2. The Last

154 8 0
                                    

*kring* bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa langsung bergegas memasukkan buku serta alat tulis yang ada di meja masing-masing, ke dalam tas masing-masing.

Termasuk apa yang di lakukan Ten, Taeyong dan juga Winwin.

"Guys, gue duluan ya! Johnny udah nunggu di parkiran sekolah!" Ujar Ten, begitu mendapatkan pesan dari sang kekasih, bahwa dia sudah ada di parkiran sekolah.

Kedua temannya hanya bisa membalas seadanya. "Habis ini mau balik ke rumah Win?" Tanya Taeyong.

"Mau ngapain lagi emangnya? Emang gue itu kayak lo Tae! Yang banyak banget ikut organisasi sekolah." Jawab Winwin, mengingatkan Taeyong.

Taeyong terkekeh mendengarnya. "Buat pengalaman Win." Balas Taeyong.

"Gue sih ogah ya. Pengalaman--" ucapan Winwin terpotong, karena suara seseorang yang baru saja tiba di dalam kelasnya.

"Win." Panggil Yuta, yang membuat kegiatan Winwin terhenti sejenak.

Winwin menatap Yuta sejenak dengan senyuman yang terpantri di mulutnya. "Kenapa Yut?" Tanya Winwin, yang langsung melanjutkan kegiatannya.

"Udah selesai belom? Pulang bareng kita." Tanya Yuta, yang masih setia menyender di tembok kelas Winwin.

"Loh, lo gak jadi ekskul basket?" Tanya Winwin, pasalnya tadi malam Yuta bilang kalau besok ia tidak bisa berangkat ke sekolah bersama, karena ada hal urgent. Ya walaupun Yuta tidak bilang hal urgent itu apa, tapi Winwin tau pas di sekolah dia melihat Yuta sedang berboncengan dengan Jennie. Yang mana hal urgent itu adalah menjemput Jennie. Dia juga bilang kalau sepulang sekolah, dia ada ekskul basket. Jadi dia gak bisa nganter Winwin.

"Gak jadi. Johnny batalin ekskulnya karena mau jalan sama Ten. Emang gak jelas banget jadi ketua!" Ujar Yuta, di iringi dengusan kasar yang keluar dari mulut Yuta.

"Berati Johnny sayang banget sama Ten. Ten udah di ratukan sendiri sama rajanya. Beda banget sama temen gue yang satu lagi." Sindir Taeyong, yang sudah selesai dengan kegiatannya, begitu juga dengan Winwin yang baru saja selesai.

"Kalo begitu gue duluan ya Win. Jaehyun pasti udah ada di ruang ekskul." Pamit Taeyong, yang langsung di balas Winwin.

"Yuta, gue pamit ya! Jagain yang bener temen gue!" Peringat Taeyong, begitu melewati Yuta.

"Ayo!" Seru Winwin yang sudah ada di hadapan Yuta.

Yuta langsung menggandeng tangan Winwin, dan mereka pun jalan bersama menuju parkiran.

Sampai di parkiran, Yuta langsung memasangkan helmet untuk Winwin. Serta membantu Winwin untuk menaiki motor gedenya.

"Udah siap?" Tanya Yuta kepada Winwin.

"Udah." Jawab Winwin yang saat ini sudah memeluk Yuta, serta menaruh kepala yang berbalut helmet itu ke atas pundak Yuta.

Yuta pun langsung menjalankan motornya pergi. Meninggalkan area perkarangan sekolah, menuju rumah Winwin.

Selama di perjalanan, mereka berdua benar-benar hening. Tidak ada percakapan yang masuk di antara mereka berdua. Hanya ada duara deruan angin, serta kendaraan yang berlalu lalang, yang mengisi keheningan mereka.

"Kita makan dulu ya sebelum pulang. Mau makan di mana?" Tanya Yuta, begitu lampu merah menyala. Membuat dia harus memberhentikan motoenya sejenak.

"Pecel lele biasa aja. Kalo enggak bubur
Murah itu." Saran Winwin.

"Pecel lele aja gimana?" Tanya Yuta.

"Yaudah." Jawab Winwin seadanya.

---

Begitu mereka tiba di kedai pecel lele, Yuta langsung memarkirkan motornya. Mereka berdua pun turun dari motornya, lalu masuk ke dalam kedai.

Memesan makanan yang ingin ia pesan. Lalu duduk di kursi yang tersedia. Dan terjadilah keheningan di antara mereka, sewaktu mereka menunggu makanan tiba.

"Ekhem Win." Panggil Yuta, memecah keheningan mereka.

"Iya, kenapa?" Tanya Winwin, menanggapi panggilan Yuta.

Yuta terdiam sejenak. Ia gugup setengah mati, begitu melihat tatapan teduh milik Winwin. "Lo gak mau nanya tentang tingkah gue akhir-akhir ini?" Tanya Yuta, yang akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan ini.

Winwin terdiam. Netranya terus menatap manik mata Yuta. "Lo kenapa akhir-akhir ini?" Tanya Winwin, yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya seperti ini.

Ah! Lebih tepatnya dia tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini! Di mana Yuta memintanya untuk bertanya.

"Gue bosen Win." Jujur Yuta yang akhirnya bisa bicara terus terang ke Winwin.

"Terus mau Yuta apa? Putus?" Tanya Winwin to the point.

Yuta terdiam sejenak. Ia tidak tau harus menjawab seperti apa. Sedangkan Winwin tersenyum melihat keterdiaman Yuta.

"Ayo putus." Ucapan laknat yang keluar dari mulut Winwin, membuat Yuta terkejut.

Winwin tau akan keterdiaman Yuta. Jadi, daripada Yuta berat hati untuk mengatakan hal itu. Winwin membantu Yuta untuk mengatakan hal itu lebih dulu.

"Lo gak cinta sama gue?" Pertanyaan yang sangat bodoh, keluar dari mulut seorang Nakamoto Yuta.

"Kalo gue gak sayang sama lo, dan gak cinta sama lo? gue gak akan nerima lo jadi pacar gue." Ucap Winwin, dengan penuh keseriusan.

"Terus, kenapa minta putus?" Tanya Yuta.

"Bukannya lo menginginkan ini? Lo udah bosen sama gue bukan? Lo udah bosen sama hubungan ini, tapi lo bingung cara mengakhirinya bukan? Jadi, gue bantu lo buat mengakhiri ini semua." Terka Winwin yang membuat Yuta terdiam.

Semua terkaan yang keluar dari mulut Winwin tuh benar adanya. Yuta tidak mengelak akan terkaan Winwin.

"Gue gapapa kok Yut. Jangan kayak gini. Toh kalo misalkan kita jodoh, kita bakalan kembali lagi bukan?" Ujar Winwin, menenangkan Yuta. Agar Yuta tidak merasa bersalah kepadanya.

"Jadi sekarang kita putus?" Satu pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Yuta, yang masih tidak percaya.

"Mau gimana lagi? Lo udah bosen sama hubungan ini. Hubungan kita juga udah gak jelas. Lo juga pengen kan hubungan ini berakhir? Jadi ya akhirin aja, daripada gak jelas kayak gini." Balas Winwin.

"Tapi--" ucapan Yuta terpotong karena tukang pecel lele sudah datang dengan membawa makanan mereka.

Mereka berdua pun lebih memilih untuk fokus terhadap makanannya masing-masing.

Makan dalam hening. Tidak ada yang berniat membuka suara. Baik Winwin maupun Yuta lebih memilih untuk diam.

Setelah makanan mereka habis, mereka beranjak untuk membayar makanan terlebih dahulu, sebelum pulang.

"Gue aja yang bayar." Ujar Yuta, yang langsung di tolak Winwin.

"Kita udah gak ada hubungan apa apa lagi Yuta. Lo gak ada hak untuk bayarin gue makanan." Peringat Winwin.

"Gue cowo Win. Udah sepatutnya cowo yang ngeluarin uang pas lagi jalan sama cewe." Ujar Yuta, yang langsung menarik uang Winwin, dan memasukkan uang Winwin ke dalam sakunya.

"Kembaliannya ambil aja pak." Ucap Yuta secara tergesa, lalu segera menarik Winwin dari kedai pecel lele.

"Gue pulang sendiri aja deh Yut." Ucap Winwin kepada Yuta yang sedang membuka helmet yang tercantol di motornya, untuk dirinya.

"Gak ada pulang sendiri! Lo datengnya sama gue, pulangnya juga harus sama gue!" Tolak Yuta akan ucapan Winwin.

Yuta ingin memasangkan helmet untuk Winwin. Tapi dengan cepat Winwin mengambil helmetnya dan memasangkan sendiri helmetnya. Tidak membiarkan Yuta untuk memasangkan helmetnya, seperti apa yang biasanya Yuta lakukan.

"Oke gue bakalan pulang sama lo untuk yang terakhir kalinya. Sebelum kembali normal seperti biasanya."

LET'S BREAK UP - YUWIN SHIPPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang