FB 2

1.3K 147 15
                                    

"Su..?" Panggil Naruto pada Sasuke dengan wajah terlihat cemas, letnan muda itu tersenyum kecil menenangkan si pirang.

"Aku baik-baik saja." Ucapnya berlawanan dengan hawa dingin tajam yang menusuk kulit pucatnya.

Walau masih ragu, Naruto melepaskan pegangan tangannya pada tangan Sasuke. Matanya melirik kebawah, tepatnya pada kaki Sasuke yang beralaskan sebuah kayu panjang untuk menghalau sentuhan langsung dengan salju dibawahnya.

Sasuke tersenyum tipis sembari menepuk pelan kepala bermahkota pirang milik pemuda mungil disampingnya. Dan seperti yang ia bayangkan, helaian rambut itu terasa sangat lembut dan juga dingin, sama seperti telapak tangannya yang mulai diselimuti salju tipis.

Pandangan Sasuke mengedar ke sekelilingnya. Tidak ada warna apapun selain putih salju yang mendominasi, kosong melompong seolah-olah dataran bersalju ini begitu besar dan tak terbatas.

Mata awas nya tiba-tiba menemukan suatu benda berwarna gelap yang sedikit tertimbun salju, Sasuke tanpa basa-basi melangkah setengah berlari menghampiri benda itu, meninggalkan Naruto sendirian di iglo nya.

Sampai di dekat benda tersebut, Sasuke berjongkok kemudian menyingkirkan salju yang menutupi beberapa bagian benda itu, dan langsung saja terlihat jika benda itu adalah seragam angkatan lautnya. 'Kami-sama, semoga saja ada..!' batin Sasuke berharap-harap cemas sembari menggeledah seragamnya.

Sasuke hampir saja menjerit kegirangan jika pengendalian emosinya tak terkontrol, sesuatu yang ia cari dan yang akan menyelamatkannya dari tempat ini.

Sebuah walkie talkie yang menjadi alat komunikasi setiap angkatan tentara. Alat itu terasa begitu dingin ketika menyentuh permukaan tangan Sasuke, ia langsung menyalakannya sambil bergumam agar alat itu masih dapat digunakan.

"Letnan Uchiha Sasuke disini, siapapun yang ada disana, apa kau bisa mendengarku?!"

Selama beberapa saat, yang terdengar hanyalah suara radio rusak, Sasuke terus berharap cemas sambil menggoyangkan alat yang ada di genggamannya.

"Bzzztttt... Bzzztttt... Mayor Hatake disini, apa kau benar-benar Sasuke?!"

Ah.. akhirnya!!

"Paman! Ini aku, Sasuke."

"Sasuke? Ah syukurlah kau masih hidup. Aku mendapat laporan bahwa kapalmu diserang saat badai datang dan kau yang tenggelam di laut, aku senang kau baik-baik saja."

"Dengarkan paman, saat ini aku tidak tau pasti aku berada dimana, tapi aku berasumsi kalau aku terdampar di salah satu pulau di benua Antartika, aku diselamatkan oleh seseorang yang sepertinya terdampar cukup lama di tempat ini, apa kau bisa menjemput kami paman?!"

Hening~

Sasuke memandang walkie talkie di genggamannya, alatnya mati karena suhu dingin membekukan sistemnya. Sasuke berdecak kesal sambil menendang salju kosong didepannya, agaknya sedikit frustasi dengan keadaan, "Tenang Sasuke, tenang. Dalam kurun waktu dua minggu.. mereka pasti akan menemukanmu, pasti." Bisik Sasuke pada dirinya sendiri, menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan agak tersendat, ah.. dia harus mengurangi menarik nafas panjang jika tidak ingin suhu dingin disekitarnya perlahan membuat hidungnya garing.

"Su~!"

Kepala raven Sasuke menoleh kebelakang, menatap Naruto yang berseru memanggilnya sembari melambaikan tangan gestur menyuruh Sasuke mendekat.

Tanpa diperintah dua kali, Sasuke melangkah menghampiri Naruto sambil membawa seragamnya yang telah kaku dan terselimuti es tipis, 'Tidak bisa dipakai lagi' batinnya datar.

Frozen BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang