939 158 28
                                    

"Hah"

Pemuda tampan itu menjatuhkan diri di kursi dengan cukup keras. Menghasilkan tatapan heran dari yang lainnya.

"Ada apa?"

Tanya Jihoon dari tempatnya setelah beberapa detik keheningan. Tangannya yang sedari tadi memainkan bola tennis berhenti setelah kedatangan temannya itu.

"Asahi pergi"

Gumam Haruto menjawab pertanyaan Jihoon. Menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata menahan pusing di kepalanya.

"Hah?"

"Maksudmu?"

Jihoon dan Jay terkejut mendengar perkataan Pangeran Haruto.

"Asahi benar-benar akan melanjutkan pendidikannya di Inggris?"

Tanya Niki spontan mengingat berita simpang siur yang dia dengar beberapa hari ini.

"Hm, baru saja berpamitan padaku"

"Waw Haruto. Bukan kah timingnya sangat pas? Dia pergi agar kau bisa memulai hubungan dengan orang yang baru. Membuka chapter baru tanpa harus melihat halaman sebelumnya"

Heboh Jay menyambungkan semua rentetan kejadian yang akhir-akhir ini menimpa sahabatnya itu.

"Hubungan dengan orang baru? Memangnya Haruto punya hubungan dengan orang lamanya?"

"Mati kalian semua"

"Hahaha"

Ketiganya tertawa melihat umpatan dari mulut pewaris tahta Kekaisaran Jepang itu. Umpatan yang hanya bisa didengar oleh mereka saja.

"Perjodohanmu bagaimana? Belum menemukan jalan keluarnya?"

Pangeran Haruto hanya menggelengkan kepalanya tanpa menatap orang yang bertanya.

"Ayah bilang itu perjodohan politik. Apa hanya sebatas itu?"

Niki yang sedari penasaran akhirnya bersuara. Mengingat obrolan dengan Ayahnya semalam yang tidak lain adalah Perdana Menteri periode sekarang.

"Aku berharap hanya sebatas itu. Tapi nyatanya tidak. Masalah politik dua negara ini hanya sebagai pintu pembuka bagi keinginan Ayah"

Hening sejenak dengan Pangeran Haruto yang menatap mata ketiga temannya secara bergantian.

"Seperti kalian mendapat jalan untuk mengabulkan keingin terpendam"

Mereka sebagai orang-orang dengan latar belakang yang tidak biasa paham dengan yang dimaksud Pangeran Haruto.

Ketika meraka menginginkan sesuatu, mereka akan mengusahakannya dengan cara apapun. Meskipun pada akhirnya tidak berhasil mendapatkannya, mereka akan menempatkan keinginan itu di sudut pikiran dan hati.

Sampai saatnya mereka mendapatkan kesempatan, mereka pastikan tidak akan melepaskan kesempatan itu dan gagal untuk yang kedua kalinya.

Begitulah gambaran Ayah Sang Pangerang, yang sudah sangat bulat dengan keputusannya.

"Tapi jika diperhatikan, Junkyu lumayan juga. Wajahnya cantik dan bodynya berisi di tempat yang pas"



TAK...



"Berhenti memikirkan hal mesum, sial"

"Aku hanya bicara fakta"

Celetukan Jay yang sangat out of context menghasilkan lemparan bola tenis dan Park Jihoon. Jay tentu saja membela diri dan dengan kesal mengembalikan bola tenis itu pada pemiliknya.

Royal WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang