LET'S LOVE - MARISSA

61 6 0
                                    

Sepasang kaki berlari menyusuri jalanan kantin yang sudah sepi.

Bagaimana tidak sepi? Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi! Dan saat ini Marissa baru saja sampai di sekolah!

Salahkan rasa ngantuknya! Kenapa saat alarm menyala namun tangannya malah mematikannya! Hal yang lebih parah dari itu adalah dirinya yang justru kembali terlelap karena entah kenapa ia masih sangat mengantuk!

Jadi bukan salah Marissa, kan?

Dengan mata yang memicing, dirinya berjalan pelan-pelan sambil melihat sekeliling saat sudah mencapai koridor kelas. Namun karena lengah, Marissa tak sadar jika dihadapannya terdapat seorang cowok yang juga sedang berjalan.

"Aw!"

"Ck."

Tidak tertabrak, tapi pundak Marissa dan lengan laki-laki itu saling menghantam cukup keras.

"EH ANJIR KALO JALAN LIAT-LIAT DONG!" pekik Marissa. Meski tidak jatuh, tapi senggolan tadi membuat pundaknya nyut-nyutan.

Laki-laki itu hanya diam sambil menatap Marissa tanpa ekspresi.

"Apa lo liat-liat? Tiba-tiba sawan lo karena nabrak model cantik kayak gue?"

Dengan raut wajah menantang, Marissa melihat tepat pada badge name milik laki-laki dihadapannya itu.

Rakael Putra G.

"Telat, nyolot, angkuh. Model yang sering di tengah sawah ya?" setelah mengucapkan hal tersebut, pemilik nama Rakael itu berjalan pergi meninggalkan Marissa dengan mulut yang menganga.

"BANGSAT LO NGATAIN GUE BONEKA SAWAH? BEBEGIG SAWAH GITU MAKSUD LO? SETAN LO KALO BERANI MAJU LO SINI!"

Tak lama setelah mengumpati manusia tadi, tubuh Marissa menegang saat mendengar suara melengking yang cukup horor tertangkap indra pendengarannya.

"MARISSA! KAMU TELAT LAGI? MPLS TELAT MULU, SEKARANG BARU MASUK KBM UDAH TELAT YA TUHAN ANAK INI, AYO CEPAT IKUT IBU KE RUANGAN!"




- 00. PROLOG -




Jalan berliku dalam dunia karir dan pendidikan secara bersamaan sudah banyak Marissa tempuh.

Sejak kecil, ia tak terlalu mahir dalam bidang pendidikan. Namun yang Marissa tahu adalah saat dimana ia melihat majalah milik sang ibu. Terlihat gadis remaja cantik berpose anggun dibeberapa halamannya.

Saat itu juga, Marissa tertarik pada kehidupan dunia model.

Memiliki sifat angkuh dan cukup menyebalkan membuat Marissa tak mempunyai banyak teman. Hanya Gea satu-satunya teman Marissa sejak kecil. Entah bagaimana Gea bisa betah berteman dengannya, Marissa pun tidak tahu.

Marissa tidak peduli, ia sudah cukup sibuk membagi waktunya untuk berkarir dan belajar. Jadi tak ada waktu untuk memikirkan hal rumit seperti pertemanan.

Gea saja sudah cukup.

Memasuki lingkup sekolah menengah atas, jadwal Marissa makin padat. Tak hanya tawaran menjadi BA produk, Marissa juga sedang banjir tawaran untuk membintangi film.

Dan hal tersebut merupakan hal yang melelahkan karena di sisi lain, Marissa makin sulit membagi waktu untuk pendidikannya.

Kenapa tidak home schooling?

Jawabannya dengan tegas adalah tidak. Namun berapa kali pun pertanyaan itu meluncur, selama itu pula jawaban Marissa adalah tidak tanpa ada penjelasan.

Hari saat dimana pemilihan ketua OSIS SMA Swarna diadakan dan setelah melihat beberapa pasangan berkampanye, tanpa pikir panjang Marissa menjatuhkan pilihannya pada pasangan nomor urut 2 yaitu Beni dan Sinta.

Alasannya cukup simple, karena Beni dan Sinta adalah pasangan yang tidak terlihat gila aturan. Mereka tampak santai, tentu saja hal tersebut menguntungkan Marissa yang menjadikan sekolah sebagai tempat bersantainya untuk melepas penat.

Namun kesialan yang akan berlanjut menimpanya dimulai saat pengumuman hasil pemungutan suara yang diadakan hari itu juga.

"Selamat kepada pasangan nomor urut pertama, Rakael Putra Geevari dan Gabriel Van Dewin yang sudah terpilih sebagai pasangan ketua dan wakil ketua OSIS. Ayo berikan tepuk tangannya!"

"Kepada ketua dan wakil ketua OSIS yang sudah terpilih dipersilahkan maju ke depan untuk memberikan beberapa kalimat kepada siswa dan siswi Swarna!"

Dengan gagah juga pembawaan yang berwibawa, Rakael-sang ketua OSIS yang baru saja terpilih itu maju ke depan terlebih dahulu.

"Selamat siang semuanya. Saya berterima kasih karena sudah memberikan rasa percaya ibu-bapak guru dan teman-teman kepada saya. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mengemban amanah dan bertanggung jawab selama satu tahun ke depan, untuk itu saya akan memulainya dengan memberitahukan kepada teman-teman semua hari ini."

"Saya beserta pengurus OSIS akan melakukan tugas pertama kami dengan mengadakan jadwal ketat pagi mulai besok dan seterusnya. Dimohon kepada teman-teman untuk mengikuti tata tertib yang berlaku. Saya tidak termasuk dari orang yang suka memberikan toleransi. Saya mohon kerja samanya. Sekian dari saya, terima kasih."

Rasa pening sudah mendominasi kepala Marissa. Sambil mendengus kasar gadis itu tak henti-hentinya mengumpat.

"Sinting! Belom juga masuk udah keliatan gila aturannya!" Keluhnya dengan tubuh melengos ke tembok.















Tbc

Marissa Dewi Kusuma

Marissa Dewi Kusuma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


15 Mei 2022

LET'S LOVE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang