𝔻𝕒𝕪 𝟝

83 4 10
                                    

✾Future/photograph✾

✾Geto Suguru x Reader✾

--------------
[School AU]

"Agak geser dikit!" ucap Geto mengarahkan (Name) dalam berpose. (Name) pun mengikuti arahan dari Geto. Berasa jadi Indonesian Next Top Model gak tuh?

Suguru Geto merupakan seorang murid yang berprestasi dalam hal photography. Dia sudah banyak mengikuti lomba photography sejak SMP. Tapi, dulu Geto tidak memiliki model untuk difoto berbeda dengan sekarang. Dia sudah punya (Name) untuk dijadikan modelnya. Apalagi (Name) memiliki tinggi yang cukup untuk menjadi seorang model.

"Oke istirahatlah dulu, baru nanti kita lanjut foto." ucap Geto kepada (Name) yang terlihat lelah karena harus berpose.

"Baiklah!" jawab (Name) yang lalu duduk bersandar kepada pohon rindang.

Hanya berpose kenapa lelah? Bukankah sudah jelas? Geto tidak akan memotret foto dengan pose yang sama lebih dari 2 kali. Maka dari itu (Name) harus explor dalam berpose. Dan hal itulah yang membuatnya lelah. Padahal hanya untuk mengikuti lomba antar sekolah biasa, tapi rasanya seperti akan ikut lomba antar negara.

Ya, begitulah Geto. Dia sangat amat totalitas dalam melakukan kegiatan yang Ia sukai.

"Ini minumlah." Geto memberikan minuman boba kepada (Name).

"Terima kasih." ucap (Name) dengan senyuman hangat. (Name) menerima minuman itu dengan senang hati lalu meminumnya. Geto menatap (Name) dalam. Ingin sekali dia memotret gadis disebelahnya itu. Namun Ia mengurungkan niatnya karena terkadang sesuatu yang indah tidak bisa dinikmati dari kamera.

"Hah~ ternyata menjadi model itu melelahkan." keluh (Name). Gadis itu menyandarkan kepala kepada Geto, membuat Geto mengelus kepala (Name).

"Ya, dimasa depan juga mungkin akan lebih melelahkan." jawab Geto.

"Kalo aku gak jadi model gimana? Gak akan capek dong."

"Gak boleh, nanti siapa yang jadi modelku?" tanya Geto sedikit memaksa.

"Kan masih ada yang lain, pasti dimasa depan kau juga punya pacar. Kenapa tidak pakai pacarmu saja?"

"Ya, dan kau pacarnya."

Wajah (Name) langsung memerah saat mendengar ucapan Geto yang blak-blakan itu. Rasanya cukup aneh karena Geto yang mengucapkannya. Apalagi Geto selalu bersikap kaku dengannya.

"Jangan bercanda begitu. Itu tidak lucu! Dimasa depan aku tidak akan menerima pernyataan cintamu!" ucap (Name) mantap. Geto tersenyum gemas lalu mendekatkan wajahnya dengan telinga (Name).

"Kau memang tidak akan menerima pernyataan cintaku namun kau akan menerima lamaranku." bisik Geto.

Wajah (Name) makin memerah karena hal tersebut. Sebenarnya (Name) memang menyukai Geto sejak pertama kali Ia menjadi model Geto. Namun, karena rasa gengsi serta rasa malu yang teramat-amat tinggi, (Name) pun menyembunyikan perasaan tersebut. "Hentikan ini." ucapnya lirih

Geto tersenyum melihat tingkah (Name) yang menurutnya sangat menggemaskan. "Coba bayangkan, suatu saat nanti kau menjadi modelku dan aku jadi satu-satunya orang yang memotretmu. Pasti sangat romantis. Bukankah begitu?"

"Iya mungkin..."

"Dan bayangkan suatu saat nanti ada seorang anak kecil menghampiri kita lalu menyebut kota dengan panggilan Mama dan Papa."

"Aku rasa anak itu akan mengikuti wajah ayahnya."

"Ahaha seyakin itu?"

"Ya! Aku rasa genmu lebih dominan dariku."

"Tentu saja aku kan laki-laki."

"... Gak salah sih." 

Inilah kebiasaan mereka. Tepat setelah memotret serta berpose, mereka akan membicarakan sesuatu hal yang mungkin akan terwujud dimasa depan. Apakah itu akan menjadi kenyataan atau tidak?

Bukankah sudah jelas bahwa...

"Mama! Papa!" panggil seorang gadis kecil kepada (Name) dan Geto. "Aku habis memotret burung merpati! Indah kan?" ucap gadis kecil itu sambil menunjukkan hasil jepretannya.

"Iya indah kok." puji Geto.

"Hebatnya anak Mama~" puji (Name) sembari mengusap lembut kepala gadis kecil itu.

Jelas kan? Ini adalah masa depan yang mereka bicarakan dimasa lalu.
_______________________
MAAF TELAT DAN GAK NYAMBUNG

Fluff week || Pungut ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang