HAPPIER THAN EVER
written by jungwonphile•••
CH 3 : AIDEN NOMOR SATU
Kata Gibran, adiknya itu aneh.
Seperti perpaduan antara singa dan kucing. Sikapnya berubah-ubah tergantung mood. Aiden sekalinya kesal semua hal dimata dia selalu salah, tapi kalau sedang kalem bisa membuat Gibran meleleh seperti mentega yang dipanaskan.
Bukan melebih-lebihkan karena memang itu faktanya.
Tapi ada kalanya, Gibran dibuat diam jika adiknya itu sudah serius. Meskipun Aiden mempunyai bentuk wajah yang lucu dan mengemaskan dia tetaplah laki-laki. Apalagi marahnya orang sabar lebih menakutkan.
Oleh karena hal itu, walau Gibran usil dan jahil dia tetap sadar batasan. Jika Aiden sudah merasa perbuatannya kelewatan maka Gibran akan berhenti dan meminta maaf── tapi karena Aidennya terlihat masih terima-terima saja ya sudah dia lanjutkan. Mau bagaimanapun dia adalah seorang kakak, sudah seharusnya menjaga dan memberi contoh yang baik.
Tapi yang bisa dicontoh dari Gibran itu apa sih? Selain usilnya.
Jika dibandingkan dengan Ethan, tentu Gibran adalah kebalikannya. Si sulung putra Delana Prambudi lebih rapi dan tertata dalam bertindak. Semenjak ia ditunjuk sebagai penerus perusahaan keluarga suatu saat nanti, segala sesuatu yang Ethan perbuat harus sesuai dengan tata krama. Sebab dia lebih sering ikut Delana dalam sebuah pertemuan antar kolega dan itu berarti ada mahkota keluarga yang harus dia jaga supaya tetap pada tempatnya── tidak ada satu orang pun yang berhak mencuri. Persaingan didunia bisnis itu nyata. Memang berat tapi sudah menjadi kewajiban yang harus Ethan tempuh selaku putra pertama.
Sebenarnya Ethan dan Gibran sama-sama masih duduk dibangku perkuliahan. Bedanya adalah Gibran mempunyai pekerjaan sampingan sebagai model, dari situ dia mendapat penghasilan sendiri. Tapi tentu Delana tetap mengawasi putra keduanya tersebut agar tidak sembarangan menjadi model sebuah majalah. Me- manage, mana saja yang boleh diambil. Walaupun masih model baru─ tanpa koneksi papa, Gibran sudah merasa cukup bangga kepada dirinya sendiri.
Kehidupan mereka itu penuh kemewahan turun-temurun. Terlebih setelah perusahaan diambil alih Delana sahamnya terus meningkat. Akan tetapi, Delana tetap mendidik anak-anaknya agar rendah hati dan selalu bersyukur, jangan menjadi manusia yang tamak.
Kembali lagi, memang Gibran diberi kebebasan untuk melakukan keinginannya tapi dia juga harus rela kalau Delana lebih memperhatikan Ethan yang memang jelas-jelas akan menjadi penerusnya── mengajari serta membimbing sehingga waktu yang mereka habiskan bersama lebih banyak, dan juga ayah tiga anak tersebut terkenal overprotective kepada Aiden si bungsu. Sering memanjakan Aiden.
Terkadang Gibran merasa seperti bayangan dari kedua saudaranya. Menjadi anak tengah itu tidak mudah. Namun, Gibran sadar baik Ethan atau Aiden mempunyai beban masing-masing. Maka ketika pikiran buruk mulai menghampiri Gibran akan cepat-cepat menepisnya. Menjadi orang tua tunggal tidak mudah. Delana sudah hebat bisa membesarkan mereka bertiga. Berusaha memenuhi tanggung jawab seorang ayah.
Lalu, bagaimana dengan Aiden. Apakah dia senang hidup menjadi bungsu?
Gibran menyudahi acara melamunnya ketika tak sengaja bertatapan dengan Aiden yang baru turun dari tangga. Wajah bantalnya beberapa kali menguap lebar dengan jemarinya yang menggosok mata. Diam-diam Gibran membuka ikon kamera. Tersenyum geli sewaktu di dalam video tersebut tak sengaja kaki Aiden tersandung karpet membuatnya hampir terjatuh apabila Dion tidak dengan sigap memegangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPIER THAN EVER [ RE-PUBLISH ]
Fanfiction[ ON GOING ] ╰➝Brothership, Familyship, Friendship.✧*。 "Punya temen good looking? halah udah biasa──" tags! ↝lokal ↝harsh words ↝narasi baku ↝fiksi ↝typo(s) cover by @jungwonphile since ²⁰²²