Bermodalkan sisa pasukan setia Djagat Sediro yang juga menyimpan dendam kepada Robert, perlahan namun pasti kekuatan pasukan tempur ku mulai terbentuk. Hanya saja, jangan sama kan diri ini dengan pereman berotot itu.
Keenceran Otak membuat kumpulan brandalan ini hidup dalam satu struktur organisasi jelas yang tumbuh pesat dikala itu, dalam sekejal pamor GS pun dapat ku tengelamkan, walau Robert belum dapat ku musnakan.
Perlahan identitas ini terkuak, tapi kekuatan uang membungkam segala, walau sempat kembali berurusan dengan pihak berwajib, aku dengan gampang melengang bebas dari segala tuntutan yang memang bukan aku lah pelakunya.
Dan saat yang dinanti pun tiba, aku mendapatkan lokasi pasti keadaan Robert, Hampir 10 mobil penuh pasukan terjun langsung bersama ku, sengaja ku lakukan hal itu, supaya tidak ada istilah dendam, namun semua akan mengarah kepada pemberitaan perebutan daerah kekuasaan.
Singkat saja seluruh anggota Robert tewas tertebas, kini hanya robert yang masih hidup bersembunyi dibalik salah 1 pintu kamar hotel berangka 24. Hanya sebentar pintu itu dapat memperpanjang nyawanya, sebelum para anggota ku mendobrak dengan paksa.
Salut!! Dia memang preman sejati, tidak sedikit pun dia terlihat takut akan keberadaan ku beserta berpuluh manusia bringas yang siap meratakan dia kala itu.
"Aku menyesal membiarkan dirimu hidup Jhony" Serunya pada ku.
"Ha .. Ha.. Ha.." Tawa ku pecah.
"Aku salut pada mu, kau memang preman sejati Robert" Balas ku berkata.
"Ok Robert, kau pasti tak akan dapat keluar hidup hidup dari sini, tapi biar semua tau betapa baik nya Jhony. Semuanya dengar kan, 1 lawan 1 Bila manusia ini bisa membunuh ku, kalian tidak boleh membunuhnya biarkan dia pergi dari sini" Ucap ku memberikan arahan.
Mendengar perkataan itu, semua pasukan terlihat bimbang, karna nama besar Robert sudah sangat dikenal saat itu. Banyak tatapan ragu dari mata mereka, bawasannya aku dapat membinasakan manusia binatang ini seorang diri.
Mereka takut pertarungan itu malah membubarkan kelompok yang sedang di masa jaya nya. Namun bagi seorang pria, perkataan haruslah dipegang, dikamar ukuran 6x6 meter kami selesaikan segala urusan itu.
Tidak seperti pertarungan sebelumnya Robert tidak lagi pertenteng membiarkan aku memukul nya. Dia malah langsung menghujamkan pisaunya pada ku, dan yang pasti terjadi kali ini dia tau aku bukanlah Jhony si anjing gila yang lemah seperti dulu kala.
Baru kali ini mungkin dia merasa gugup, karna menemukan lawan yang sepadan, aku tidak langsung mengeluarkan belati kesayangan ku, lama kami beradu tinju sebelum dia terkapar dan memohon ampun. Kali ini wajahnya penuh dengan darah, begitu pula diri ku.
Hingga saat yang dinanti tiba, belati pemberian Lek Panjalo lah penuntas segala, belati yang mampu menembus Ajian rantai babi yang dimiliki nya. Ajian yang lebih rendah dari apa yang melekat di tubuh ku.
"Croootttt.. Croootttt.. Croootttt.." Belati itu kutusukan berkali kali ketubuhnya, tanpa sadar aku menangis, mengingat kembali bagaimana Cindy mati ditangannya.
Singkat cerita dendam itu terbalas, namun belum akhir dari cerita, karna pihak kepolisian menjemput ku beberapa hari kemudian. Hanya saja kekayaan ku dan kesetiaan para pengikut, membuat anak buah yang ku miliki berani memasang badan mengantikan aku sebagai pelaku.
Hanya dengan bermodalkan menjamin keluarganya dan juga dalam 1-2 tahun aku berjanji untuk mengeluarkan dia dari dalam penjara itu.
"Maaf Om" Potong Galih berbicara
"Iya Galih" Jawab Om Jhony padanya.
"Lalu kenapa keadaan Om sekarang berbeda dengan cerita heroik yang baru aku dengar" Tanya Galih keheranan.
"Ha..ha..Ha.. Galih.... Kau benar benar sangat kepo, cerita ini masih panjang, Om mau pulang dulu, kasian tante mu bila harus plang malam. Sampaikan kepada pembaca, Om tunggu Like, Follow dan dukungannya, nanti kita akan ngopi lagi sambil om ceritakan kenapa om bisa menjadi pesakitan seperti ini" Ucap Om Jhony mengakhiri cerita itu .
"Mohon support dukungan ya pembaca, Kalau ramai saya lanjut"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jhony Si Anjing Gila
ActionPerjalanan seorang pria dalam mengarungi keras nya dunia Kriminal. Malam itu suasana sangat sepi dan hening, hewan malam seolah engan berkeliaran, tergemparkan pertarungan brutal yang segera berlangsung, duel maut bagi mereka para Gladiator. Seoran...