4

276 26 0
                                    

janlup vote.












"mommy, Rina pulang." - Rina

"mom, Jesa pulang." - Jesa

"kak, gue udah balik nih" - Tiyo

"eh, halo anak-anak mommy.. kangen banget loh mommy sama kalian. kalian ga pernah dirumah, mommy kesepian" keluh Sena dengan memeluk kedua buah hatinya.

"em.. kita juga kangen sama mommy." balas Jesa dan Rina

"kalo kangen ngapain lu pada kaga ada dirumah, hm?" sungut Tiyo

"iri bae! dasar kaga punya temen" ejek Jesa

"idih! gue gampar juga ya lo, dek." ancam Tiyo main-main

"gampar aja kalo berani!" - Jesa

"ogah gue, ntar tangan gue kotor megang pipi lu." - Tiyo

"bilang aja takut sama mommy, wle!"
- Jesa

"udah, udah. makanannya tuh, di meja makan." Sena berucap lalu berjalan meninggalkan ketiga anak Adam yang ada di ruang tamu

"iya, siap mommy!" Jesa dan Rina bersamaan.

💻

"gimana kabarnya, Yi?" tanya Rega

"baik." jawab Yina singkat. malas berbicara dengan ayahnya.

"masih marah sama papi?" tanya Rega, lagi.

"ya pikir aja sendiri!" lalu Yina beranjak ke kamarnya, karna sudah malas melihat wajah papi-nya lagi.

Juan menatap nanar kepergian Yina dengan sedikit menghentakkan kakinya menuju lantai dua rumahnya.

"pi, mi, Juan nyamperin Yina dulu ya."

"ga usah perduliin anak gak tau di untung kaya dia!"

"udah, pi. biarin aja Juan ngehibur adiknya. Ju, sana samperin."

"ya, mi."

lalu Juan meninggalkan kedua orangtuanya yang masih sibuk dengan makanannya, dan pergi ke kamar adiknya.

Juan mengetuk pintu kamar Yina dengan sangat lembutnya.

"Yi, gue boleh masuk?" tanya Juan dari luar kamar Yina

"hm" balas Yina dari balik pintu, lalu Juan masuk kedalam kamar adiknya. dan ia menemukan Yina sedang bersandar pada dinding dekat jendela kamarnya, dengan menatap kearah luar.

Juan mendekati Yina lalu memeluk adiknya dari belakang. menyadari apa yang dilakukan kakaknya, Yina pun membalas pelukan dari kakaknya, lalu terisak kecil di balik dada bidang Juan.

"udah, gausah nangis. ga cocok sama sikap lu yang songak kaya gini" Juan menepuk-nepuk punggung Yina dengan pelan dan penuh kasih sayang.

"gue emang gak tau di untung, ya kak? sampe sampe papa hampir bunuh gue waktu itu." Yina berucap, suaranya bergetar ketika berbicara. sesungguhnya, ia sedang menahan air matanya.

"ngga, Yi. udah ah, gue ga mau liat lo nangis kaya gini lagi. mending sekarang ikut gue, yuk!" Juan memulai untuk sedikit menghibur adiknya

"kemana?" tanya Yina

Sekretaris || JenRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang