Tangis laila pecah saat ia sudah berada di rumah,kini ia tengah berada di kamar dengan duduk di lantai memeluk kedua kakinya dengan sesenggukan akibat terlalu lama menangis.
"Aku bukan pembunuh,nek.."lirihnya.ia terus saja terbayang kala neneknya meneriaki bahwa dirinya itu pembunuh,ia tidak tahu lagi harus menjelaskan bagaimana lagi pada keluarganya itu.bunda datang dan langsung memeluk hangat putrinya itu sambil mengusap lembut kepala putrinya.
"Sayang,udah yah,jangan nangis lagi"ucap bunda berusaha menenangkan laila.namun laila semakin mengeraskan tangisnya.
"Aku bukan pembunuh,bun"lirihnya dalam tangis yang begitu keras.
"Iya sayang,kamu bukan pembunuh,kamu itu gadis baik baik,udah ya sayang"ucap bunda yang ikut menangis melihat putrinya itu menangis.
"Tapi,nenek selalu bilang,kalo aku,pembunuh,Bun"lirih Laila.ayah segera menghampiri mereka dan langsung duduk di depan Laila.
"Anak ayah gak boleh nangis,ntar cantiknya,ilang lho"rayu ayah mencoba untuk membuat Laila tersenyum,namun nihil usaha yang dilakukan ayah pun sama sekali tak berhasil.dirasa usahanya tidak berhasil ayah pun mengusap pipi laila yang dibanjiri dengan air mata,"maafin,nenek yah,nenek kaya gitu cuma emosi aja,sekarang kamu tidur,istirahat,kamu pasti capek nangis terus"bujuk ayah.laila menggangguk dan langsung berjalan menuju kasurnya yang di ikuti sang bunda,"Istirahat dulu sayang,bunda keluar dulu"lembut bunda seraya mengusap kepala ku.ayah dan bunda pun keluar dari kamar Laila dan Laila mencoba menenangkan diri perlahan ia menutup kedua matanya dan mulai terlelap.
• • •
Matahari mulai memancarkan sinarnya sehingga mampu membuat Laila terbangun dari tidur lelapnya.ia melihat jam yang ada di sebelahnya menunjukan pukul 7:15.ia segera bangkit dan langsung berlari menuju kamar mandi.
"Gue telat,bego"pekiknya seraya terus berlari menuju kamar mandi.Laila menuruni tangga dengan begitu tergesa gesa dengan pakaian seragam sekolah yang sudah rapi tas yang ia gendong dan rambut yang ia gerai seperti biasa.ia menyalami punggung tangan bunda lalu ayah berpamitan untuk pergi ke sekolah
"Ila pergi dulu ya bun,yah"pamitnya setelah menyalami punggung tangan orang tuanya itu.
"Iya hati hati,La"ucap bunda.laila pun berlari untuk pergi dari sana.
• • •
Laila menatap gerbang tinggi sekolah nya itu yang sudah dikunci dengan sendu.ia merutuki habis habisan dirinya sendiri.
"Bego banget,sih,Lo"makinya pada diri sendiri
"Lo,telat juga?"tanya seorang laki laki yang membuat Laila langsung menolehkan kepalanya
"Siapa lo"ketus laila.hari ini mood Laila benar benar berantakan.lelaki itu mengulurkan tangannya dan tersenyum manis jawab pada laila
"Gue,Adi,Adibgara Yohaga"ucapnya.laila pun menjabat tangan Adi sebentar dan mengenalkan dirinya pada Adi.
"Laila Ganeswara,lo bisa panggil gue Laila"ucapnya.
"Lo,telat?"tanya Adi
"Menurut,lo"ucap Laila masih saja ketus
"Ya,menurut gue lo telat"ucapnya dengan gamblang.
"Itu Lo tau,kenapa nanya lagi?,bikin mood orang rusak aja"kesal Laila
"Gimana,kalo lo ikut gue aja"tawar Adi.dahi Laila mengernyit bingung dengan ajakan Adi
"Lo mau ajak gue kemana,bolos yah"ucapnya
Adi menghembuskan napasnya dengan kasar
"Bego lo kelewatan "maki Adi
"Maksud lo apasih,pake ngatain gue bego lo,dasar monyet"kesalnya.lagi lagi Adi menghembuskan napasnya kasar melihat tingkah laila yang membego ini membuat Adi ingin menonjok nya.
"Gue gak ajak lo bolos yah,kita kan udah telag,bego"jelasnya pasrah,Laila hanya menyengir tanpa dosa.
"Oh,bilang dong,yaudah Lo mau ajak gue kemana?"tanya Laila.namun Adi hanya tersenyum simpul menatap Laila dengan tatapan yang tak bisa Laila jelaskan.
• • •
Mata laila terus saja memandangi tempat yang ia datangi bersama Adi tadi ia heran mengapa Adi membawanya ke tempat seperti ini kini ia beralih menatap Adi penuh tanya.
"Lo kok,bawa gue ketempat kek gini?"tanya Laila.namun yang ditanya hanyalah diam seribu bahasa,"terus ini tempat apa?,kok kaya gudang gak kepake sih"bingung laila.mata Laila seketika membulat karena orang orang berdatangan dari dalam,"Di,apa jangan jangan,lo mau macem macem ya sama gue"paniknya
"Masuk,kedalem!"perintah Adi.namun laila mengangkat kedua bahunya tanda kalau ia tak mau.
"Gak,gue gak mau,lo pasti mau macem macem kan?"sentak Laila dengan panik.
"Lo masuk,atau gue seret"ancam Adi tak kalah meninggikan suaranya.kini badan Laila bergetar hebat karena ia tak punya pilihan apa apa akhirnya ia menurut,ia masuk kedalem dan diikuti orang orang tadi dan Adi.
Setelah ia masuk ke dalam ia langsung disuguhkan dengan banyaknya alat alat perkakas yang membuatnya semakin takut.
"Di,lo gak akan macem macem kan?"tanya mulai merasa takut dan kini ia mengeluarkan air mata.
"Sorry la,gue cuma disuruh aja"ucapnya pelan.
Laila mendekat dan mulai menarik kerah baju Adi."bilang sama gue,siapa yang nyuruh Lo,hah"sentak ya dengan terus menarik narik kerah baju Adi hingga terhenti karena ia kembali ditarik dengan kasar oleh dua orang berbadan besar itu.
"PENGECUT,LO BANGSAT!!!"teriak Laila dengan kedua tangan yang di ikat.
"JANGAN TERIAK"teriak seseorang yang baru saja datang dan langsung mendekati laila dan diikuti oleh dua orang perempuan.
"Nina?"pekik Laila tak percaya yang ia lihat adalah Nina dengan kedua sodaranya sendiri.
"Kenapa?,lo kaget,gue bisa lakuin ini sama lo"ucap Nina dengan tersenyum remeh.
"Jangan bilang,ini semua kerjaan lo?"tanya Laila
"Kenapa,kalo lo bisa bunuh kakek,gue juga bisa bunuh lo"gertak Nina
"Gue bukan pembunuh..."sentak ya tak terima
"Terus,kalo bukan pembunuh,lo apa?"ucap dea-sepupunya,"masih belum sadar juga lo, lo itu pembunuh"sambungan
"Kalian tau apa hah,gue bukan pembunuh,gue gak bunuh kakek,LEPASIN GUE BANGSAT"ucapnya mulai berteriak.
PLAKK.
Satu tamparan mendarat begitu cepat di pipi mulus Laila,ia hanya bisa meringis sakit atas tamparan yang diberikan oleh Risa-sepupunya lagi.
"Berani lo teriak lagi,gue gak segan segan buat lo koma sebulan"ancamnya.
"Na,gue mohon jangan lakuin diluar batas sama Laila"mohon Adi berniat untuk membela Laila
"Jangan belain dia depan gue,lo gue bayar buat sakitin dia,bukan belain dia"ucap Nina membuat Adi kembali diam tak berkutik.
"Sekarang kalian,gue minta buat dia sakit,terserah kalian mau lakuin apa,gue cabut,dan lo Adi,Lo ikut gue pulang"ucapnya dan Adi hanya mengangguk lalu pergi bersama mereka bertiga.kini tinggal Laila dan ke empat preman suruhan Nina disana
"Kita apain nih bocah"ucap salah satu preman di sana,"kita apain aja asal dia ngerasa sakit"jawab salah satu dari mereka.dan salah satu preman menatapnya dari atas sampai bawah penuh nafsu dan ia mulai melepas jaketnya,kini Laila mulai takut,ketakutannya itu benar terjadi
"Jangan lakuin itu,sama gue,gue mohon"lirihnya saat preman itu mulai mendekat,namun preman itu semakin mendekat.
Dan dimalam itu Laila merasa hancur merasa kini dirinya hanya sebuah sampah,Ya,malam itu ia menjadi bahan gilir 4 orang sekaligus sebanyak 20 kali.
Dan kini hanya tuhanlah yang tahu bagaimana nasib Laila kedepannya.AGAK PANJANG NIH GAYS...
VOTE YA JANGAN LUPA SAMA KOMEN..BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT..
BAB SELANJUTNYA AKAN MULAI KONFLIK YANG SESUNGGUHNYA.....
SEEYOU....BABAY..
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BUKAN PEMBUNUH,NEK!
Teen Fictiontentang gadis cantik nan pemberani namun menyimpan banyak luka