1

53 10 2
                                    


Brukk

Jaemin membanting tubuhnya di Ranjang, dia baru saja sampai di rumah setelah berbicara dengan Hyunjin dan teman temannya.

Sebenarnya, Jaemin masih malu dengan kejadian beberapa Jam lalu. Ternyata mereka hanya ingin mengembalikan barang miliknya, Namun Jaemin malah berlari dan berfikir yang tidak tidak tentang mereka.

Jaemin cukup takut dengan mereka yang terkenal sebagai penindas di sekolahnya. Mereka tidak segan segan menindas siapapun yang berani melawan mereka.

Mereka itu kaka kelas Jaemin, dan Jaemin jarang bertemu dengan mereka di sekolah.
Itu sebabnya dia cukup terkejut saat Hyunjin memanggilnya.

Jaemin terdiam menatap langit langit kamarnya. Pikirannya masih mengarah ke pembicaraannya dengan Hyunjin.

"Awalnya, aku juga bingung dan menolak permintaan pria itu. Terlebih, pria itu sangat mencurigakan dengan memakai topeng seperti itu" Ucap Hyunjin menatapnya.

"Apa kau mengenali postur tubuhnya?"

"Tidak, Aku baru pertama kali melihat postur tegap itu. Di tambah suara berat dan tegas miliknya"

"Dan juga, kenapa orang itu menyuruhku melindungimu? Memangnya kau di serang siapa?" Lanjutnya.

"Tidak, aku tidak di serang. Bahkan mempunyai musuh saja tidak"

Ucapan Jaemin membuat Hyunjin dan teman temannya terdiam, mereka mencoba menebak siapa pria misterius itu.

"Apa kau mempunyai saudara?"  Hyunjin menatapnya.

"Tidak, ayah dan ibuku anak tunggal"

Ucapan Jaemin membuat Hyunjin dan teman temannya menghela nafas, lalu siapa pria itu? Kenapa dia menyuruh Hyunjin dan teman temannya untuk melindunginya?

"Ya... Kalau memang dia berniat baik melindungimu, bukan masalah kan? Lagipula aku dan temanku tidak keberatan" Ucap Hyunjin

"Benarkah? Apa tidak masalah?"

"Tidak, lagipula kami melindungimu hanya di sekolah, di luar sekolah menjadi urusanmu. Toh, aku tidak bisa terus menerus mengikuti mu"

Jaemin menghela nafas, sungguh dia penasaran dengan pria misterius itu.
Kenapa harus melindunginya? Sedangkan mereka tidak saling mengenal.

Ah, lebih tepatnya Jaemin yang tidak mengenal pria itu. Jika memang ada seseorang yang ingin mencelakai nya, dia harus lebih waspada mulai sekarang.

Tapi, aneh. Memangnya ada yang ingin mencelakai nya? Toh, Jaemin merasa dirinya tidak mempunyai musuh sama sekali.

"Aish, semoga hal buruk tidak terjadi" Ucapnya dengan mata yang mulai menutup secara perlahan.





⋇⋆✦⋆ 🄴🄽🄵🄴🅁🄼🄾 ⋆✦⋆⋇ 






Jaemin berjalan ke arah kelasnya dengan ceria, sesekali tersenyum ke arah guru yang berpapasan dengannya.

Walaupun di dalam kepalanya masih bertanya siapa pria misterius itu. Ahh, benar benar membuat penasaran saja.

Jaemin memasuki kelasnya, berjalan ke arah meja yang barada di pojok ruangan, dekat dengan jendela yang terbuka lebar.

Baru saja Jaemin mendudukkan bokongnya, seseorang sudah menghampiri nya dan duduk menghadapnya.

Oh, sungguh. Ini masih terlalu pagi untuk menanggapi teman nya yang absurd ini.
Jika berbicara dengan teman nya yang satu ini, hanya membuat stok kesabaran nya menipis.

Enfermo [ Nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang