

Debar jantung serta deru nafas mulai tersengal ketika nattawin baru saja memijakkan tapak di lantai rumah sakit

"Dengan bapak hendra dan ibu tira kecela-lakaan baru saja di jalan cimba-ayu"ujar nattawin spontan saat ia melihat meja resepsionis tanpa basa basi setelah diberitahu nattawin kembali berlari pada ruang yang disebut

ℙ𝕌ℝℕ𝔸𝕄𝔸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang