2. Ternyata Dia

490 79 2
                                    

'Karena kamu adalah sebuah harap, yang membuatku kecewa karena diriku sendiri.'

Kisah yang Belum Selesai

~Thierogiara

***

Hari ini akan diadakan pertemuan di rumah keluarga Anne, meski sebenarnya tidak minat menjalankan perjodohan ini, tapi Anne tetap mempersiapkan dirinya. Gadis itu mengisi toples-toples berisi makanan ringan, tak lupa juga membuat brownies, karena memang hanya itu keahlian Anne, memasak. Dia juga mempersiapkan diri dengan menggerai rambutnya dan mengenakan baju yang sopan. Dia harus menghargai tamu yang datang khusus untuknya, Anne juga heran kenapa pertemuan diadakan di rumah mereka, hunian sederhana yang sejak dulu menemani Anne bertumbuh.

Setelah ruang tamu selesai, Anne menunggu di dalam rumah, kedua orang tuanya sudah di yayasan sejak pagi, jadi memang nanti keluarga pak William dan Bu Susan akan datang bersama dengan mereka.

Ucapan salam terdengar dari luar, Anne langsung melangkah menuju pintu depan dan membukakan pintu untuk semua orang. Anne langsung menyalami punggung tangan kedua orang tuanya, berlanjut dengan pak William dan bu Susan, lalu berhenti di hadapan seseorang.

Anne menatap lamat-lamat orang tersebut, sosok itu adalah sosok yang Anne kenal, tapi terlihat sangat asing.

Anne mengurungkan niat untuk menjabat tangan pria itu kemudian langsung masuk ke dalam rumah menyusul orang tuanya. Anne sangat yakin kalau dia mengenal pria itu, tapi kenapa kelihatannya berbeda sekali?

Terakhir mereka berpisah sosok itu masih mengenakan kaca mata minus sebagai kebutuhan menjalani kehidupan sehari-hari. Tapi hari ini bahkan ada goresan di alisnya yang membuat alisnya seperti terpotong, rambutnya berwarna blonde mentereng dengan tatto yang menjalar di sepanjang lengan kirinya. Pria itu adalah Arsen, Anne bahkan masih sangat jelas mengingat garis wajah pria itu. Anne terdiam, dia menelan ludahnya dengan susah payah, ada satu hal yang menjadi penanda dan membuat Anne sangat yakin kalau itu adalah Arsen, tahi lalat di pipinya, pria itu memiliki tahi lalat tidak timbul di pipinya.

Bukan hanya Anne yang sibuk dengan pikirannya sendiri, Arsen juga, dia bisa langsung mengenali Anne bahkan sejak pertama dia melihatnya. Penampilan wanita itu sama sekali tidak berubah, masih cupu dan khas anak baik-baik.

Anne menundukkan kepalanya, sembari mendengarkan obrolan kedua pasang orang tua mereka.

"Jadi ini anak saya, namanya adalah Arsen Aunio Beratasena." Dan nama panjang itu akhirnya memvalidasi kemungkinan yang ada di kepala Anne, benar bahwa sosok itu adalah Arsen, waktu berlalu, tapi Anne tidak tahu bahwa waktu mengubah banyak hal dari sosok Arsen. Satu-satunya sosok yang dulu berhasil menggetarkan hati Anne, sesosok yang memang kehadirannya sangat Anne harapkan ke dalam hidupnya, tapi kenapa saat hadir, dia seperti sosok yang berbeda?

"Saya rasa Bapak sudah mengenal putri saya, namanya adalah Anne."

William mengangguk-angguk, tentu saja dia mengenal Anne, segala urusan soal yayasan itu yang mengurus Anne. Karena dirinya merupakan donatur tetap, jadi William sudah mengenal gadis itu, bahkan istrinya sangat gencar menceritakan kebaikan-kebaikan Anne, setiap selesai melihat gadis itu kala sang istri berkunjung ke yayasan.

"Arsen, silakan berkenalan."

Dengan wajah datarnya Arsen menyodorkan tangannya, mereka sudah saling mengenal sebelumnya, untuk apa hal semacam ini? Apa Arsen melupakan semuanya? Bahkan soal hari ulang tahun Anne?

Karena sungkan membuat pria itu menunggu, Anne membalas uluran tangan itu, masing-masing dari mereka menyebutkan nama sebagai formalitas, selain tampilannya, suara Arsen juga sangat berubah, suara itu sangat berat dan ngebass. Jujur Anne seperti tidak mengenal sosok yang kini duduk di hadapannya.

Kisah yang Belum SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang