Koalisi

1 0 0
                                    

Usai mengamankan taring dan puas melampiaskan emosi di dalam jiwa, Rumah Lek Panjalo kemudian menjadi tujuan, tidak ku kenal rasa lelah, bagi ku segera menyatukan taring ini ditubuh menjadi prioRitas utama.

Hampir menjelang sore aku sampai kesana, dan seperti yang ku katakan, belum juga ilmu itu sempurna, aku sudah berubah sikap, seakan jiwa ini bukanlah diri ku lagi. Lek Panjalo yang saat itu meminta sedikit waktu, langsung ku ancam dengan perkataan yang kasar, kadang aku binggung apa dia memang seorang dukun apa tidak, karna bagi orang yang memiliki ilmu kebatinan aku merasa dia hanya seorang pengecut.

Saat itu juga dia melakukan ritual dadakan, dan benar saja, entah bagaimana ceritanya taring itu hilang dari gengamannya, sesaat tubuh ku terasa nyeri tepat dibagian kiri. Sesuatu seperti menjalar dijantung ku, mata ku melotot menahan sakit, sebelum benda yang menjalar itu seperti berhenti disatu titik.

Aku masih terbaring, dan terkejut ketika Lek Panjalo menghujamkan parang besar tepat di kepala ku.

"Braaakkkk......." Parang tepat menghantam kepala ku, mata ku tertutup menahan rasa sakit, dalam hati aku merasa bodoh sudah mempercayai orang tua sialan ini.

"Ha.. Ha.. Ha.. Apa yang kau mau sudah kau dapat" Ucap nya yang langsung membuat diri ku membuka mata, benar saja parang itu tidak mampu meretakan kepala ku.

"Kau jangan senang dulu Jhony, ilmu itu belum sempurna tapi diri mu sudah kehilangan kendali" katanya kembali pada ku.

"Aku termenung, menyadari apa yang dikatakannya benar, maaf lek, benar yang Lek katakana" Jawab ku padanya.

"1 Syarat lagi, ajian itu akan utuh bersama mu, dan tidak akan ada yang bisa mngeluarkan taring itu dari tubuh mu, kecuali 1 pantangan itu kau langgar, sampai mati pun taring itu akan bersemayam di tubuh.

*****

*Sudah pak, sabar, sebentar lagi Rita juga pulang kok" terdengar ucapan Ibu Miharjo yang mencoba menenangkan suami nya. Emosi Pak Miharjo malam itu semakin menjadi, masih belum selesai penyesalannya dalam mendidik anak ke 3 nya Jhony, putri bungsu nya Rita tak ubahnya seperti kakaknya tersebut.

usianya baru 18 tahun tapi dia sudah mengarah ke pergaulan yang salah. Sudah 2 hari dia tidak pulang kerumah, tanpa sedikitpun kabar keberadaan. Wajar saja semua orang dirumah menjadi amukan Pak Miharjo yang cemas dan kesal akan kelakuan Rita. Jati diri, ingin diakui, dicap sebagai anak yang gaul pada masanya, membawa Rita dekat dengan pergaulan menyimpang, tak jarang tingkahnya membuat semua orang bergeleng kepala.

Hari itu sudah 2 hari dia tidak menampakan batang hidungnya, dan bukan hal yang pertama kali terjadi, namun perasaan seorang ayah kental terasa, dia merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi pada putri bungsunya.

Hutang budi dibalas body, itulah yang terjadi pada Rita, tubuhnya terikat, dia di sekap dalam satu kamar hotel yang gelap. Entah siapa yang tega melakukan itu pada gadis yang baru beranjak dewasa.

Sekalipun darah perawan memang sudah tidak menetes kala kejadian, namun bagi Rita diperkosa oleh seseorang yang tidak diketahuinya, sudah cukup membuat dia semakin jatuh ke dalam dosa terbesar dalam hidup.

*****

1 pribahasa menghiasi perjanjian 2 orang lelaki yang memiliki tujuan yang sama. Tentu saja Musuh dari Musuh Ku adalah teman ku, maka tak ada alasan menunda peperangan akhir.

"Mari kita hancurkan" Kata ku pada seseorang yang duduk didedapan ku.

Setahun lamanya menanti, Aku menemukan celah untuk membalaskan dendam ini, tentu saja DDjagat Sediro yang akan kembali menjadi aktor makar dalam menuntaskan akhir skenario.

Selama setahun aku hanya dapat memantau perkembangan kelomlok GS, aku tidak dapat mengembangkan sayap, apalagi berbuat banyak, karna memang status ku sebagai tersangka pembunuhan Cindy belum sepenuhnya tertutup.

Kapanpun kasus itu dapat bangkit dari kuburnya, dan siap mengembalikan aku kedalam dinginya jeruji besi. Aku hanya bsa memantau dan terus memantau. Sampai saat itu tiba, Usia DDjagat yang semakin tua membuat dia semakin tersingkir, malah beberapa bulan lalu apa yang ditakutinya menjadi kenyataan, dimana grombolan Robert nyaris saja mengulungnya dalam satu pertemuan.

Dan sejak saat itu Nama Djagat tengelam, sekalipun dia masih memiliki pengikut setia, tetap saja dia sudah tidak cukup kuat untuk menjungkalkan Robert. 2 kali dia mencoba melakukan pembalasan, 2 kali jua pasukannya dipecundangi Robert dengan sangat memalukan.

Skenario penyerangan telah dipersiapkan, hal utama dimulai dengan membuat teror kecil, sebagai sinyal warning kepada Robert. Berbekal orang orang setia DDjagat Sediro, dari situ pula aku berhasil mendapatkan informasi keberadaan 2 dari 3 orang bedebah yang membuat Cindy merengang nyawa.

Informan itu merupakan salah seorang yang pada saat kejadian jua melihat perlakuan Robert kepada diri ku, dan dari mulutnya, Aku mengetahui nama mereka ber 3 adalah Galang, Rimto dan Josep.

Untuk 2 nama pertama masih berkerja menjadi anjing anjing penjaga Robert di club malam itu, sementara untuk 1 bedebah lain yang bernama Josep, sudah 3 tahun meninggalkan tempat ini terangnya kembali.

Dan dari dia juga aku mengetahui amal mula penganiayaan itu terjadi, dimana Cindy mereka tuduh telah mencuri narkoba, namun tuduhan itu sebenarnya hanya bualan belaka, karna cerita sebenarnya malam itu mereka ingin bersenang dengan Cindy, namun Cindy menolak dan ingin pulang.

Singkat cerita mereka merasa tertipu karna telah memberikan Cindy narkoba, namun Cindy menghianati janji dengan tidak jadi bersenang bersama mereka, begitulah kisah asli yang ku dengar dari dirinya.

Mendegar itu membuat bayang kelam dalam hidup ku kembali hadir, dan malam itu juga aku menawarkan diri menjadi aktor utama, untuk menjadi komando pembantaian awal peperangan ini. Dengan ditemani 4 orang anak buah Djagat, kami berangkat menuju club malam yang penuh kenangan bagi ku, dan aku pastikan malam ini 2 dari 3 orang bedebah itu akan membayar mahal untuk semua yang telah mereka lakukan pada Cindy.

Jhony Si Anjing GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang