BERBAGI kehangatan di malam hari sebelum sang fajar menampakkan diri. Si surai pink memeluk surai hitam dari samping. Keduanya masih terlelap dalam mimpi masing-masing.
Selang tak begitu lama, nyawa surai pink kembali terkumpul secara paksa sebab suara berisik dari handphonenya yang terus-menerus berbunyi. Decakan kesal mengarah pada handphone yang tak bersalah itu.
"Apaan?"
Suara khas orang tidur terdengar.
"Baru bangun?"
Mendengar suara datar tak bersemangat milik bos besarnya, Haruchiyo langsung gelagapan. Dia tadi mengira kalau yang meneleponnya adalah Haitani Brother atau si penggila uang. Namun siapa sangka malah bos besarnya sendiri.
"O-oh ... s-selamat pagi bos."
Sapaan yang terdengar telat disampaikan oleh Haruchiyo.
"... udah siang, Sanzu."
Deg!
Rasanya sekarang Haruchiyo malu. Dia baru sadar kalau sekarang sudah hampir jam 10 siang. Kalau begini ketara sekali kalau dirinya baru bangun tidur.
"A-ahaha, iya bos maksudnya ... selamat siang, ada yang perlu saya bantu?"
Bosnya terdiam sebentar. Bisa didengar kalau bosnya sedang memakan sesuatu.
"Tikus, tadi malam ada yang lolos."
Haruchiyo memasang wajah serius. Dia menatap ke arah (m/n) yang masih tertidur. "Maafkan saya atas kelalaiannya dan ... akan segera saya basmi hari ini."
Teleponnya dia matikan dan memutari ranjang ke sisi lain. Wajahnya kembali menatapi wajah manis kesayangannya.
"(M/n) ... bangun yuk," Haruchiyo menowel-nowel pipi (m/n) juga sesekali menariknya.
Merasa tak nyaman (m/n) mengerang kecil. Dengan perlahan manik abu-abunya terbuka. Karena refleks, (m/n) menggenggam tangan Haruchiyo yang menowel-nowel pipinya, membuat sang pemilik tangan sedikit terkejut.
"Ungh ... selamat pagi, master!"
Senyuman ceria ala bangun tidur berhasil membuat wajah Haruchiyo memanas. Begitu imut sampai-sampai Haruchiyo ingin memakannya.
"Iya, selamat pagi juga honey," Haruchiyo mengacak-acak surai hitam (m/n).
"Mau mandi bareng?"
Ajakan (m/n) membuat Haruchiyo mengangkat sebelah alisnya sebelum akhirnya dia mengangguk.
Tangan (m/n) masih sakit, mau tak mau Haruchiyo harus mengawasi setiap gerakan tangannya agar busa tidak sampai pada tangan kanan (m/n). Ya, Haruchiyo-lah yang memandikan kucing imut (m/n).
"Kenapa kau memandangiku seperti itu, hm?"
(M/n) tersentak kecil dengan tindakannya. Sesegera dia menggelengkan kepalanya dengan wajahnya yang memerah.
"T-tidak ada ... hanya ...," (M/n) tersenyum lebar pada Haruchiyo. "Master terlihat keren."
Deg!
Benar-benar tak bisa disangkal lagi bahwa Haruchiyo ingin memakan kucingnya ini. Namun sekali lagi dia mengingatkan pada diri sendiri bahwa tangan (m/n) masih sakit, dia tak ingin menyakiti (m/n) hanya untuk nafsu semata.
"(M/n)," panggil Haruchiyo dengan suara rendah serak basah.
Deheman singkat untuk jawaban panggilan Haruchiyo. Kepala (m/n) naik ke atas seiring dagunya yang ditarik Haruchiyo dengan lembut.
"Jangan berkata seperti itu lagi ... aku tak ingin memakanmu hingga berakhir seperti dulu lagi."
Bulu kuduk (m/n) berdiri ketika seutas ingatan dengan tidak bersalah terlintas di kepalanya.
"M-maaf master."
Wajah (m/n) memerah padam, dia bahkan tak sanggup menatap manik Haruchiyo. Haruchiyo mengecup keningnya sesaat lalu menarik tubuh (m/n) dalam dekapannya. Menghirup aroma khas tubuh (m/n) membuatnya candu lebih dari sabu dan obat-obatan kesukaannya.
𝘭 𝘢 𝘷 𝘢 𝘯 𝘥 𝘶 𝘭 𝘢
Di tengah kerumunan surai berwarna-warni dengan pangkat yang berbeda-beda, di sanalah ada (m/n).
Rasa canggung datang lagi dalam dirinya saat Haitani Ran dimarahi oleh Haruchiyo. Suaranya bahkan sangat keras membuat (m/n) sedikit risih. Namun tak banyak yang bisa dia lakukan, tekanan hawa di sini sudah menyadarkannya siapa dirinya di sini.
"(M/n)."
Bos besar Bonten itu memanggilnya dengan datar.
"I-iya ... bos?"
Berkali-kali dia mendengar suara Mikey, di bos besar itu tetapi tetap saja suaranya sangat keren dan angkuh secara bersamaan membuatnya ingin menghormatinya.
Pertengkaran Haruchiyo dan Ran terhenti secara otomatis.
"... belikan taiyaki."
(M/n) kira apa ternyata hanya misi mudah.
"Baik."
Haruchiyo mendekati (m/n) lalu menarik tangannya dengan lembut untuk menjauh. Mengkodenya kalau dirinya akan mengantarkannya untuk membeli taiyaki.
"Ah, master kau tak perlu mengantarkanku,"
Tikus tadi pagi sudah ditangkap oleh Haruchiyo dan seperti yang kalian tahu Haruchiyo suka menyiksa, itu alasan (m/n) menolak ajakannya. Dia tak ingin masternya menunda-nunda kesenangannya.
Namun walau begitu Senyuman (m/n) tak bisa bohong kalau dirinya suka diperlakukan seperti itu.
Haruchiyo mengacak-acak surai (m/n). Dia mengembangkan senyuman tulusnya.
"Haha," Haruchiyo mendekatkan wajahnya ke telinga (m/n) dan berbisik, "Sekalian date ya?"
Blush!
Berhasil membuat wajah (m/n) memerah, Haruchiyo hanya menyeringai.
· ✿ · ✿ ·
tulisan asli: 18 05 2022
published: 27/03/2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐀𝐕𝐀𝐍𝐃𝐔𝐋𝐀 sanzu haruchiyo ! male r.
Fanfic𝐒𝐀𝐍𝐙𝐔 𝐇𝐀𝐑𝐔𝐂𝐇𝐈𝐘𝐎 𝐗 𝐌𝐀𝐋𝐄 𝐑. ─🥀 › 〉 :📂: .ೃ ⠀⠀⠀VELLO' © KEN WAKUI ⠀⠀Bunga lavender melambangkan pengabdian, kesucian, dan cinta. Sama halnya dengan Haruchiyo yang mencintai bawahannya. Ini adalah kisah cinta mereka berdua, tentang...