Hari ini adalah hari minggu, waktunya dia untuk bermalas-malasan di kamarnya tanpa melakukan apapun selain turun ke dapur untuk mengisi perut.
Tapi aktivitas rutinnya itu akan hilang dari hidupnya mulai sekarang. Ah, belum apa-apa dia sudah meratapi nasib.
Pagi-pagi sekali pemuda manis itu sudah dijemput oleh Nako dan beberapa pelayan kekaisaran lainnya. Minggu pagi ini adalah jadwal berkuda di istana.
Berkuda.
Sial, Junkyu bahkan seumur hidupnya belum pernah menyentuh kuda sungguhan.
Setelah melewati berbagai drama pagi tadi, di sinilah Junkyu sekarang. Berdiri di halaman belakang Istana Kekaisaran Jepang yang sangat luas. Mungkin bisa saja dijadikan sebagai lapangan bola karena begitu luasnya hanya untuk menjadi halaman belakang.
Junkyu sudah berganti pakaian sesuai dengan kegiatan yang akan dia lakukan. Karena baru pertama kali memakainya, jujur saja Junkyu masih kurang nyaman dengan pakaian ini.
Nako Noona juga hanya menunggu di dalam tanpa masuk ke area berkuda. Dengan langkah ragu Junkyu menyusuri beberapa kandang melihat kuda-kuda dengan tinggi yang menjulang.
"Yoksii... Bibit unggul semua"
Pujinya karena melihat perawakan kuda-kuda yang tinggi besar dengan bulu-bulu yang berkilau.
Setelah berjalan beberapa meter mata bulatnya terpaku pada salah satu kandang. Karena penasaran, pemuda manis itu mendekati seekor kuda berwarna putih itu.
Sangat putih dan bersih. Tapi berukuran lebih mungil dari pada kuda lainnya. Itu juga yang membuat Junkyu berani mendekatinya.
Seakan paham dengan kehadiran seseorang yang mencoba mendekatinya, kuda putih itu mendekatkan kepalanya ke arah Junkyu.
Leher panjangnya melewati pintu agar bisa mendekat ke arah Junkyu. Surainya yang panjang menjuntai mengenai tangan Junkyu. Merasa kedatangannya diterima, Junkyu memberanikan diri untuk mengusak pelan kepala kuda putih itu.
Halus
Bulunya sangat halus. Rambut panjangnya juga sangat halus.
Seakan menikmati elusan itu, si kuda putih lebih mencoba mendekatkan diri kepada Junkyu. Junkyu pun dengan berani membuka pintu yang menghalangi mereka.
Dengan keberanian dia mulai memeluk kepala kuda putih lucu itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ame"
Kekehen pelan Junkyu berubah menjadi sentakan kaget setelah mendengar suara baritone ditengah suasana hening sekarang.
"Hah?"
Junkyu bertanya maksud dari Pangeran Haruto yang ternyata sudah berdiri dengan jarak dua langkah di samping kanannya. Sejak kapan manusia dingin itu ada di sini.