𝔻𝕒𝕪 𝟚

147 7 16
                                    

✾Sickness✾

✾Alpha x Iko✾

——————————————
Mengawali hari dengan minum obat sudah menjadi kebiasaan bagi Iko. Gadis berumur 17 tahun itu memiliki penyakit Kanker yang mengharuskannya tinggal di Rumah.

Kalau boleh jujur, dirinya ingin sekali pergi dari tempat rumah lalu berlarian di padang rumput sambil menunggangi Sapi kesayangannya, Sapijima. Namun apalah daya, dia kini tidak bisa bergerak sebebas dulu.

Tapi hal itu bukanlah masalah baginya karena dia bisa bertemu dengan seorang dokter yang Ia cintai–Alpha. Memang sedikit aneh rasanya karena menyukai orang yang 11 tahun lebih tua darinya. Tapi bukankah cinta itu buta?

"Cinta itu buta hanyalah sebuah istilah bestie, kagak buta beneran!!" bentak Hana yang lelah dengan temannya itu. Iko pun keselek obat karena bentakannya.

"Emang apa yang salah?!" tanya Iko.

"Pacar lo tua Iko!" jawab Hana.

"Dia dewasa Hana! Nyatanya dia bayarin biaya operasiku!"

"Anjay sugar dedi~" ucap Aya.

"Tetep aja ko!!! Dia itu-"

"Saya apa?" tanya Alpha dengan senyuman yang menyilaukan. Senyuman yang dapat meluluhkan para keturunan Hawa. Hana menoleh lalu terdiam saat melihat wajah Alpha yang aduhai.

"Oke ko, ku restui kau pacaran sama dia." Ya, semudah itu Hana berubah pikiran.

"..." Iko menatap datar Hana. "Sumpah pengen ku lemparin sempaknya Amane."

Hana dan Aya pun pamit pulang karena tak ingin menjadi pengganggu. Baguslah kalau mereka sadar. Serangga seperti mereka harus pergi untuk kedamaian kamar Iko.

Alpha pun menutup pintu kamar Iko karena Hana pergi tanpa menutup pintu. Pria itu duduk di samping Iko lalu mengusap lembut pipi pucat kekasihnya itu.

"Alpha." panggil Iko. Alpha mengangkat alisnya serta tersenyum tipis.

"Ya? Ada apa?" Suara Alpha yang lembut membuai gendang telinga Iko. Suara seorang dokter pria yang memiliki kepribadian ganda itu selalu berhasil membuat pipi Iko merona.

"Mau main sama Sapijima." mohon Iko dengan wajah imut.

"Gak boleh." larang Alpha dengan tegas. Iko cemberut karena hal tersebut.

"Bosen kalo di kamar terus!"

"Tetap saja, gak boleh! Kau sedang sakit Iko."

Iko menggembungkan pipinya lalu membuang mukanya karena kesal. Alpha menghela nafas berat karenanya. Dia berusaha keras untuk menahan dirinya yang lain. Bagaimanapun juga Alpha ingin menjaga Iko agar tetap suci.

"Iko mau apa? Akan ku kabulkan asal itu wajar dan tidak mengancam nyawamu." Hal tersebut berhasil membuat Iko menoleh. Iko tersenyum lalu memeluk Alpha.

"Mau Alpha!" jawab Iko.

"Eh?"

"Mau main sama Alpha!"

Janganlah kalian berpikiran yang kotor. Iko tidak semurah itu sampai bermain ehem-ehem dengan om-om. Iko hanya ingin dimanjakan saja. Namanya juga anak remaja. Alpha tersenyum tipis lalu memeluk erat Iko.

"Baiklah... Mau bermain apa? Jangan yang melelahkan, nanti penyakitmu makin parah..."

"Petak umpet!"

"Petak umpet melelahkan."

"Kan aku cuma ngumpet, Alpha yang nyari." ucap Iko dengan polosnya. Alpha berpikir sejenak lalu mengiyakan permintaan Iko.

Mereka berdua pun mulai bermain bersama. Tentu saja Alpha menghitung dengan lambat agar Iko tidak berlari. Iko pun berjalan menuju dapur lalu bersembunyi di bawah meja makan.

"Sudah siap? Aku datang~" ucap Alpha lalu membuka matanya dan mulai mencari Iko.

Kakinya melangkah ke dapur. Manik hyacintnya mendapati Iko yang bersembunyi di bawah meja. Dia tersenyum gemas karenanya.

"Hm~ Iko bersembunyi dimana ya?~" monolog Alpha. Ia berhenti di depan meja makan.

Iko menutup mulutnya dengan tangan sambil tertawa kecil. Alpha menarik kursi yang menghalangi lalu jongkok.

"Iko ketemu~" ucap Alpha sambil tersenyum. Ikopun keluar dari meja lalu memeluk Alpha. Alpha membalas pelukan Iko dan mengusap lembut kepala Iko.

Iko menatap Alpha. Ia melepas pelukannya. Kedua tangannya menangkup wajah Alpha agar menunduk.

"... Iko?"

Iko langsung mencium lembut bibir Alpha. Alpha terbelalak kaget karenanya. Hingga akhirnya Ia membalas ciuman Iko.

Akhir permainan yang terlalu indah dan manis bukan?

________________________
Alpha is not mine, he's a character from Dandelion Repose (webtoon).

Cerita ini masuk ke kategori fluff kan ya?

Fluff week || Pungut ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang