Thank you for your support!
"Udah atuh Kak, gak capek apa cursing terus..dosa tau!", Ashlan mengelus pundak kakak kelas yang sudah seperti kakaknya sendiri itu sambil ikut menggerutu membalas pesan dari kekasihnya, Jovi.
"Kak, ntar pulang bareng aja deh..ga yakin aku kalo ninggal Kakak pulang sendiri", lanjut Ashlan. Jidan menggeleng pelan lalu menghela nafas berat, "Sumpah ya Yendra keterlaluan banget, bisa gak sih liat timing? Udah tau aku gampang ke-distract malah pake acara mutusin segala".
"Mana alasannya gajelas lagi, dikira aku gatau dia apa? Pusing!", lanjutnya lalu menutup laptopnya kasar tak lupa merapihkan barang bawaannya yang sempat berserakan karena mengejarkan deadline maskul bulan ini yang akhirnya sia-sia menurut Jidan.
Ashlan menatap Jidan kasihan, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa..keputusan Hendra terlalu mendadak. Bahkan kekasihnya si Jovi pun ikut panik saat mengetahui hal tersebut, tak lupa mengirim spam messages ke Ashlan maupun Jidan.
"Lan, katanya balik bareng? Dah, gapapa aku bisa garap revisiannya ntar malam..sekalian pengalihan biar gak galau malam-malam", ujar Jidan menepuk pundak adik kelasnya itu sambil tersenyum..mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja untuk beberapa waktu kedepan.
"Yaudah ayo Kak..mampir beli jajan dulu tapi".
.
"Perlu aku nginep gak, Kak?", tanya Ashlan selepas menurunkan Jidan didepan pagar rumahnya. Takut-takut bukannya ngejar deadline revisi, yang ada kakak kesayangannya berbuat aneh-aneh seperti aktris di film picisan yang biasa dilihat Eski dan Jeral.
Jidan menggeleng lagi, seingatnya ini sudah kelima kali Ashlan menawarkan diri untuk menginap dirumahnya. Bukan jarang adik kelasnya ini menginap, entah menemani Jidan yang sering ditinggal ayahnya pergi dinas keluar kota atau sekedar menghabiskan weekend bersama.
Tapi untuk saat ini Jidan ingin sendiri, dia butuh ruang dan waktu untuk mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Memang Jidan sudah ada firasat kalau hal itu akan datang, tapi dia tidak menyangka bahwa secepat itu.
"Kapan-kapan aja dek, mau sendiri dulu", putusnya pelan lalu melambaikan tangan kearah Ashlan yang dengan tidak enak hati pulang tanpa bisa menghibur kakaknya itu walau sebentar.
.
Jam menunjukkan pukul 18.30, tidak ada tanda Jidan menggarap tugas revisinya. "Persetan! Lagi galau Bu, maaf" batinnya lelah.
Seharusnya tidak akan ada kata revisi sesuai perencanaan Jidan dan Daren, adik kelas yang satu seksi dengannya di club maskul. Rencana awal adalah mengedit acak artikel yang diberikan oleh Januar dan Marsel minggu kemarin lalu finishing total semua halaman sore tadi.
Namun semua berantakan saat Jidan tak sengaja membaca notifikasi dari Hendra kekasihnya..ralat, mantan kekasihnya. Alhasil dari 50 halaman yang berhasil lolos dari penilaian Bu Sandra, Guru Bahasa Indonesia sekaligus Guru Pembimbing club maskul hanya 20 halaman kira-kira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist (Isn't That Funny?) | Sukhoon
Romancedipertemukan semesta namun berakhir tak bahagia. "harusnya sih bahagia, tapi kalau masih terjebak rasa takut gimana dong?" Sukhoon! dom! hyunsuk sub! jihoon homophobic please belok kanan, thank you!