Mari mundur ke waktu 25 tahun yang lalu. Tepatnya saat Kaisar Yuto sedang menempuh pendidikan sarjana dan magister di Stanford University.
Kaisar Yuto menjalani pendidikan di luar negerinya sama seperti Haruto sebelumnya. Dimana tidak ada yang mengetahui statusnya sebagai putra mahkota Kekaisaran Jepang. Tentu dengan penjagaan dari jauh juga.
Bersamaan dengan Kim Junmyeon yang saat itu juga melanjutkan pendidikannya di universitas yang sama. Mereka dekat lalu bersahabat karena menjadi mahasiswa minoritas dari benua asia saat itu.
Lima tahun bersahabat membuat mereka sangat dekat hingga di tahun terakhir mereka sebelum acara kelulusan, dalam obrolan santainya Kaisar Yuto mengatakan kelak ingin menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya itu.
Kim Junmyeon yang saat itu tidak tahu status sang sahabat mengiyakan saja kesepakatan itu. Sampai akhirnya mereka pulang ke negara masing-masing. Tapi sayangnya komunikasi mereka sempat terputus.
Komunikasi mereka mulai terjalin kembali setelah karir diplomat Kim Junmyeon mulai berjalan mulus. Dan tentu saja dia sangat terkejut dengan status sang sahabat yang ternyata bukan orang biasa.
Kendati demikian persahabatan mereka berjalan mulus tanpa mengungkit lagi masalah perjodohan. Sepertinya keduanya menganggap hal itu hanya gurauan semata.
Apalagi Junmyeon yang berpikir bahwa perjodohan itu tidak mungkin terjadi karena status keluarga dari sahabatnya itu.
Hingga akhirnya minggu lalu, Sang Kaisar menghubungi sahabatnya itu untuk melanjutkan rencana perjodohan yang dulu mereka rencanakan.
---
Malam hari di ruang keluarga yang ada di Istana Kyoto. Keluarga kecil itu sedang berkumpul untuk mengobrol sebentar setelah makan malam. Rutinitas keseharian mereka ketika anggota keluarga tidak memiliki jadwal kegiatan di luar.
"Jadi, sudah kau putuskan?"
Sang kepala keluarga membuka obrolan dengan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada sang putra.
"Memutuskan apa?"
"Perjodohan ini"
Sang Kaisar memjawab sambil menyesap teh hangatnya yang disajikan di cangkir mahal.
"Apa keputusanku berpengaruh untuk Ayah?"
Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan lainnya. Haruto berucap tanpa minat masih dengan kegiatannya memainkan ponsel pintarnya.
"Bisa kau berhenti bermain dan bicara dengan benar"
Haruto mendengus lirih sebelum meletakkan ponselnya dan menegakkan posisi duduknya.
"Persahabatan macam apa yang menjodohkan kedua anak yang saat itu bahkan belum ada di dunia ini"
"Perjodohon ini bukan hanya soal janji ayahmu dengan sahabatnya. Pernikahan ini juga bisa membantu negara kita lebih besar lagi kedepannya, Sayang"
Mina sang ibu akhirnya berbicara setelah sedari tadi hanya memperhatikan perdebatan kecil antara suami dan anaknya itu.
"Pernikahan politik, ck"
TAK...
Bunyi suara cangkir yang diletakkan dengan kasar di atas meja. Sang Ayah menilai putranya sudah berkata di luar batas.
"Ruto, sikap macam apa yang kamu tunjukkan pada Ayahmu"
Mina mengingatkan Haruto untuk menjaga sikapnya.
"Ya seperti yang kamu bilang. Peran sebagai kaisar bukan hanya sebagai simbol negara. Seorang kaisar juga harus mendukung dan membuat negaranya menjadi lebih maju dan besar lagi sesuai dengan perannya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Wedding
FanfictionPernikahan antara Pangeran Watanabe Haruto dari Kekaisaran Jepang dengan Kim Junkyu putra Duta Besar Korea untuk Jepang