"Setan lo, beraninya keroyokan!" Rain bangkit dari bangku halte. Tangannya yang masih gemetar karena phobia dikepalkan kuat - kuat agar tak terlihat.
Sky cuma tertawa mendengar itu, tangannya terangkat memberi perintah agar anggotanya maju, mengepung Rain.
"Hutang nyawa dibayar nyawa!" geram Sky. "Gue gak peduli gimana caranya, tapi nyawa Rendy anggota gue, yang mati disiksa Al harus terbayar!!"
"Rendy bukan mati disiksa Al! Dia yang goblok, Sky! Udah kalah tapi gak terima!" Sembur Rain.
Rain masih bisa mengingat peristiwa yang terjadi sebulan yang lalu, sudah lama, tapi Sky sepertinya tidak pernah bisa menerima sebelum kematian Rendy terbalaskan.
Ketua Genk Alastor itu selalu mencari gara - gara dengan Genk Grim Reaper. Dendamnya sukar dipadamkan, mungkin karena Rendy adalah sahabat terbaik Sky.
Peristiwa itu terjadi malam dini hari, saat genk Grim Reaper sedang adu laga dengan genk Alastor di arena balap liar. Rendy yang tak terima kekalahan, menyerang Al hingga keduanya terlibat baku hantam. Rendy yang ban hitam karate memakai double stick saat menghajar Al. Suasana memang sangat kacau saat itu, pertempuran antar dua genk tidak terelakkan.
Tapi nasib buruk menimpa Rendy yang masih mengejar Al yang kala itu sudah naik ke motor. Rendy terseret motor Al karena double sticknya tersangkut.
Saat itu Al yang juga sudah gelap mata, tidak segera menghentikan motornya, justru semakin melaju kencang, hingga Rendy tewas terseret.
"Halah, ngeles lo!" Bentak Sky tak sabar. "Udah! Guys!! Serang dia!! Kalo perlu hajar sampe mampus!!"
Rain yang masih rapuh karena gangguan phobianya, hanya mampu melawan Sky dan anggota Alastor sekenanya saja. Tak kurang belasan bogem dan tendangan Alastor yang bersarang di tubuh Rain, membuat pemuda bermata coklat muda itu hampir menyerah dikeroyok.
"Ini rasakan, setan! Untuk Rendy, bestie gue!!" Teriak Sky menggelegar, sambil mengangkat tangannya tinggi - tinggi hendak menghajar wajah Rain, sementara tangan satunya mencengkram leher Rain kuat - kuat membuat Rain mendelik kehabisan napas.
Tapi sebelum sempat mendarat di wajah Rain, kepalan tangan Sky tiba - tiba disambut tangan lain dari samping.
"Gak ada yang boleh nyakitin anggota gue!!! Brengsek!!" Teriakan Al begitu keras seolah ingin mengalahkan deru hujan yang masih saja membasahi. Al yang menahan tangan Sky.
Tidak hanya Sky, semua anak Alastor tersentak kaget saat menyadari mereka tau - tau sudah dikepung puluhan anak Grim Reaper.
Rain merosot ke lantai halte, begitu dilepaskan Sky. Lega bercampur kesakitan, Rain memandang Al dan sahabat - sahabat Grim Reapernya yang kini berganti menghajar anak - anak Alastor. Kedua genk itu kini sebanding dari segi jumlah.
Setelah genk Alastor menyingkir, Al mengangkat tangan memberi isyarat agar genk Grim Reaper juga beranjak dari halte itu. Sementara hujanpun sudah mulai reda.
Rain terjengah melihat tangan Al yang terulur untuk membantunya bangkit. Disambutnya uluran tangan itu."Te - terima kasih Al," tapi ucapan Rain sia - sia, karena tak dijawab Al. Rain hanya bisa mengerutkan kening, melihat Al berlalu begitu saja setelah menolongnya bangkit.
Azka dan Arion yang tak sampai hati melihat Rain tak digubris Al, segera membantu Rain yang babak belur dihajar Alastor, membawa pemuda itu kembali ke markas untuk diobati luka - lukanya.
*****
Rain yang terpincang - pincang saat masuk ke kelas siang itu, terlambat seperti biasa, tapi melihat kondisinya, bahkan Pak Juned pun mengampuni Rain hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bernama Rain
Teen FictionTentang Rain, seorang pemuda yatim piatu yang dipelihara oleh seorang wanita Mucikari. Rain, Si bandel pengidap Ombrophobia atau Phobia Hujan yang selalu menutupi masalah dengan segala keceriaan dan tingkah random - nya Rain dan persahabatannya den...