mantan - Sirius Black

120 6 0
                                    

haloooo, dah lama ga kesini. anyway, aku mau ngasih oneshot berdasarkan obsesiku saat ini, sirius sama taylor swift terutama lagunya sadbeautiful tragic, exile, hits different, dan the last time (btw sirius is totally  a champagne problems girlie).

endingnya agak awokwkowok soalnya untukku tiba-tiba main di akhir nulis ini :p


Terakhir kali gue lihat Sirius, waktu kita mau balik ke rumah untuk liburan musim panas. Hari itu tepat sehari pas gue bilang gue capek sama dia. Capek karena Sirius. Malam sebelum liburan musim panas, gue sampe nangis ke dia, karena lelah. Ngga ngerti lagi mau gimana untuk buat dia cerita. Cerita sedikit aja. Cerita apapun buat membagi bebannya sebentar aja. Sayangnya, dengan tangan yang menangkup wajah Sirius, dikecup pergelangan tangan gue. Sayangnya lagi, mau tau apa yang dia bilang?

"maaf,"

Bekas ciumannya di pergelangan tangan gue bagai terbakar, bukan terbakar yang hangat dan nyaman, terbakar yang merasuki tulang terdalam sampai semuanya berubah menjadi arang. Gue menarik tangan pelan, "Gue mau udahan," permintaan gue menggantung di udara.

Gue menatap matanya, mencoba untuk mencari semacam penolakkan atau penyesalan. Namun, nihil. Raut wajahnya seperti udah nunggu kata-kata tersebut. Matanya hampa dan sayu, bibirnya membentuk garis lurus. Mungkin gue harusnya ga minta putus. Tapi gue sendiri capek ngelihat dia bawa beban sendiri, mimpi buruk setiap malam terus selalu kelihatan tanpa beban pas siang hari. Gue gabisa liat dia gitu terus, karena nyakitin gue juga.

Sirius mengangguk, dan gue langsung pergi tanpa nengok ke belakang. Dia ga ngejar gue ataupun manggil nama. Hanya suara jauh burung hantu yang mengiringi gue turun dari menara astronomi.

Selama perjalanan ke asrama, gue ngerasa kayak nonton diri sendiri dari ujung atap. Rasanya kayak bukan gue yang masukkin baju ke dalam koper, bukan gue yang tiduran sambil liatin atas dipan kasur, bukan gue yang menonton cahaya matahari merembes melalui gorden kamar, bukan gue yang naikkin koper ke kereta. Baru waktu telinga gue mengenal tawa Sirius yang otomatis buat gue noleh ke arahnya yang lagi bercanda sama temennya, gue merasa 'hadir' lagi walaupun dengan keinginan yang kuat untuk nyemperin Sirius dan menggandeng tangannya.

Beberapa saat gue diem sampai Lily narik-narik jubah gue, "Ayo cari tempat,"

Dari situ gue gaperna liat Sirius lagi.

---

Sampai kita harus masuk lagi untuk kelas 6.

Setiap awal masuk tahun, setiap asrama pasti ngadain semacam 'welcome party' untuk murid-murid tahun 5 ke atas. Pestanya dilakuin dengan super lowkey, ga ada orang yang bakal ngomongin tentang pesta tersebut sebelum dan sesudah pesta. Isinya paling minum-minum sebentar dan ngobrol dengan orang lain. Pesta akan selesai kalau ada yang pingsan karena permainan gila yang diciptain para marauders atau sampai pagi datang (biasanya yang pertama sih, karena pasti langsung digrebek sama Prof. Mcgonnagal).

Tadinya gue gamau pergi dan lebih milih tidur setelah seharian komplen tentang Sirius di kereta. Tapi Lily dan Marlene dengan tegas ngelarang gue untuk tiduran. Bener-bener abis mandi setelah makan malam, gue langsung digeret terus didandanin sampai akhirnya gue ditarik ke common room Gryffindor. Gue udah coba protes, terus mereka bilang biarin aja Sirius, cinta itu bohong blab la bla. Mereka bilang gitu tapi dua-duanya lagi deket sama cowo, yang satu sama james, satunya lagi sama cowo dari beauxbatons. Lagipula, sama Sirius itu beda. Gatau kenapa, beda aja setiap dia mikirin dia.

Waktu kita turun, common room udah ramai. Murid-murid udah pada bawa gelas plastik yang isinya gatau apa. Gue gapernah berani minum jus buah yang disediain, kalaupun mau minum alkohol pasti Sirius selalu ambil minuman itu sebelum gelasnya menyentuh bibir gue.

harry potter oneshot kindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang