KEHARMONISAN

25 13 78
                                    

Assalamualaikum

03-KEHARMONISAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

03-KEHARMONISAN

Dengan tubuh yang lemas dan berat, Sarah menyeret ransel sekolahnya sembari menuju sofa yang melingkar di ruang tamu.

"Assalamualaikum,"

Salam Sarah di balas bersamaan oleh keempat kaka laki-laki nya. "Walaikumsallam,"

Salah satu dari kaka nya yang berada di meja dapur sontak berjalan mendekati Sarah, yang terduduk lemas di sofa.

"Gimana hari pertamanya?" Tanya cowok itu tegas.

"Yah, ga gimana-gimana," Sarah merenggangkan seluruh otot tubuhya.

"Capek ya? Nih minum," segelas jus mangga kesukaan Sarah yang berada di atas meja membuat suasana hati Sarah kembali bersemangat.

"Habisin," usapan lembut terasa di puncak rambut Sarah.

Cowok itu berdiri dan melangkah pergi menuju kamarnya di lantai dua.

"MAKASIH BANG!" teriak Sarah.

Cowok itu menghentikan langkahnya sejenak dan tersenyum lebar ke arah Sarah, ia lalu melanjutkan langkah nya kembali.

Damar Yudistira kaka nomor dua dari enam bersaudara, sifatnya yang hangat dan perhatian membuat Sarah selalu nyaman jika berada di dekat Damar. Saat ini Damar menginjakan kaki di sebuah universitas tinggi.

Dan yang masih duduk di sofa dengan penampilan yang bisa dibilang cukup berantakan dengan sifat yang sangat cuek dan santai. Ia adalah Ezio Garetta. Kaka nomor lima dari enam bersaudara, saat ini ia menduduki kelas 2 SMA.

Di hadapan Sarah terdapat dua kaka kembarnya dengan sifat dan kepribadian yang berbeda.

Ghani Ghazanvar, Kaka Sarah nomor tiga. Ia memiliki sifat cuek, dingin dan tenang jika bersosialisasi dengan orang lain. Tapi tidak dengan Sarah.

Di sebelahnya ada Ghava Ghazanvar, kaka Sarah nomor empat. Memiliki sifat yang terbalik dengan saudara kembarnya, ia lebih ceria dan humble kepada semua orang. Tapi, jika ia sudah memasuki mode marah, hancur sudah lawan bicaranya.

"Bang Zo, bang Yudha kapan balik?" Tanya Sarah, kepada Ezio yang sedari tadi sibuk memainkan game di ponselnya.

"Gatau," jawabnya cuek.

"Ah gajelas!" Sarah kembali menaruh gelasnya dan menyeret ranselnya menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Dih, ngapa dah tuh bocah,"

•••

"ASSALAMUALAIKUM! SARAH," teriakan Galang dan Satria menggema di seluruh penjuru rumah Sarah.

Berharap Sarah lah yang membuka pintu, namun Ezio lah yang membuka pintu rumahnya dengan wajah cuek nya.

"Gausah teriak-teriak lo pada! Gua cekek juga lo berdua," sentak Ezio.

"Yaelah maap bang," ujar Satria bersalah.

"Waduh, mamah kedatangan dua calon mantu nih" Sahut Ghava yang baru saja keluar dari rumah dengan Ghani.

"Calon mantu mata lo bang! Anak beruk kaya mereka mana cocok sama Sarah," celetukan dari Ezio sontak membuat hati Satria dan Galang terketuk kencang.

"Pada ribut kenapa sih?" Tanya Damar yang sudah siap berangkat ke kampus.

"Nih, babu-babu nya si Sarah,"

"Yee, sekate-kate lo bang kalo ngomong," ucap Galang.

"Bentar ya, Sarah lagi ngabisin sarapan," Damar berjalan menuju motor sport hitam miliknya.

"Gue duluan ya," perlahan motor sport Damar mulai menjauh dari pandangan mereka semua.

"Sarah mana sih bang?" Tanya Satria.

"Bang, bang, emang gue abang lo apa?"

"Yaelah bang Zo mah baperan, gitu doang marah,"

Dengan wajah cuek nya Ezio menyalakan motor sport hitam nya dan memakai helm full face-nya. "Sarah bareng gue,"

"Loh! Gabisa gitu dong bang," Elak Galang.

"Ya bisa lah, gue abangnya. Lo berdua siapa ngatur-ngatur!"

"Dih, PMS lo ya bang?" Tanya Satria dengan tawa kecilnya.

"Berisik lo berdua, mau telat ke sekolah?" Ancaman dari Ezio seketika membuat mereka teringat dengan jam masuk sekolah.

"Gue lupa!" Teriak mereka bersamaan, sambil berlari tidak karuan menuju rumah mereka masing-masing yang berada di kedua sisi rumah Sarah.

"SARAH! BURUAN,"

"Berisik amat sih, ni abang satu," cicit Sarah sembari menutup pintu rumah dan berjalan menuju motor Ezio.

"Udah kan? Gaada yang ketinggalan?" Tanya Ghava.

"Engga bang,"

Dengan kecepatan normal mereka berjalan membelah jalan menuju sekolah bersamaan, disusul Galang dan Satria.

•••

Kini mereka berenam sudah berada di parkiran sekolah tepat waktu.

"Untung ga telat lagi," Ujar Sarah yang sedang melepas helm full face-nya.

"APA! LO TELAT KEMAREN!" Teriakan histeris dari Ezio seketika membuat jantung Sarah berdegup sangat kencang, dan hampir lepas dari susunan organ tubuh.

Sarah yang keceplosan hanya tertawa kecil. "Hehe, maap bang gue lupa bilang,"

"Semua pasti karena dua keroco ini kan? Makanya lo telat!"

"Kita lagi, kita lagi," Galang dan Satria hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

"Udah kali Zo, pengalaman," Ghava merangkul bahu kekar Ezio.

"Ga gitu bang kalo di biar-"

"Tempramental banget sih lo bang, udah kaya emak-emak antri minyak aja," Ucapan Sarah berhasil membuat Ezio semakin naik pitam.

Namun amarahnya di tahan oleh Ghava, ia lalu mengelus pelan dadanya sembari menghembuskan oksigen beberapa kali.

"Untung gue baik,"

Ucapan dari Ezio berhasil membuat Galang dan Satrio tercengang. Hah?baik? Buta lo mata lo. Batin Satria.

"Mau nungguin parkiran?" Ujar Ghani yang sudah lebih dulu berjalan menjauh dari mereka.

"Woi, tunggu Ghan!" Teriak Ghava, ia melepas rangkulanya dan berlari mengejar Ghani.

Tatapan maut terpancar di kedua mata Ezio saat ini, mengisyaratkan kepada Galang dan Satria agar tidak macam-macam kepada adik kecilnya ini.

"Apa lo bang liat-liat? Nge gay lo?" Sentak Galang.

"Tch, amit-amit," Ezio menatap lekat mata hitam milik Sarah, "Belajar yang bener, gausah ikutin mereka berdua,"

"Iya bang,"

"Yaudah gue, ke kelas duluan ya," Ezio kembali menatap tajam mata kedua cowok yang berada di samping Sarah. "Gue titip Sarah,"

"Tenang aja bang, tanpa lo suruh juga kita bakal jagain Sarah kok," ujar Satria.

Gue bukan bocil lagi njir, Batin Sarah.

Sebelum guru BK paling killer menyambut mereka, alangkah baiknya mereka bergegas menuju kelas.

To be Continued......

DEAR SARAH [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang