HAPPIER THAN EVER
written by jungwonphileCH 8 : TEKA-TEKI YANG MENGANGGU
Malam ini seluruh anggota Prambudi sedang berkumpul di ruang tengah. Delana masih memakai baju kantornya karena tepat setelah kepulangannya Aiden menarik tangannya untuk duduk bersama. Di meja ada berbagai bungkus makanan dan minuman, Delana tidak melarang selagi anak-anaknya masih menelan masakan yang sudah maid siapkan. Ethan sibuk dengan laptopnya, dengan kacamata yang membingkai dia terlihat sangat serius tapi masih menimpali celetukan adiknya.
Aiden tidur selonjoran, sengaja kakinya diatas paha Gibran. Minta dipijit sebab tadi dirinya harus jalan kaki. Anggap saja pembalasan setelah Gibran dengan kesadaran penuh meninggalkannya di indomaret.
“Pa Ai mau jadi seleb tiktok udah bikin akun,” ujar Aiden yang setengah wajahnya tertutup ponsel. Delana sudah hendak menjawab tapi Gibran lebih dulu bersuara. “Halah, kasian anak orang sawan liat muka lo. Benerin dulu nilai lo yang segede biji semangka itu.”
“PA LIAT TUH KAK GIBRAN RESE TERUS!”
“Udah udah kalian ini tiap hari berantem bikin kepala papa pusing.”
“Kaya nggak tau aja pa mereka tsundere nya kaya gimana. Berantem terus padahal kalau pisah bentar nggak bisa,” Ethan tersenyum menyahuti ucapan sang ayah. Lalu dia kembali melanjutkan tugasnya.
“Sok tau lo kak, kalau ada yang mau mungut Aiden ikhlas gue. Lagian dia dirumah cuma habisin nasi.”
“Ngomong sekali lagi gue lempar─” belum sempat Aiden melempar bantal sofa sudah dulu diambil oleh Delana, membuatnya cemberut merasa dibully. Dengan sebal dia menaruh ponselnya dan menarik kakinya, duduk mojok diujung sofa. Tangannya terlipat didepan dada.
“Udah jangan berantem lagi. Kemarin siapa yang nangis adeknya diculik? terus kemarin siapa yang rela bohongin papa ambil hp dikamar padahal tau kakaknya lagi dihukum?”
Mendengar itu sontak Aiden dan Gibran saling membuang muka. Wajah mereka sama-sama memerah pertanda malu. Gibran berdehem lalu pura-pura sibuk dengan membuka ponsel yang sejak tadi dia letakkan dimeja. Sedangkan Ethan terkekeh geli. Sudah tidak heran lagi dengan hal seperti ini.
“Apa sih papa,” celetuk Aiden lirih. Tangannya membuka bungkus wafer yang terdapat nama salah satu idol kpop. Sebuah ide terlintas diotaknya.
“Pa kalau Ai jadi idol kpop boleh nggak?”
“Yang ada baru debut sehari kamu udah hiatus kena skandal.”
Aiden kaget, mulutnya tergagap tidak sanggup membalas. Jika saja yang menjawab adalah Gibran dia tidak akan segan memukulinya hingga mampus. Tapi ini Delana sendiri yang menjawab.
Tangannya menyentuh dada merasa tersakiti, “Papa kejam lebih jahat dari ibu tiri!”
Sontak Gibran tertawa terpingkal-pingkal. Sangat puas melihat adiknya ternistakan. Apalagi sangat jarang Delana mengoda Aiden. Masih dengan tawa yang tersisa Gibran merubah posisi duduknya menghadap Aiden.
“Ketawa lagi gue potong kertas kertas nggak berguna lo itu!” ancam Aiden yang membuat Gibran seketika bangkit lalu lari menuju kamarnya tanpa berhenti tertawa. Tentu saja dia harus melindungi koleksi photocard nya.
Setelah menyisakan mereka bertiga, Delana merapikan poni Aiden yang berantakan. Tak sadar sudut bibirnya terangkat. Manik kembar Delana menatap si bungsu lama. Dia tidak menyangka anak yang dulu masih kecil dan sering terjatuh saat lari mengejar kakak-kakaknya sekarang sudah tumbuh dewasa. Setelah meninggalnya sang istri Delana cukup kesulitan membesarkan mereka. Namun, mereka bisa saling menjaga satu sama lain disaat Delana tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPIER THAN EVER [ RE-PUBLISH ]
Fanfiction[ ON GOING ] ╰➝Brothership, Familyship, Friendship.✧*。 "Punya temen good looking? halah udah biasa──" tags! ↝lokal ↝harsh words ↝narasi baku ↝fiksi ↝typo(s) cover by @jungwonphile since ²⁰²²