i blame George's playlist above for giving me this idea.
halo kawan se-insomnia. enjoy.
---
"Pacar-eh sori, mantan lo bikin gue merinding dah, George," gue garuk belakang kepala yang rasanya lagi di otopsi sama mantan baru George.
"Yang nomer?"
"Nomer 7,"
"Tina?"
"Ngga, dia nomer 4,"
George menangkap bola quaffle yang lagi dilempar ke tembok, "Mary?"
"Kayaknya dia nomer 2 deh," gue berhenti, buku paket ramuan terbuka di pangkuan, "eh, nomor 6 deng,"
"Jessica?" jawabnya setelah beberapa saat diam.
"Iya, itu."
George lempar bolanya lagi, "Biarin aja, seminggu juga berenti,"
"Gue korbannya coi!" bisik gue saat mantan yang lagi diomongin tiba-tiba lewat. Gue menelan ludah, sinis banget liatinnya dah.
"Kan ada gue yang menemani setiap saat," George menaruh tangannya di dada, "Sama-sama," senyumnya polos.
Gue menggeleng kepala ga percaya. Bisa-bisanya santai. Tapi juga, dia George Weasley. Orang yang jahilnya minta ampun tapi masih bisa bikin orang baper. Gue salah satu korbannya juga, tapi doi ga tau. Dan GA PERLU tau.
"Pas mutusin lo ngomong apa sih? Perasaan mantan sebelumnya ga pernah sebenci ini sama gue,"
Namun ga ada jawaban yang datang dari sebelah. Gue noleh ke arah George, si doi malah udah ngeliatin gue.
Gue berusaha menahan pipi yang memanas, "Kenapa?"
"Ga," George menggeleng, dia berdiri, "Mau ketemu Fred dulu,"
"Nyariin gue?" Fred tiba-tiba dateng dan mengalungkan tangannya ke leher George.
"Iya, yok," George pun menariknya pergi.
Fred sempat noleh ke belakang, gue langsung ngomong tanpa suara, 'Kenapa tu orang?'
Fred hanya menunjukkan senyum terangnya.
Gue mengerang dalam hati, benci deh kalo mereka udah gitu. Pasti lagi ngerencanain sesuatu dan gue baru dikasih taunya pas rencananya udah setengah jalan.
---
Mari gue kasih tau gimana ceritanya gue ngelukain telapak tangan. Kenapa lukanya terlalu spesifik?
...ga tau juga sih, kebetulan aja yang luka itu.
Jadi gue lagi cuci tangan di kamar mandi perempuan. Barusan aja selesai kelas professor Lupin, yang btw guru paling keren dan cakep (eh :v) sedunia persihiran.
Gue cuek aja pas tiga cewek masuk dengan formasi lengkap. Cewek paling depan itu mantan terbaru George, si nomor 7 Jessica. Di sampingnya temen-temennya. Gue ga liat gimana ekpresi mereka pas masuk, tapi gue bisa merasakan tekanan di udara. Tiba-tiba gue ngerasa sesak napas.
Jadi cepet-cepet gue nyelesain cuci tangan terus ngambil tongkat buat ngeringin.
Sebelum gue sebut mantranya, tongkat gue udah ga ada di genggaman, terlempar kemana tau.
Gue menggigit bibir, fix gue bakal jadi hantu kayak Moaning Myrtle.
Walaupun tongkat udah ga ada, gue menatap Jessica berani. Keliatannya nantang, dalam hati deg-degan ga karuan.
"Tujuan lo ngelakuin itu tuh, buat apa ya?" tanya gue.
"Eh ga tau deh," jawab Jessica polos, "Mungkin karna gue kesel aja?"
![](https://img.wattpad.com/cover/296622647-288-k923882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
harry potter oneshot kinda
Fanfictionisinya yah itu sesuai judul mostly fluff and hurt/comfort bcs my love language is words of affirmation :]]]] warning; - pake bahasa lokal (gue-lo), - POV pertama, - cringe (tapi kalo tetep mau baca saya rekomendasikan bacanya pas udah ngantuk) *...