Setelah sarapan selesai, Itachi langsung menarik Naruto untuk memasuki ruang labolatorium miliknya yang berada di rumah. Perlu perjuangan keras bagi Sasuke untuk menahan diri agar ia tidak langsung mendobrak brutal dan merangsak masuk ke dalam lab itu.
Tiga puluh menit berselang, akhirnya Sasuke memberanikan diri memasuki lab sekedar memastikan sang kakak melakukan tugasnya dengan benar tanpa korupsi satu hal pun.
Pintu besi ditutup pelan, Sasuke dilanda kebingungan ketika melihat atensi sebuah microwave di atas meja praktek milik sang kakak.
"Oh Sasuke? Kau mau melihatnya?" Itachi bertanya tanpa menoleh ke belakang selagi ia terfokus pada beberapa tabung reaksi di tangan.
"Hn." Sasuke menjawab singkat, ia berjalan mendekati Itachi secara perlahan. Ekor matanya sempat menangkap Naruto yang tengah sibuk mengetuk-ngetuk benda di sekelilingnya dengan menggunakan sebuah sumpit kayu.
"Kenapa dengan Naruto? Dan.. microwave?" Tanya Sasuke aneh.
Itachi menatap Sasuke sejenak, kemudian melemparkan tatapan pada microwave yang menyala di hadapannya. Sulung Uchiha itu tidak dapat menahan dengkusan geli, "Kau tau? Ketika darah Naruto ku ambil dan ku letakkan di atas meja, darah beserta tempatnya langsung membeku dalam sekejap." Tuturnya.
Sasuke tertegun, "Bisa seperti itu?" Gumamnya sambil menatap wadah kaca kecil yang berisi darah di dalam microwave tersebut.
"Ya, jadi aku terpaksa meminjam microwave milik Kaa-sama, hehe." Itachi terkekeh-kekeh. Baginya, hal ini jugalah suatu penemuan epik untuk Professor tak jelas sepertinya.
Setelah puas terkekeh, Itachi langsung beralih pada monitor komputer miliknya, mimik wajah serius terpancar hingga Sasuke berdecak kagum dalam hati melihat pengendalian ekspresi Itachi yang sempurna.
"Untuk Naruto, biarkan saja dia begitu. Sepertinya dia sangat penasaran dengan 'bagaimana suara yang dihasilkan oleh suatu benda ketika dipukul', dia anak yang penuh dengan rasa ingin tahu." Jelas Itachi seolah-olah tahu akan kebingungan yang sedang melanda pikiran Sasuke.
Mendengarnya, Sasuke spontan melirik kearah Naruto yang tengah sibuk memukul lemari besi dengan sumpit di tangan. Raut wajah tan itu terlihat sangat cerah berseri seolah menikmati kegiatannya.
Setelah puas memperhatikan si pirang, Sasuke menoleh ke depan, "Sudah selesai?" Tanyanya pada sang kakak.
Itachi melempar senyum kearah monitor dihadapannya, "Yahh, bila di lab lain mungkin akan memakan banyak waktu. Tapi dengan fasilitas lengkap dan Professor hebat sepertiku ini, kau dapat mengambil hasilnya secepat mungkin." Terang Itachi sembari mendengkus sombong.
Sasuke memutar bola matanya malas, kakaknya ini memiliki sifat narsis berlebihan ketimbang Uchiha yang lainnya. "Lalu? Apa sekarang sudah ada hasilnya?" Tanya Sasuke tak sabaran.
Itachi berbalik badan agar ia dapat bertatapan langsung dengan sang adik, "Tentu saja!! Kalau begini, kita dapat mengetahui apa penyebab Naruto memiliki kekuatan pengendalian es seperti sang roh kelima- aw!!"
Uchiha brother terkaget-kaget ketika si pirang tiba-tiba nongol dan main mengetuk kepala Itachi dengan sumpit kayu yang dia pegang.
Itachi sontak terpekik, selepas memukul si sulung tanpa rasa bersalah, Naruto memiringkan kepalanya ke sebelah sisi sembari berkedip-kedip, '..ndak bunyi?' batinnya kebingungan.
Naruto mencebik dengan raut kesal, sekali lagi tangan kanannya terangkat tinggi-tinggi, siap terayun untuk memukul kepala Itachi dengan keras demi mengeluarkan suara yang diinginkan.
"Oii!!"
"Hey hey hey," Sasuke spontan menghentikan ayunan tangan Naruto sebelum kembali mendarat di kepala gondrong sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Boy
FantasyKenapa dia sangat imut? Terlebih senyumannya begitu menghangatkan hati, padahal tubuhnya bisa membekukan orang dalam sekejap -Uchiha Sasuke Dia sempurna! Menantu idaman yang sempurna!! Sasuke! Jangan coba-coba kau meninggalkannya! -Uchiha Mikoto Pem...