4

23 5 0
                                    

"Haechan!"

Haechan yang sedang asik bermain game di ponselnya, melirik ke arah pintu kelas lalu kembali melihat ponselnya.

"Ada apa Ren?"

"Nana mana?" Ucap Renjun bersemangat. Dia melihat ke setiap sisi kelasnya yang sepi.

"Belum datang. Kenapa?"

"Tidak"

Renjun duduk di samping Haechan, membuat Haechan menatap ke arah nya.

"Duduk di kursi mu Ren-"

"Aku mendapat informasi yang membuatku bingung"

Haechan mendengus, Renjun tidak mendengar kan ucapannya.

"Lalu?"

"Dengarkan dulu!"

Renjun mendekatkan dirinya kepada Haechan, melihat sekeliling sebelum melanjutkan ucapannya.

"Orang tua Jaemin punya saudara" Ucap Renjun menatap Haechan.

"Pfftt, apa maksud mu. Orang tua Jaemin anak tunggal, dan kau tau soal itu kan" Ucap Haechan tertawa.

"Ayah Jaemin punya saudara tiri, dan dia tinggal di Busan. Aku menyuruh orang kepercayaan Baba untuk mencari tau keluarga Jaemin lebih dalam"

Haechan yang mendengar itu menatap Renjun dengan mata terbelalak.

"ITU PRIVASI KELUARGA NYA REN!"

"Aku tau. Aku hanya-"

"Privasi apa?"

Haechan dan Renjun dengan cepat melihat ke arah pintu. Disana, di ambang pintu. Jaemin melihat mereka dengan tatapan bingung.

"O-oh, itu... Renjun..." Ucap Haechan terbata.

"A-aku...aku...aku m-mencari tau tentang keluarga saudara ku! Iya, mencari tahu soal saudara ku! Hehe"

Mendengar itu, Jaemin menatapnya curiga. Haechan mendesis, mendengar ucapan Renjun. Sedangkan Renjun, dia merutuki diri nya sendiri di dalam hati.

Bodoh, bodoh! Apa yang aku bicarakan!
Ya, seperti itulah Renjun merutuki dirinya sendiri. Sembari menatap Jaemin yang sudah berdiri di samping nya.

"Untuk apa kau mencari tau tentang saudara mu? Bukannya kau akrab dengan saudara mu itu?"

Renjun terdiam, otaknya tiba-tiba saja berhenti bekerja. Haechan yang melihat ikut terdiam, memikirkan cara agar topik nya berubah.

Brak!

"NA JAEMIN!"

Teriakan itu membuat ketiganya melihat ke arah pintu, yang sepertinya di tendang oleh si pelaku yang baru saja berteriak.

Sedangkan sang pelaku sedang mengatur nafasnya, sambil berjalan ke arah ketiga pemuda yang menatap bingung ke arahnya.

"Oh, Felix ada apa?"

"I-itu... Kerja... Kau... T-toko"

"Ya, bicaralah yang jelas. Atur nafasmu dulu, setelah itu bicara" Ucap Haechan.

"O-oke... "

Felix mengatur nafasnya yang masih tersenggal. Setelah nafasnya teratur, dia menatap Jaemin dengan serius.

"Aku dengar kau membutuhkan pekerjaan, benar? " Ucapnya.

"Dari mana kau tau?"

Felix menunjuk tepat di depan wajah Haechan, membuat Haechan menatapnya datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enfermo [ Nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang