'Sayangnya menuntaskan perasaan padamu tidak pernah sesederhana saat hatiku jatuh pada perasaan untukmu. Teruntuk perasaan terbaik yang pernah aku miliki, terima kasih sudah hadir dan mengajariku perihal keikhlasan.'
Kisah yang Belum Selesai
~Thierogiara
***
Sejak lulus sekolah dan sekarang usianya sudah menginjak dua puluh tujuh tahun, Anne hanya menghabiskan waktu di rumah. Membantu kedua orang tuanya di yayasan kadang-kadang, di sana ada banyak bayi dan memang Anne suka anak-anak. Hari ini gadis itu membabat habis rumput-rumput nakal di taman bunga di halaman samping. Anne berdiri di sana dan merasa puas dengan hasil kinerjanya, dia memang selalu disangka asisten rumah tangga di rumah itu, karena memang tugasnya adalah memasak, bersih-bersih rumah dan hal semacamnya. Karena jarang dandan juga orang-orang tak sangka kalau dia adalah anak pemilik rumah. Anne sendiri tidak masalah, memangnya apa yang salah dengan pekerjaan asisten rumah tangga? Semua pekerjaan mulia dan sudah pasti berkah jika dikerjakan dengan ikhlas.
"Anne!"
Anne menoleh, mamanya berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Gimana, Ma? Bersih, 'kan?" tanyanya, kemarin-kemarin mamanya itu kelihatan risih dengan halaman samping yang rumputnya sudah kejar-kejaran dengan tinggi bunganya, Anne bisa melihat bagaimana ekspresi mamanya dulu saat melihat taman samping, maka dari itu sekarang dia berinisiatif untuk membersihkan.
Mamanya mengangguk.
"Kamu mandi, setelah ini mama sama papa mau bicara."
Anne mengangguk, tubuhnya juga sudah gerah, pekerjaannya sudah selesai maka satu-satunya hal yang bisa dia lakukan setelah ini adalah membersihkan diri.
Anne meminggirkan cangkul, babat dan sapu garuk yang hari ini menjadi alat tempur untuknya. Setelah meletakkan semuanya ke gudang, dia berjalan masuk ke dalam rumah, melepas baju luarnya yang sudah penuh dengan tanah di tempat cuci baju, setah itu langsung menuju ke kamarnya. Biasanya kalau mamanya ingin berbicara soal hal penting, artinya ada yang harus Anne urus ke pemerintahan, urusan soal berkas-berkas memang selalu Anne yang mengurus. Karena memang Anne yang paling bisa diandalkan, kedua orang tuanya sudah lumayan tua, bahkan untuk membaca tulisan harus memakai kacamata baca.
Gadis itu langsung masuk ke kamar mandi kamarnya, membersihkan diri kemudian turun lagi untuk menemui kedua orang tuanya.
Melihat keduanya mendudukkan diri di halaman belakang, Anne memutuskan menyeduh teh untuk dihidangkan pada keduanya. Anne bukan anak tunggal, tapi karena memang hanya dia yang pengangguran, jadi dia terus yang selalu berada di rumah, kadang mama dan papa juga di rumah. Tapi lebih sering berada di yayasan menemani anak-anak di sana.
Anne membawa dua gelas berisi teh ke halaman belakang kemudian ikut bergabung duduk di gazebo bersama kedua orang tuanya.
Anne bersimpuh di hadapan kedua orang tuanya.
"Ada yang perlu di urus ya, Ma?" tanya Anne.
Hasanah, mama Anne, menggeleng.
Anne mengerutkan dahinya, lantas untuk apa dia dipanggil?
"Apa kamu punya pacar?" Itu adalah pertanyaan dari sang papa.
Anne menatap papanya itu, tidak biasanya dia mendapatkan pertanyaan begini. Selama dua puluh tujuh tahun hidupnya, Anne selalu merasa sangat nyaman dengan hidupnya, merasa cukup dengan kesendiriannya. Jangankan pacar, bahkan Anne tidak pernah berusaha mengenal lawan jenis. Terakhir kali dirinya menaruh hati pada teman semasa SMA-nya, sekarang cinta pertamanya itu entah di mana. Kelulusan SMA menjadi saat terakhir mereka bertemu, sisanya mereka lost contact karena seluruh media sosialnya sudah tidak aktif sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang Belum Selesai
RomanceUpdate setiap Selasa-Jumat! *** Cerita ini mengisahkan tentang sosok Anne yang menyimpan rasa diam-diam pada teman sekelasnya semasa SMA. Bertahun-tahun berlalu, mereka sama sekali tidak pernah lagi bertemu sampai akhirnya Anne harus menerima perjo...