"Kak Cal, jangan marah dong! Tadi Icha lama karena bertemu Kakek di ruang tamu," ujar Felicha membujuk Calvin yang sedari tadi menampilkan raut cemberut andalannya, lelaki itu kesal menunggu adiknya yang terlalu lama.
Melihat Calvin masih diam tak merespon, gadis itu mengalihkan pandangannya pada kakak perempuannya, "Kak Cyd, tadi Kakak lihat Kakek tidak di ruang tamu?"
Cydney menggeleng. "Tidak, Kakak tadi tidak lewat depan, tapi lewat samping karena ada keperluan dengan ksatria sebentar tadi."
Kereta kuda terus melaju menuju pasar. Namun, Calvin masih mendiami Felicha hingga gadis itu menyerah. Biarlah kakaknya yang labil itu merajuk dulu! Nanti saja minta maafnya.
Melihat Felicha tak lagi mengganggunya, Calvin tercengang panik. Tangannya menyugar rambutnya kasar. Matanya menyipit seraya berpikir. Apakah adiknya itu marah karena dia tak memaafkannya?
Cydney terkekeh kecil melihat tingkah tsundere kakaknya. Sok-sok an sih! Labil juga udah gede!
"Kakak sudah memaafkan Icha kok! Jangan mendiami Kakak lagi, okay?" ujar Calvin dengan gayanya yang masih sok cool. Cydney memutar mata melihat tingkah kembarannya itu.
Felicha yang kurang paham maksud kakaknya mengangguk senang. Padahal fokus gadis itu hanya pada kata 'memaafkan' nya saja. Yang penting Calvin tak lagi marah padanya, sudah itu saja.
Kereta kuda akhirnya sampai di pasar, pasar terbesar di pusat kekaisaran. Felicha mengikuti kedua kakaknya memasuki berbagai toko. Ah, padahal dirinya yang memiliki keperluan membeli beberapa barang untuk dibawanya ke akademi nanti, tetapi yang tampak bersemangat disini adalah Calvin dan Cydney. Mereka terlihat sangat seru memilihkannya berbagai barang. Ini itulah. Felicha hanya mengangguk setuju ketika ditanya. Kecuali benar-benar menarik baginya, Felicha tak akan boros membali barang.
Ah, Felicha jadi teringat toko permennya dulu. Bisnis pertamanya. Tetapi sayang toko itu belum sempat dibuka sampai dia pindah dari kerajaan Loireina ke pusat kekaisaran ini. Tetapi jangan khawatir, ayahnya yang kini adalah seorang duke itu telah menggantinya dengan toko baru, yang tentu saja toko itu berlokasi di pasar ini.
Sudah empat tahun lebih tokonya berjalan. Dapat dikatakan sangat ramai pada awalnya karena permen buatan Felicha disini terbilang baru. Meski beberapa tahun ini banyak yang mulai menirukan bisnisnya, tetap saja mereka tak dapat menandingi tokonya. Ingat, meski mereka akhirnya bisa membuat manisan permen sepertinya, namun rasanya tetap berbeda. Toko permen Felicha bisa terbilang sebagai satu-satunya toko permen pertana sekaligus terenak yang pernah ada di kekaisaran Rouvegna.
Oh iya, satu hal lagi, Felicha masih menyembunyikan bisnis itu dari orang-orang selain keluarganya. Intinya, dia menjadi bos dibelakang layar, ehe. Namun, beberapa bangsawan tingkat tinggi mungkin juga dapat mengetahui identitasnya jika mereka ingin mencari tahu, tergantung kemampuan sumber informasi mereka.
Shrakk!
Merasa bahunya tersenggol, Felicha mengalihkan pandangnya ingin melihat si pelaku. Namun sepersekian kemudian, pelaku itu sudah berjalan menjauh. Tetapi satu hal yang membuatnya tertegun, pelaku itu adalah seorang yang pernah dikenalnya!
"Kak Ray.... " gumam Felicha melihat punggung pelaku itu.
Meski matanya yang unik tidak terlihat jelas, Felicha tahu dari topeng peraknya yang masih sama dalam ingatannya. Sudah lima tahun berlalu. Dia tak pernah melihat kakak baiknya itu lagi. Ah iya, Kakak baiknya itu kan dari kerajaan Loireina, mana bisa dia bertemu lagi dengannya disini?! Namun, melihatnya lagi sekarang, Felicha pikir mungkin kakak baiknya itu ada urusan disini.
Ah, apa kakak baiknya itu telah melupakannya? Pikir Felicha gundah.
Lagipula, sudah lima tahun berlalu...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutiepie Little Lady
Fantasy[Dunia Novel Series #02] Felicha Irshila meninggal di umurnya yang kesepuluh tahun karena tersedak permen. Dia menyesal padahal sudah sering diingatkan oleh bundanya. Ya, dia baru menyadari bahwa dirinya selama ini sangatlah bandel. Tak disangka ole...