Chapter 48

11.2K 1.6K 43
                                    

"Hei, tunggu! Aku masih membenarkan dasiku!" Teriakan Aimee bergema di ruang asrama 154 itu. Gadis itu dengan tergesa membenarkan tatanan dasinya serapi mungkin.

"Lama sekali sih?! Perasaan pasang dasinya tidak susah," celetuk Jasmine jengkel.

Seragam Celestine Imperial Academy ada 3; pertama, kemeja putih lengan panjang, rok lipit selutut berwarna emas, dasi berbentuk pita berwarna emas, serta vest/rompi berwarna putih dengan pinggiran emas; kemudian,  seragam kedua sama seperti sebelumnya namun berwarna perak; dan yang terakhir adalah jubah hitam dengan pinggiran emas dan perak yang berjajar.

"Yah, memang! Tapi kan kita harus selalu terlihat rapi dan cantik."

Jasmine hanya berdecak tak lupa memutar bola matanya malas.

"Hei, itu perlu tahu! Barangkali kita akan bertemu para pangeran atau putra bangsawan tampan lainnya! Siapa tahu aku nanti akan dilirik salah satu dari mereka?"

Jasmine kembali memutar mata malas dan menatap Aimee jengah. Sedang Felicha hanya terkikik geli mendengar ucapan Aimee itu. Pria tampan saja yang ada dipikirannya. Bahasanya kalau di dunianya dulu sih, pecinta cogan.

"Kalian ini berisik sekali sih?!" seru seseorang yang baru keluar dari kamarnya, kamar nomor 3. Tampak gadis berambut nila dengan iris cokelatnya yang memandang ketiganya dengan tatapan sinis.

"Dan apa tadi yang kau katakan, kau berharap pangeran melirikmu ya? Mimpinya tinggi sekali!" Tak menunggu balasan apapun, gadis itu langsung keluar dengan angkuhnya.

Aimee berdecih, memandang punggung gadis yang ditelan pintu itu dengan perasaan kesal. "Cih, angkuh sekali gadis itu hanya karena dekat dengan putri Jenina."

"Dasar penjilat!" lanjutnya dengan amarah yang masih menggebu.

Felicha hanya diam tak tahu harus berkata apa. Bukannya dia tak ingun membela temannya. Namun, dalam situasi ini, maklumlah si gadis tadi sombong hanya karena dekat dengan sang putri. Di dunia ini kan, ada beberapa orang yang suka menjadi penjilat bangsawan dengan kedudukan lebih tinggi. Seperti gadis tadi salah satunya, namanya Abelia Hanrietta Darwyn. Anak dari Marquess Darwyn dari kerajaan Moirena. Sedangkan yang dimaksud Putri Jenina tadi adalah putri dari adik kaisar, Alphene Van de Auvegn, pemimpin kerajaan Moirena.

Felicha jadi teringat si gadis angkuh Abelia kemarin sewaktu pertama kali membuka pintu. Dia disambut dengan teriakan meriah oleh Aimee dan Jasmine namun keduanya malah mendapat kata-kata sinisan. Kearoganan Abelia yang sudah ditunjukkan sejak awal membuat Aimee selalu naik pitam setiap kali bertemu.

"Sudah, sudah! Jangan marah lagi, Imee. Dia angkuh juga urusannya sendiri, bukan urusan kita. " Siapa lagi kalau bukan Jasmine sebagai sepupunya yang menasehati.

"Benar, biarkan saja asal tidak melewati batas," tambah Felicha.

Aimee akhirnya tenang. Mereka segera keluar dari asrama menuju aula academy. Tempat berkumpulnya para siswa dan siswi baru. Dalam perjalanan ke aula. Sudah banyak orang yang berlalu lalang terutama para senior yang tak searah dengan mereka. Terlihat dari pin nya. Yap, pin inilah yang nantinya akan membedakan tingkatan kelas.

Kalau di dunianya Felicha dulu, di sekolah menengah pasti ada yang namanya bedge. Kalau disini pin itu seperti bedge, sebagai tanda pengenal kelas. Pin disini berbentuk budar ukurannya kecil mungkin seukuran koin. Di tengah pin terdapat lambang kekaisaran Rouvegna. Yang membedakan adalah warnanya. Warna pin berfungsi sebagai pembeda kelas. Jika diurut dari kelas pertama yaitu warna merah; kemudian kelas kedua warna jingga; kelas ketiga warna kuning; kelas keempat warna hijau; kelas kelima warna biru; dan yang terakhir kelas keenam warna ungu. Seperti warna pelangi hanya saja tanpa warna nila.

My Cutiepie Little LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang